Scarla Wilford
"Kami bertemu di kedai kopi" kata Shawn memotong pembicaraanku lalu mengedipkan sebelah matanya padaku. Aku mengerti maksudnya, aku memang belum memberitahukan granny perihal pemecatanku di kedai kopi, aku hanya tidak ingin membuatnya khawatir dan membebani pikirannya.
Aku tersenyum dan menatap Shawn yang masih tersenyum. Aku menyanyikan lagu happy birthday untuk granny sambil bertepuk tangan pelan, Shawn tertawa dan ikut bernyanyi bersamaku.
"ayo buat permohonan granny" kataku sebelum granny meniup lilinnya.
"aku berharap Scarla-ku selalu bahagia dan aku juga berharap agar Shawn dapat menjaganya dengan baik." Kata granny lalu meniup lilinnya.
"Granny permohonan macam apa itu?" Kataku cemberut.
"Itu adalah permohonan yang sangat baik, Shawn memberitahukan aku bahwa ia adalah kekasihmu" kata Granny tersenyum.
Apaa?! Aku memandang Shawn tidak percaya, apa yang ia katakan pada granny?! Shawn hanya tersenyum memandangku.
"Ayolah, mari kita berdoa bersama sebelum menyantap makan malam hari ini" kata granny menggengam tanganku dan tangan Shawn. Aku menghela nafas dan memejamkan mataku untuk berdoa.
Tangan kananku memegang tangan granny sedangkan tangan kiriku, ku letakan di atas meja, ketika aku baru ingin berdoa aku merasakan sebuah tangan memegang tangan kiriku. Ketika aku mengintip Shawn sudah menggengam tanganku dan ia sudah memejamkan matanya. Aku kembali memejamkan mataku dan mulai berdoa.
"Tuhan terima kasih untuk hari ini, hari ini adalah hari ulang tahun granny, aku berharap ia selalu sehat dan selalu berbahagia, aku sangat amat menyayanginya, ku mohon jagalah ia untukku, sekarang kami akan makan malam, ku mohon berkatilah makanan kami ini agar menjadi kekuatan untuk tubuh dan jiwa kami, Amin" aku membuka mataku.
Kami makan bersama. Granny banyak bercerita dengan Shawn perihal kegiatan hariannya bekerja di daycare. Shawn pun mendengarkannya sedangkan aku merasa seperti tamu di rumahku sendiri.
Aku mengambil sebuah kotak hadiah yang sudah ku persiapkan untuk granny.
"Untukmu" kataku menyerahkannya pada granny.
"Terima kasih sayang" granny memelukku dan membuka kotak tersebut.
Aku merajut sepasang sarung tangan wol untuknya. Ketika ia membuka nya ia lalu memelukku kembali dan menghapus air matanya.
"Jangan menangis granny, aku tidak suka melihatmu menangis" kataku menghapus air matanya.
"Granny aku minta maaf tidak membawakan hadiah untukmu" kata Shawn menggaruk kepalanya.
"Tidak perlu shawn.. kehadiranmu lebih berarti untukku." Granny mengusap lengan Shawn.
Aku membawa segelas air putih dan obat untuk granny minum sebelum tidur. Setelah berbincang dan tertawa bersama, aku mengantar granny ke kamarnya.
Aku menutup pintu kamar granny perlahan agar ia tidak terbangun. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Aku menghampiri Shawn yang masih duduk di meja makan.
"Lasagna mu dan kue coklatmu sangat enak." Katanya memujiku.
"Shawn mengapa kau bilang pada granny bahwa kau kekasihku?" Tanyaku sambil meminum teh hangat yang aku buatkan untukknya.
"Memangnya kenapa?" Katanya mengangkat bahunya.
Rasanya aku ingin memukul kepalanya dengan sendok saat ia bicara seperti itu. Aku hanya menatapnya datar.
"Sudah larut malam, aku pulang dahulu yah. Besok kita bertemu lagi." Kata shawn lalu mengacak rambutku lembut, aku terdiam menatapnya.
Aku mengantarkannya ke depan pintu.
"Aku pulang dahulu" katanya tersenyum.
Aku mengangguk dan tersenyum.
Tiba-tiba Shawn maju mendekatiku dan mengecup keningku.
Cups.
Aku terdiam dan terkejut.
"Masuklah, udara sangat dingin, selamat malam" katanya mengusap kepalaku dan berlalu menuju mobilnya. Aku berbalik dan menutup pintu.
Aku masih terdiam namun debaran jantungku sangat kencang. Perasaan apa ini? Sangat aneh. Aku berlalu dan naik ke kamarku di atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
S.H.M.I.L.Y. (COMPLETE)
Romance"Hei." Sapaku, entah aku merasa aneh menyapa wanita kali ini, aku tidak terbiasa memulainya. Scarla terdiam berbalik dan menoleh menunjuk dirinya. "Iya, kau pikir aku memanggil siapa?" Aku tersenyum. "Ohh.. ada yang bisa ku bantu?" Tanyanya ramah. "...