chapter 1

326 35 19
                                    

Terinspirasi dari film Korea Night Flight ( yaoi ) Dan My Little Baby, Jaya. Jadi, kalau ada kesamaan mohon dimaklumi.

Chapter 1

Happy Reading

Woohyun melompat kegirangan ketika mendapati namanya tertulis di kertas putih yang ditempel di mading sekolah. SMK Seni Yongsan akan meloloskan tiga orang murid terbaiknya untuk menempuh pendidikan lebih baik di Seoul, beasiswa yang selama ini Woohyun idamkan sudah berada dalam genggaman hanya perlu mengkonfirmasi beberapa hal dan mengumpulkan beberapa berkas.
Remaja itu langsung berlari menerjang beberapa murid yang ikut senang melihatnya bahagia, Woohyun seluruh bisa memberi aura positif disekelilingnya meski ia tak melakukan apapun. Woohyun tertawa bahagia lalu memasuki ruang guru yang ternyata didalam sudah ada 2 temannya yang lain yang juga mendapat beasiswa ini. Hanya saja mereka akan bersekolah di tempat yang berbeda.

" Maaf, saya terlambat "

Woohyun membungkuk sopan, menyapa guru yang usianya hampir mencapai kepala lima.

" Oh, Woohyun kau datang juga. Kami menunggumu "

" Maaf membuat kalian menunggu "

" Jadi, Bongjoon dan Hwangcheol akan kami tempatkan di sekolah seni di Ilsan, Woohyun kau mendapat posisi di Seoul. Di SMK Seni Woollim "

Mereka bertiga tersenyum senang, bangga dengan pencapaian yang mereka raih. Setelah ini pintu gerbang untuk menjadi sukses terbuka lebar ih lebar. Mereka membungkuk hormat, lalu pamit meninggalkan ruangan itu.

" Woohyun "

Langkah remaja itu terhenti dan kepalanya menoleh secara otomatis matanya bersitatap dengan guru terbaik disekolah itu.

" Kemarilah "

Woohyun tidak membantah, ia berjalan hanya saja kepalanya tertunduk.

" Iya? "

Guru Jung mendekat, hampir bersandar ke arah tubuhnya yang bergetar ketakutan.

" Hati-hati disana jauh lebih keras dari bayanganmu "

" Ye, Saem "

Woohyun sebenarnya bukanlah remaja penakut, tapi dia tidak pernah bisa berkutik jika ada Pak Guru Jung disana. Bukan apa-apa, wajah pria itu masih sangat tampan dan memberi aura dominan yang membuat Woohyun berfikir alangkah lebih baik jika ia dihukum mengelilingi lapangan bola belasan kali dari pada harus berada di dekat Guru yang rumornya menyukai anak di bawah umur itu.

" Kau mungkin akan menghadapi lebih dari apa yang kau dapatkan disini "

Woohyun tau jelas, kemana arah pembicaraan Guru Jung. Pria itu tak pernah jauh dari kata intimidasi, dan Woohyun sadar betul kalau Guru Jung sedang menekan otaknya saat ini. Woohyun menyadari, kalau semakin lama ia berada disitu semakin dirinya akan merapuh. Woohyun tidak tau kenapa Pak Guru Jung kerap kali membuat murid dengan latar belakang sepertinya menjadi kesulitan dalam segala hal, dia juga sedikit bingung mengapa dari sekian banyak murid SMK Yongsan hanya dia yang terlalu dibebani pria itu.


" Karena aku tidak akan kertasku menghitam, aku butuh penghapus yang selalu ada di sampingku. Dari pada dicuri orang bukankah akan lebih baik jika penghapus itu aku buang atau lebih baik ku hancurkan? Aku butuh saranmu, my little eraser "

Mata Woohyun membulat, ketika Pak Guru Jung mengucapkan hal itu tepat disampingnya telinganya. Ia bisa merasakan bagaimana nafas pria tampan itu memburu namun berusaha  tetap tenang.

" Hati-hati sayang "

Itu adalah kata terakhir sebelum akhirnya yang ia lihat adalah hitam.

Woohyun pingsan!

Late BlossomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang