Shawn Anderson
Aku duduk di couch dan mulai membuka laptopku. Banyak pekerjaan yang aku harus selesaikan karena seharian ini aku berada di rumah sakit menemani Scarla.
Aku melihat Scarla menuruni tangga dan menghampiriku. Aku tersenyum melihatnya mengenakan sweaterku dan celana panjang trainingku.
"Kamu belum tidur?" Tanyaku menatapnya.
Scarla menggeleng dan duduk disisiku.
"Maaf merepotkanmu Shawn dan terima kasih atas bantuanmu."
"Apa kau sudah merasa lebih baik sekarang? Aku melihatmu terus menangis hari ini. Lihatlah hidungmu sudah berwarna merah seperti tomat sekarang. Tidurlah, ini sudah larut malam." Aku tersenyum dan mengusap lembut puncak kepalanya.
"Hmm" Scarla mengangguk dan menuju sisi couch yang lain dan merebahkan dirinya disana. Aku diam memperhatikannya.
"Scarla, pergilah tidur, di atas sana" kataku memberikan isyarat dengan mataku agar ia segera naik ke lantai atas di kamarku.
"Mmm Shawn itu kamarmu, lebih baik aku yang tidur disini, aku tidak ingin kau tidur di sofa semalaman karena aku tidur di tempat tidurmu. Hmm selamat malam." Kata Scarla lalu tidur dan berbalik memunggungiku.
Aku menghela nafasku meletakkan laptopku dan berdiri bertolak pinggang menatapnya. Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal dan berjalan menujunya.
Aku berdiri di sisi sofa tempatnya merebahkan dirinya disana, aku melihatnya sudah memejamkan matanya.
"Scarla-" panggilku.
"Aku sudah tidur" katanya membuatku tersenyum. Baiklah...
"Shawnnnnn!" Ia seketika membuka matanya ketika aku mengangkat tubuhnya dengan kedua tanganku dan menggendongnya berjalan menuju tangga ke kamar atas.
"Turunkan aku" katanya dalam pelukanku.
Aku meletakannya di tempat tidur dan mendekatkan wajahku padanya. Scarla seketika bergerak mundur hingga menyentuh sisi kepala tempat tidur. Aku tersenyum melihatnya.
"Tidurlah disini baby." Kataku lalu mengecup keningnya dan menyelimutinya.
"Tapi-"
"Jika kamu masih berusaha untuk turun dan tidur di sofa di bawah, aku akan membawamu kembali ke tempat tidur kali ini bersamaku di tempat tidur" kataku menatapnya.
"Selamat malam baby" kataku dan berlalu meninggalkannya untuk melanjutkan pekerjaanku kembali.
Aku melihat jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Seketika aku mendengar seperti suara seseorang berteriak dan menangis. Aku meletakan laptopku dan segera naik menuju kamarku.
"Mommmm daddd ku mohon, aku mohon kembali lah, jangan tinggalkan aku sendiri, ku mohon" aku melihat Scarla menangis dan berteriak dalam tidurnya.
*Flashback*
Scarla WilfordAku berjalan menuju rumah sakit ketika aku menerima telepon bahwa kedua orang tuaku mengalami kecelakaan.
"Paman Jacob, dimana mommy dan daddy?" Tanyaku dengan air mata yang sudah membasahi kedua pipiku.
"Mereka-mereka- mereka tidak selamat Scarla." Kata paman sambil menangis.
"Tidak. Mereka tidak boleh meninggalkan aku sendiri!" Kataku berteriak. Aku memaksa masuk ke ruangan gawat darurat tempat dilakukannya tindakan.
Aku melihat dokter bersama dengan suster sedang melepas selang serta infus yang ada di tubuh kedua orang tuaku. Aku melihat mereka terbaring dan memejamkan matanya. Tidak! Aku hanya bermimpi! Aku berjalan mendekati mereka. Aku menatap wajah ibuku dengan matanya yang terpejam.
"Mom... bangunlah... Dad... ku mohon bangunlah, ayo kita pulang, aku menunggu kalian di rumah" kataku berusaha mengguncang bahu orang tuaku.
Tidak! Ini pasti mimpi buruk! Aku mencoba memejamkan mataku dan berharap aku akan segera bangun dari mimpi buruk ini. Ketika aku membuka mataku, aku masih dapat melihat kedua orang tuaku terbaring memejamkan matanya.
"Daddd ku mohon dadddd ku mohon jangan tinggalkan aku.. ku mohon!" Kataku meronta memukul dada daddyku.
Aku menangis sangat kencang dan berteriak hingga aku merasakan seketika semuanya gelap.
-----
Sekarang aku berdiri di depan tanah berumput makam tempat disemayamkannya kedua orang tuaku. Aku menatap nama mereka yang terukir dengan tulisan emas di atasnya. Semua orang yang hadir memberikan aku pelukan namun tetap tidak dapat mengurangi kesedihan yang aku rasakan. Aku kehilangan mereka, ya... kedua orang tuaku. Air mataku masih terus mengalir bersama dengan rintik hujan yang mulai turun.Aku terduduk dan menyentuh nama mereka di atas nisan tersebut.
"Mengapa Tuhan? Mengapa harus kedua orang tuaku? Mengapa harus mereka? Mengapa?" Bisikku.
"Momm... daddd..aku mohon kembalilah padaku.. aku mohon ya Tuhan kembalikan mereka untukku!" Aku tidak dapat menahan air mataku yang terus mengalir membasahi pipiku.
"Scarla.. yang tabah sayang. Granny ada disini bersamamu" kata Granny memelukku.
-----"Hei... hey... Scarla... hey baby bangunlah" kataku menepuk lembut pipinya.
Seketika ia duduk dan menutup wajahnya. Scarlaku menangis. Aku memeluknya dan mengecup kepalanya.
"Sshhh... kamu hanya bermimpi buruk.. tenanglah.. aku disini bersamamu" kataku mengusap kedua punggungnya yang masih berguncang karena ia menangis.
"Tidurlah kembali.. ada aku disini.." kataku masih mengusap punggungnya.
"Mereka pergi meninggalkan aku sendiri" katanya pelan sambil terisak. Aku mengusap punggungnya dan membiarkannya menangis di pelukanku. Scarla-ku pasti bermimpi tentang kepergian kedua orang tuanya. Aku mendengarnya berteriak memanggil mereka dalam tidurnya.
Aku masih terus memeluknya entah berapa lama aku memeluknya hingga aku rasakan nafasnya mulai teratur dan ia kembali tertidur di pelukanku.
'Apa yang sebenarnya terjadi Scarla? Aku akan menjagamu. Aku akan menjadi alasan untukmu tersenyum dan bahagia. I love you Scarla'
KAMU SEDANG MEMBACA
S.H.M.I.L.Y. (COMPLETE)
Romance"Hei." Sapaku, entah aku merasa aneh menyapa wanita kali ini, aku tidak terbiasa memulainya. Scarla terdiam berbalik dan menoleh menunjuk dirinya. "Iya, kau pikir aku memanggil siapa?" Aku tersenyum. "Ohh.. ada yang bisa ku bantu?" Tanyanya ramah. "...