#Jimin Galau

1K 107 10
                                    

JIMIN GALAU

ORIGINAL BY CHANIE

Cerita ini hanya seputar kegalauan Jimin. Jika kalian tidak menyukai cerita dengan banyak narasi, tidak disarankan untuk membaca. Jika masih ingin baca, semoga...




ENJOY!






Park Jimin hari ini galau.

Park Jimin galau karena sesuatu yang baru saja diberitahukan oleh Bang PD nim padanya. Sesuatu yang membuat dia entah berapa kali menghela napasnya. Dia galau, tidak tahu harus bagaimana.

"Aku pribadi menyetujui jika kamu ingin ikut bermain, Jimin." Bang PDnim dengan santai menunjukkan persetujuannya. Tidak tahu saja Jimin sedang sibuk dengan pikirannya.

"Ini kesempatan bagus untuk mengembangkan bakatmu," ujar Bang PDnim lagi.

Jimin hanya menatap lembaran kertas itu dengan termanggu. Dia tidak ada niat untuk menyahut, masih sibuk galau, masih bingung. Bang PD nim mungkin menyadari itu, dia memberikan Jimin waktu senyap tanpa berkomentar apapun. Kim Namjoon yang ada di sebelahnya lebih sadar akan itu. Jimin yang diam begini pasti sedang memikirkan sesuatu.

"Aku setuju dengan Bang PD nim, Jimin-ah," kepala suku grup yang menaunginya itu angkat bicara. Jimin menoleh padanya, tapi seperti tidak ada semangat di sana. "Tidak ada salahnya kamu coba bergabung. Ceritanya bagus!"

Dua sosok berpengaruh itu hanya tersenyum maklum ketika Jimin memilih bersandar lelah dengan hela napas panjangnya. Tidak jelas benar tidaknya, mereka berdua hanya tahu kalau Jimin sedang berusaha mempertimbangkan keputusan sebaik-baiknya.

"Akan aku pikirkan—" Namjoon dan Bang PD diam-diam menarik sudut bibir mereka. "Tapi, jangan beritahukan kepada siapapun terlebih dahulu mengenai project ini."

Jimin menyadari Namjoon menaikkan sebelah alisnya, membuat dia menghela napasnya. "Biar aku yang memberitahu mereka, terutama kepada Yoongi-hyung...."

oOOo

Park Jimin keluar ruangan dengan tampang lesu. Bibirnya ditekuk, tapi matanya sayu. Tidak kelihatan tajam seperti saat badmood, hanya terlihat lelah karena memang lesu.

Memikirkan segala hal sebagai pertimbangan itu melelahkan baginya. Meskipun dia tahu jika Namjoon dan Bang PD sudah setuju berarti memang tidak ada masalah besar ke depannya, Jimin masih butuh mempertimbangkan ini dan itu. Mempertimbangkan ARMY, itu mungkin sudah diatasi dengan persetujuan Bang PD dan Namjoon. Dua sosok jenius itu, dia percaya telah memutuskan dukungannya setelah mempertimbangkan respon ARMY ke depannya.

Namun, mempertimbangkan pendapat kawan baik adalah urusannya. Ya, mempertimbangkan soal respon Taehyung misalnya.

"Huh, aku tidak bisa membayangkan reaksinya.."

Bisa jadi, Taehyung akan mendukungnya, tapi bisa juga tidak. Atau mungkin mendukung, tapi diam-diam terluka. Jimin tahu benar kalau Taehyung lebih suka bermain lakon drama daripada dirinya.

"Jimin-ahhh!!"

Seperti orang jawa, baru dipikirkan sudah muncul orangnya. Suara Taehyung memanggil langsung menggema di lorong sekitarnya. Dengan gesture tangan terbuka, Jimin tidak perlu menebak apakah Taehyung akan segera memeluknya, atau tidak.

"Ma Bro!"

Tentu saja, dia akan memeluknya. Raut wajahnya sudah begitu bersinar. Seperti habis cuci muka pakai lemon saja. Namun, Jimin hanya tersenyum lemas meresponnya. "Aku sudah dengar!"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 07, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

FirmamentWhere stories live. Discover now