3

53 8 0
                                    

Pagi itu, jelas sekali berbeda dengan pagi yang biasanya. Lihatlah, Liona berjalan begitu semangat di atas trotoar, langkah kakinya menuju ke sekolah tercintanya. Tak lupa ia juga bersenandung, JAZ- Dari Mata

"Matamu Melemahkanku

Saat Pertama Kali Ku Lihatmu

Dan Jujur Ku Tak Pernah Merasa

Ku Tak Pernah Merasa Begini

Oh Mungkin Inikah CintaPandangan Yang Pertama

Karena Apa Yang Ku Rasa Ini Tak Biasa

Jika Benar Ini CintaMulai Dari Mana

Oh Dari Mana

Dari Matamu MatamuKu Mulai Jatuh Cinta

Ku Melihat MelihatAda Bayangan

Dari Mata Kau Buatku Jatuh

Jatuh Terus Jatuh Ke Hati

Dari Matamu MatamuKu Mulai Jatuh Cinta

Ku Melihat MelihatAda Bayangan

Dari Mata Kau Buatku Jatuh

Jatuh Terus Jatuh Ke Hati


Matamu Melemahkanku

Saat Pertama Kali Ku Lihatmu

Dan Jujur Ku Tak Pernah Merasa

Ku Tak Pernah Merasa Begini

Oh Mungkin Inikah CintaPandangan Yang Pertama

Karena Apa Yang Ku Rasa Ini Tak Biasa

Jika Benar Ini CintaMulai Dari Mana

Oh Dari Mana

Dari Matamu Matamu

Ku Mulai Jatuh Cinta

Ku Melihat MelihatAda Bayangan

Dari Mata Kau Buatku JatuhJatuh Terus Jatuh Ke Hati

Dari Matamu MatamuKu Mulai Jatuh Cinta

Ku Melihat MelihatAda Bayangan

Dari Mata Kau Buatku JatuhJatuh Terus Jatuh Ke Hati"

"pagi yang indah Liona, semoga harimu menyenangkan...!!!" teriak Liona, sambil merentangkan tangannya.

"berisik lo Rahut.." ucap seseorang. Liona pun memutar kepalanya dengan cepat ke arah sumber suara.Ternyata dia Fiqran.

"yaampun, barusan juga gw mohon, semoga hari gue menyenangkan, masak langsung ketemu jenglot" batin Liona. "bodo ah,, abaikan aja,, gue nggak mau ngancurin mood gw di pagi yang indah ini." Liona pun kembali melanjutkan langkahnya. Karena merasa diabaikan, Fiqran pun mengejar Liona.

"woi,, Rahut... yaelah,,, Kacang Mahal Oooiik,... Rahut.. yak,, tungguin gw kek. LIONA..!!!!! "

"iiissssshh..!!! apaan sih lo,, berisik tau nggak, mau gw sumpel mulut lo pakai batu? Hah?!"

"nah gitu dong, tungguin gw,"

"siapa suruh lelet kayak siput, Tinggi tu ke atas bukan ke samping. Xilem aja yang di gedein floemnya nggak."

"njir, lo kalau ngomong suka benar ya, nyelekit lagi.eh, gw mau komplain, gue nggak gendut ya, cuman berisi aja."

"yang bilang lo gendut siapa? Udah ah, lo ngeselin, males gw ketemu sama lo, sana lo, jangan deket-deket gw, 2 meter dari gw."

"di kira gw virus" gumam Fiqran.

"iya, lo virus, yang sangat-sangat bangetnya, gue benci,.." ucap Liona dan berlalu.

"awas ntar JATUH CINTA SAMA GUE LOO..!!!" teriak Fiqran. Liona yang mendengar meletakkan jari telunjuknya dikening dengan posisi miring. "dasar sarap"

"Fiqran sialan, hancur deh mood gw, aahh...!!!!!" Liona pun menendang apa saja yang ada di depannya. Dan sialnya ia menendang batu,yang langsung saja terlindas ban sepeda, yang membuat penggunanya terjatuh.

"Omaygat"pekiknya,sambil menutup mukanya. "yaallah,, gw nggak mau masuk penjara, gara-gara keselamatan pengguna jalan terancam sama gw. ETA TERANGKANLAH.!!!"

"Yaampun, kak,,, maaf gw nggak sengaja kak, yaallah,, ada yang luka nggak, ayok gw bantuin kak" ucap Liona. Si pengguna sepeda pun menoleh pada Liona.

Jleb,... "anjir,,,!!!! Demi jenggot Neptunus. Omaygat.. ini namanya Dewa yunani nyasar, yallah, gw lupa ngedip, gw lupa napas, ini gimanaaaa.!!!"

"Dek..??" Liona, benar-benar tak bisa bergerak, asli seperti patung.

"Dek?? Halo?? Kamu nggak apa-apakan??"

"yaalah,, gw,, kok nggak bisa napas,, ini gimana cara napasnyaaaaaaa....!"

Karena cemas, si pengguna sepeda pun mencoba untuk menepuk punggung Liona, itu semata-mata ia lakukan karena Liona tampak tak bisa bernapas.

"hahhh....hah..hah..." Liona langsung memegang dadanya.

"kamu nggak apa-apa kan?" Liona pun mengangguk.

Si pengguna sepeda pun, mengambil botol minumannya. "nih, minum dulu dek.." sambil menyodorkan botol air minum pada Liona. Liona pun mengambilnya.

"Makasih kak,"

"iya, sama-sama.. Kamu punya penyakit jantung?"

"hehe,, nggak kok kak, tadi itu cuman shock aja, makanya lupa cara napas."

"oooh,, kirain."

"iya kak,, oh ya,, maaf ya kak, udah bikin kakak jatuh."

"nggak apa-apa kok, dek. Lagian nggak luka juga." Ucap Si pengendara yang tak lain dan tak bukan adalah Bintang Aldebaran. Liona tersenyum malu-malu menatap sosok yang ada di depannya ini.

"eh,, ini botol minumnya kak.." ucap Liona sambil menyodorkan kembali botol minum tersebut.

"kamu pegang aja dulu botolnya ya.. yaudah, kakak pergi dulu ya" ucap Bintang. Liona pun mengangguk dengan semangat.

Liona pun mempercepat langkahnya menuju sekolah, ia tak sabar untuk bertemu dengan sahabatnya. Mulutnya sudah gatal ingin menceritakan kejadian hari ini kepada mereka.

StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang