Part 3

106 6 2
                                    


Angin Berhembus dengan kencang membuat helai helai daun menari dangan alam. Manik mata hitam pekat itu merenung menatap rembulan malam yang penuh dengan angan. Itu memang sudah menjadi kebiasaan nya untuk selalu menatap langit malam dengan merenung berharap semua nya tidak terjadi. Kejadian di masa lalu selalu menghantui nya.

Entah kegilaan apa yang telah terjadi padanya sehingga ia mencintai seseorang yang hanya ingin mengetahui sifat Thalia dengan cara berhubungan dengan Thalia padahal saat itu Thalia benar benar mencintai orang tersebut dan pada akhirnya orang itu meninggal kan Thalia.

Dingin nya angin yang menjadi jadi karena memang hampir tengah malam membuat Thalia masuk kedalam rumah dan duduk di sofa ruang tv. karena ia mulai bosan, ia pun mengambil remote tv dan langsung menekan tombol yang berwarna merah.

Saat ia menonton tv dan saluran berita itu sedang membahas tentang pengusaha kaya raya yang lagi naik daunnya. Yang pasti menjadi berita trending topic yang sedang di incar para wartawan. Pria yang menjadi para incaran wanita tersebut ternyata sedang menggandeng tangan seorang wanita yang sama sama mempunyai martabat dan selalu menjadi incaran para laki-laki.

Thalia memang tidak suka membaca ataupun menonton berita tidak penting, itu menurut nya. Tapi yang membuat Thalia menonton berita itu karena pria yang sedang menggandeng seorang wanita tersebut adalah laki laki yang dimana ia pernah bertabrakan dengan pria itu dan juga pria itulah CEO yang mempekerjakan sahabat nya.

Jika tidak salah namanya Arkan smith. Thalia tau namanya karena waktu itu ia melihat nama yang tertera di meja sang CEO.

Katanya CEO dingin, dan kejam tapi kok jalan sama wanita pula apalagi wanita itu teman ku. Batin Thalia. Thalia pun tersenyum sinis.

-------------

Arkan PoV

Ini yang aku benci, di kerumunan para wartawan. Tapi tidak masalah jika aku sedang berada sendirian, tapi sekarang aku sedang bersama seorang wanita entah siapa dia aku tidak kenal. Mom yang meminta ku pergi jalan dengan wanita ini tapi aku tidak menyukai nya. Ok jujur saja dia cantik dan sexy, tapi ia tidak menarik perhatian ku. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin agar aku terlihat bahagia bersama wanita ini agar mom bahagia, padahal disisi lain aku benar benar muak dengan semua ini.

Aku tau kenapa mom ingin aku jalan dengannya itu karena ia ingin aku mempunyai pasangan di umur ku yang baru 29 tahun dan ia ingin agar cepat cepat aku menikah dan memberikan ia seorang cucu yang lucu. Tapi aku selalu saja mengelak dengan itu semua dengan cara halus, seperti aku sedang sibuk sibuknya dengan kerja, tidak ada waktu, ada meeting dan berbagai cara aku lakukan agar mom tidak membahas pernikahan. Memang benar bahwa aku kasihan melihat mom yang selalu saja sedih jika aku terus terusan menolak untuk menikah, sebenarnya aku tidak mau menikah karena memang aku belum mencintai seseorang dan juga belum mendapatkan pilihan yang terbaik untuk ibu dari anak anak ku.

Melihat para wanita yang berusaha menggoda ku dengan cara berpakaian minim tidak membuat ku bergairah tapi malah muak dengan mereka, mereka sama saja dengan jalang yang tidak tau diri.

Aku ingin wanita yang mandiri, berpendirian, teguh, ulet, tegas, pandai menggunakan senjata, lucu, pintar dan juga harus bisa membuat ku tertarik padanya bahkan untuk bisa mencintai nya dalam jiwa dan raga. Tapi aku rasa wanita seperti itu tidak ada di dunia ini kecuali ibu, adik dan kakak ku itu yang sangat ku sayangi.

Aku mempunyai kakak perempuan dan adik laki laki dan adik perempuan . Ibu dan ayah adalah motivasi untuk hidup, mereka sangat menyayangi ku dari kecil hingga sekarang.

Drrtt.. Drrtt..

Handphone ku berbunyi dari saku celanaku bertanda ada panggilan  masuk, tak menunggu lama aku pun langsung mengambil nya dan menekan tombol hijau..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Desire of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang