5

60 8 2
                                    

Bel menandakan masuknya jam pelajaran ke-4 pun berbunyi. Liona CS pun kembali masuk kedalam kelas masing-masing.

Saat jam pelajaran ke-8 dan ke-9 harusnya kelas Liona belajar Fisika,tapi karena Senin depan pelaksana upacaranya adalah kelas Liona, jadilah hari ini mereka latihan di jam terakhir. Karena guru fisika mereka merupakan wali kelas mereka juga.

"Liona, lo baca pembukaan undang-undang dasar yah." Ujar ketua kelas.

"Ogah,gw alergi jadi pusat perhatian, gue mainin pianika aja" jawab Liona.

"Yaudah,serah lo deh"

"Liona, lo beneran yakin mainin pianika?" tanya Icha.

"ya nggak lah, mana mau gw." Jawab Liona.

"lah, terus??"

"itu namanya alibi cha, kan bisa gw bilang pianika gw nggak ada, pianika gw ilang, atau nggak di pinjem saudara. Selesai deh."

"iihhh... lo kerjaannya apaan sih? Di suruh ini nggak mau, disuruh itu nggak mau, kerjaannya nulis puisi,kalau nggak coret-coret buku nggak jelas." Omel Icha.

Kebetulan Liona memang sedang menulis di buku catatannya.

"Bodo ah, gue dulu kan nggak minat masuk sini,nggak minat ambil jurusan IPA. Siapa suruh maksa gw, ngelakuin hal yang nggak gw inginkan." Jelas Liona.

"kalau gitu, ngapain pas lo tes masuk sini, malah jawab yang bener-bener."

"omaygat,, gue nggak tau, gue udah sengaja nggak ngafalin apa-apa. Tapi tetap aja gue lolos tes. Emang dasarnya gue pintar.Malah gue nggak di bolehin daftar di sekolah lain,selain disini."jawab Liona.

"woi... LIONA..!!" teriak Arkan.

"apa lo??!" jawab Liona.

"catatan fisika gw mana?"tanya Arkan.

"nih, dalam laci meja gw."

"bawa sini."

"nggak ah, gue mager, ambil aja sendiri."

"ya elah,, udah minjem,nggak tau diuntung lagi." Oceh arkan.

"Liona, tumben lu nyatat?" itu suara zaki, temannya Liona yang duduk di depan kursinya.

"iya dong, baru tau lu kalau gue tu naks rajiennn.."

"iiieewww,, alay deh lo. Biasanya juga nggak ada nyatat." Sambung Icha.

"gini nih, orang-orang cem kalian nih, adalah orang-orang yang baca koran sobek...." melihat Liona mulai memberi penjelasan,membuat zaki dan icha menyimak dengan seksama.

"kemaren tuh, ada yang bilangin ke gue, kalau lu catat tugas-tugas fisika yang kemaren di kasih ibuk. Lo bakalan dapet poin 20. Lumayan kan??" jelas Liona.

"guna poinnya apa?" tanya icha.

"gunanya, itu bakalan nambah nilai ulangan lo yang nggak tuntas, misalkan nilai ulangan lo 60, di tambah jadi 20. Tuntas deh nilai ulangan lo."

"lah,,,?? Masak sih?? Gue nggak denger kalau ibuk bilang kayak gitu." Jawab Zaki.

"lo denger nggak cha?"

"nggak, yang ada ibuk nyuruh bikin tugas doang, nggak ada poin-poin kayak begitu." Jawab icha.

"omaygat, mungkin lo berdua pada nggak konek waktu itu... makanya nggak denger."

"emang siapa yang bilang Na?" tanya Icha.

"gue nggak inget siapa yang bilang, tapi tu orang ngomong di depan gw."

"woiii..!!! teman-teman..!!!! ada yang denger ibuk ngomong, kalau bikin tugas yang kemaren itu dapat pon 20 nggak??!!" teriak Zaki.

"ngggaaaaaaaaaaaaaak,,,,,,!!!"

"nah,, tuh... lo aja yg denger na, kita mah nggak." Ucap zaki.

"iiihhh,, gw seriusan tau, lo pikir gw mau susah-susah gini nyatatin soal yang panjangnya lebih panjang dari meteran??"

"hahah,, ya deh,, gw percaya sama lo Na, di kelas kita jumlah muridnya 34 ya Na, bukan 33." Ledek Zaki.

"asem lu..!! gw seriusan ada yang ngomong kayak gitu."

"iya.. iyaa.... kapan-kapan lu kenalin ke kita-kita teman lo ya,,," timpa Icha.

"hahahaha..." tawa Zaki dan Icha.

Liona yang kesal pun pergi meninggalkan mereka berdua. Namun, Icha ikut mengejar Liona.

"ngapain lo ngikutin gw?" ucap Liona

"emang nggak boleh?"

"ditanya,malah balik nanya.."

"yaampun neng... lagi PMS ya? Bawaannya marah mulu.." goda Icha.

"tauukkk... ngapain sih lo colek-colek gw? Dikira gw sabun colek apa." Sungut Liona.

"na, mending lo noleh deh,,, naa... iihh.. ona..." pinta Icha namun tak di gubris oleh Liona, Icha yang kesal segera memegang kepala Liona dan memutarnya menghadap ke sebelah Kiri.

Lihatlah, ekspresi Liona sangat mengesankan, terlihat lucu dan konyol secara bersamaan, matanya membulat dengan mulut yang sedikit terbuka.

"tadi, gw suruh noleh nggak mau, giliran tau itu si prince charming, eh malah lupa nafas segala." Oceh Icha.

"lo nggak bilang itu kak Bintang, ya mana mau gw noleh." Jawab Liona.

"eh tapi na, gw heran deh, kok lo bisa sampai suka beneran sama kak Bintang? Padahal waktu gw bilang awas lo naksir Cuma becanda doang."

"gw tau kok lu becanda waktu itu,nggak tau lah cha, gw juga nggak paham. Padahal gw nggak tau apa-apa tentang dia."jawab Liona.

"hmmnn,, kyaknya nggak sekedar naksir nih, tapi cinta beneran ya Naaa..."

"mungkin, tapi gw nyesel sih, baru tau dia di semester 2 kelas 11 ini, yang artinya gw nggak punya banyak waktu buat liat dia, yang bentar lagi juga UN dan minggat dari sini..."

"siapa suruh lo orangnya ketutup banget dulu? Masa bodo sama lingkungan?"

"gw punya alasan untuk yang satu itu cha... udah sana lu, bel pulang udah bunyi, katanya mau latihan upacara..." Liona enggan membahas masalah yang menyangkut,mengapa ia bertingkah tidak peduli dengan lingkungan. Bukan, bukan ia tak peduli ia selalu mengamati apa yang ada di sekitarnya, hanya saja jika itu menyangkut hal penting tentang hidupnya, seperti sahabatnya. Ia begitu sangat mempedulikan mereka. Jika ditanya solidaritas, ia sangat memprioritaskan sahabatnya lebih dari apapun.

"iya,, yaudah gw latihan dulu ya, awas lo ngelamun, ntar kesambet setan baru tau."

"dari tadi juga gw udah kesambet sama setan, ngobrol malahan.."

.

.

.

Hello readers, makasih yang masih setia menunggu kelnjutan cerita ini. Maaf aku slow update, dan cerita ini masih dibagianpengenalan ya, harap dimaklumi. Jangan lupa tinggalkan jejak dan komentarnya. Thankyou so much...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

StalkerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang