#Always [Minyoon]

2.9K 318 27
                                    



Always

A Fanfiction

Disclaimer

Original By Chanie

Don't Plagiarism!!

-Oneshoot-

T

-

-

Enjoy!

-

-

"Jimin?"

Pemuda cantik itu memanggilnya, memanggil kekasihnya Jimin yang entah ke mana.

"Jimin?" Panggilnya lagi.

Matanya setengah mengatup, tanda dia masih mengantuk. Hari ini mata hari belum terbit. Cakrawala masih sempurna gelap dengan bulan penuh di langit musim gugur. Pemuda itu mengusap matanya beberapa kali sembari celingukan ke kanan-kiri, mencari kekasihnya. Kekasihnya itu tidak ada di sebelahnya—dia terbangun karena merasa dingin. Hangat tubuh kekasihnya biasanya menyelimuti seperti malam-malam sebelumnya.

Pemuda cantik itu masih mencarinya. Sesekali ia menguap. Dengan matanya yang sedikit berkabut itu dia masih melangkah. Piyama tidur biru tua kesayangannya sedikit lusuh. Sudah dia pakai tidur tadi.

Klakk..

"Jim?"

"Oh, hyung.."

Ketemu. Kekasihnya sudah dia temukan. Di studio kecil dalam apartemen mereka. Pemuda itu dan kekasihnya tidak bisa jauh dari studio. Mereka butuh studio setiap saat. Mereka musisi. Tahu Bangtan? Itu nama grup mereka.

Benar, ini adalah musim libur sebelum memulai tur padat mereka. Setiap libur, mereka biasanya akan pulang—khusus pasangan kekasih ini, mereka memilih untuk pulang ke apartemen pribadi mereka jika tidak kembali ke kampung halaman.

"Sedang apa?" Pemuda itu bertanya, sejenak melirik jam dinding di sudut ruang.

Jimin, kekasihnya menjulurkan lengannya, melambai untuk memintanya mendekat. Pemuda itu pun menurut, berjalan mendekat hingga kedua lengan kekasihnya sudah melingkar di pinggangnya. "Ini masih malam."

"Menyelesaikan laguku." Jimin menoleh sekilas untuk memperlihatkan kertas-kertas penuh tulisan tangannya. "Aku tidak ingin terjebak deadline lagi."

"Tapi ini masih pagi, Jimin." Pemuda itu merenggut. "Aku terkejut kau tidak ada di sebelahku tadi."

Jimin tersenyum lebar, tertawa pelan sebentar lalu menarik kekasihnya untuk lebih dekat. "Maaf, aku mengganggu tidurmu, ya?"

Pemuda itu hanya mencebik. Matanya setengah terpejam. Jimin melihat itu pun terkekeh lagi. Lucu, tapi cantik. Jimin suka.

"Ahh, aku akan kembali tidur sebentar lagi. Kau tidurlah dulu, hyung." Tapi kekasihnya itu menggeleng. Mencebik lagi dengan bibir tipisnya yang mengerucut.

"Tidak mau. Malam ini dingin."

Jimin tertawa lagi. "Aigoo..."

Jimin pun menarik kekasihnya lebih dekat—lagi. Kali ini memintanya duduk di pangkuannya. Dadanya menempel lekat dengan punggung kekasihnya. Jimin mengecup singkat tengkuk pemuda itu sebelum memutar kursinya menghadap meja kerjanya.

FirmamentWhere stories live. Discover now