DD~2

36 4 4
                                    

Tak pernah terpikir oleh Dara, dia harus kembali bertemu dengan makhluk bernama Dimas.

Ya, makhluk yang berusaha dia hindari. Dara merasa jika bertemu dengannya hari-hari Dara akan sial.
Dara begitu membencinya dari awal mereka jumpa.

Dara pun tidak tahu mengapa dia bisa membenci makhluk abstral bernama Dimas itu, padahal mereka hanya baru berjumpa 3 kali saja. Namun, rasa benci itu seperti sudah dibangun sejak lama.

Dara tidak semudah itu untuk membenci orang, tapi ini lain saat dia bertemu Dimas.

××××××××[©]××××××××

"Kalian pesan apa?? biar gue yang pesan" tanya  Velly pada sahabat-sahabatnya

Ya, sekarang Dara sedang berkumpul dengan para sahabatnya di Lataria Coffee setelah berkutat dengan soal-soal quiz yang diberi dosennya tadi.

"Gue pesan Frappuccino sama cheesecake" jawab Dara

"Gue Macchiato, kalau Muti biasanya Matcha latte, kan mut?" pesan Ghea yang disertai anggukan oleh Muti.

"Oke,kalau gitu gue pesan dulu"
.
.
.
Velly datang dengam membawa nampan penuh dengan pesanan mereka. Ya, disini para pelanggan memesan dan langsung mengambil pesanannya.

"Ohya, btw kalian tau gak gue semalam ketemu sama siapa?" ujar Dara mengawali pembicaran.

Ghea menautkan kedua alisnya "Lah, emang lo ketemu sama siapa?"

"Kalian ingat gak cowok yang jatuhin mangkuk bubur gue di taman kemarin?"

"Ohh, sicowok ganteng itu? kalau itu mah gue ingat" balas Velly sambil senyam-senyum.

Dara langsung menjitak jidat Velly "Yee, cowok ganteng aje yang lo ingat"

"Aduhhhh, sakit tau ra, nanti kalau jidat gue jadi lebar gimana? gak ada cowok yang mau nanti" rengek Velly sambil memasang muka bersungut-sungut

"Habis lo sih mikirnya cogan mulu, gue rasa otak lo udah terkontaminasi sama cowok" giliran Muti yang angkat bicara

"Iyaiya salah mulu gue"

"Oke udah, semalam gue ketemu tuh cowok. Kalian tau kan gimana keselnya gue sama dia. Dan yang lebih parahnya lagi, dia itu anak om Herlambang temen bokap gue. Semalam om Herlambang datang kerumah gue, anaknya nyusul. Eh, waktu gue lihat tuh cowok ngeselin yang datang"

"Ohya?? jangan-jangan kalian jodoh lagi. Serasa kayak dunia sempit amat sampai bisa jumpa lagi. Udah gitu anaknya temen bokap lo lagi" ujar Muti

"Jodoh? amit-amit deh gue. Gak sudi. Mukanya tuh nyebelin banget, jangan sampai ya Allah jangan sampai" rutuk Dara gak terima dengan omongan Muti

"Ehh, gaboleh ngomong kayak gitu entar jodoh beneran loh" balas Velly sambil cekikikan

Dengan muka gak terima "Rese lo yaa, pokoknya gue gak mau jodoh sama dia!!"

"Yaudah, gak usah marah gitu dong. Dara sayang jadi jelek tau kalau mukanya kayak gitu" rayu Ghea sambil menguyel-uyel pipi Dara dan disertai cekikikan Velly dan Muti

"Btw, nama tuh cowok siapa? pasti lo udah kenalan kan?" kini giliran Muti yang bertanya pada Dara

"Siapa ya? lupa gue.. Gue ingat-ingat dulu"

"Ya ampun, segitu bencinya lo sampai lupa sama namanya padahal baru semalam kenal"

"Yaa, biarin dong.."

Dara mengingat-ingat nama tuh cowok ngeselin..

Flashback on

"Ngomong-ngomong anak om sepantaran kamu juga lho, umur kamu berapa Dara?" tanya om Herlambang

"20 tahun om"

"Anak om 25 tahun, namanya Dimas Erlangga Bagaskara. Dia juga akan datang kesini nanti,cuman agak terlambat,barusan dia ngabari om ada keperluan mendadak"

Flashback off

"Gue ingat, namanya Dimas. Dimas Erlangga Bagaskara"

"Dimas? keren juga tuh nama. Ada nomor kontaknya gak lo?" ujar Velly dengan penuh semangat

"Gak punya! nengok muka dia aja gue udah males. Gimana pula bisa punya kontaknya. Lagipula gue ogah berhubungan sama dia"

"Yee, kan mana tahu loh Dara kusayang"

.
.

<<<<<<>>>>>>>

Drrrrtttt...Drrrtt.....Drrrrrtttt.....

Hp Dara bergetar didalam tasnya.
Dia pun menghentikan mobilnya di pinggir jalan.

Nomor tak dikenal? siapa ya? apa Velly? ahh, jawab aja deh-batin Dara

Setelah bergetar cukup lama Dara pun mengangkat sambungannya.
"Hallo."

"Hallo, apakah ini Dara?"

Suaranya seperti suara cowok, ehh Dara bego itu emang cowok-batinnya

"Iya ini Dara, kamu siapa ya?"

"Ini aku Dimas, masih ingat gak? yang semalam.. Anaknya pak Herlambang"

Tuh cowok ngapain nelfon gue? btw, dapat kontak gue darimana ya dia?-batinnya

"Ohh, elo. Dapat darimana lo kontak gue?"

"Ketus amat sih jawabnya, tadi aja pake kamu-kamuan"

"Gausah banyak omong deh lo, cepetan jawab!"

"Gue dapat kontak lo dari bokap lo. Gaboleh ya?"

"Kurang ajar banget lo minta kontak gue gak bilang-bilang dulu"

"Gaboleh gitu gue pengen dekat sama lo?"

"GAK!!"

"Ketus amat si, btw besok lo ada acara gak jam-jam 8 malam?"

Yee, ni cowok dibilang gak boleh dekat kok malah nanyak ada acara gak sakit jiwa-batin Dara

"Kenapa emangnya?"

"Gue mau ngajak lo keluar besok, gue udah ijin juga ke bokap lo"

"Apa?? lo ijin ke bokap? gila lo yaa, gue belum ada bilang mau. Pasti bokap bakal maksa gue ni, rese lo yaa" kesal Dara

"Gue tahu pasti lo bakal nolak gue, makanya gue ijin ke bokap lo dulu. Oke, sampai jumpa besok malam Dara sayanggg"

"Ehh anju, jangan ditutup..." ucapan Dara terhenti saat menyadari sambungan telah diputus sepihak.

"Arrggghhhhh, sebel gue sama loooooo!!" geram Dara sambil mengacak-acak rambutnya frustasi

"Awas aja loo..." ucap Dara sambil menunjukkan senyum liciknya
.
.
.
.
.
.
Akhirnya bisa update juga,
Maaf ya guys, lama gak update..
Maklum aku ngetik cerita ini dari hp. Laptop aku masih disekolahkan, dan belum tau kapan tamatnya.
Semoga kalian suka ya sama kelanjutan Dara & Dimas.
Maaf kalau ceritanya gaje dan agak absurd gitu..
Kalau udah baca jangan lupa vote dan comment ya guyss...
Love you...

Juli Natalia
Penulis yang kecapekan ngetik dari Hp

Dara & DimasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang