Keputusan Sepihak

193 17 0
                                    

Sinar mentari pagi mulai masuk dari celah tirai kamar sebuah apartemen di pusat kota Tokyo. Mengusik lelap dari seorang gadis berambut coklat pendek yang masih berlayar di lautan mimpi.

Gadis itu mulai bergerak dalam tidurnya saat merasakan cahaya matahari mulai menyapa wajahnya dengan hangat. Berguling ke kiri dan kenan, dan membuka matanya perlahan.

Gadis itu mengerjapkan beberapa kali matanya untuk membiasakan dengan kamarnya yang sudah sangat terang.

Saat merenggangkan tubuhnya, tiba-tiba dia merasakan lengannya menyentuh sesuatu, atau seseorang.

Gadis itu mengalihkan pandangannya dan mendapati ada seseorang lagi yang kini menempati sisi satu tempat tidurnya dan masih terlelap. Seorang gadis manis dengan rambut hitam panjang.

Perlahan senyum gadis bersurai madu itu mengembang. Gadis itu kembali berbaring dengan posisi miring menghadap si gadis bersurai legam dengan menumpukan kepala dengan satu lengannya. Matanya menyusuri tiap lekuk wajah manis yg masih terlelap itu dengan ujung jarinya. Sentuhan itu sangat pelan seolah takut untuk membangunkannya.

Namun tiba-tiba saja gadis bersurai legam itu bergerak, membuatnya langsung menarik tangannya dan kembali bangkit tempat tidur.

"Ohayou... Miharu. Sudah pagi ya?" sapa si gadis bersurai legam itu sambil bangkit dari tempat posisi tidurnya dan mengucek matanya.

"Ohayou Miki chan. Aku akan buat sarapan untuk kita," kata Miharu yang baru saja selesai memakai celana cargo selutut dan segera berjalan keluar kamar. Gadis itu tadi hanya memakai celana dalam dan kaos tanktop putih saja.

"Aku akan mandi" kata Miki masih mengantuk.

Miharu segera berjalan kedapur sambil berusaha menenangkan dirinya.

Hampir saja ketahuan. Pikirnya.

Tak lama Miharu keluar, Miki akhirnya ikut keluar kamar untuk menuju kamar mandi.

Aroma omelete dari dapur telah menyambut hidung Miki saat gadis itu melewatinya.

"Miki-chan, hari ini kau tidak kerja kan?" Tanya Miharu mengingat kalau hari ini adalah hari Sabtu, saatnya berlibur bukan?

"Eh? Iya memang kenapa?" Tangan Miki meraih handuk yang tergantung di jemuran kecil dekat pintu kamar mandi lalu diam sejenak, menunggu jawaban dari Miharu.

"Aku ingin mengajak mu jalan-jalan hari ini" ucapnya, Miki manggut-manggut mengerti.
"Baiklah" dan di sambut senyuman oleh Miharu.

.....

Sato Miharu, si gadis feminim yang periang kini berubah menjadi gadis tomboy. Sikapnya berubah sejak kekasihnya-yang telah melamar Miharu secara pribadi- meninggal dalam kecelakaan.

Semenjak itu, Miharu jadi pendiam dan beberapa kali ingin mengakhiri hidup, tapi Miharu beruntung karena sahabatnya Miki selalu menenangkan
Miharu agar gadis itu tidak selalu mengurung diri dan menyakiti diri sendiri.

Miki, kini di pikiran Miharu hanya ada gadis mungil bersurai legam berkacamata yang ada di samping nya saat ini.

"Oishii~" seru Miki merasakan sensasi dingin menghambur di tenggorokannya saat sesendok es krim itu masuk ke dalam mulut Miki.

Miharu tersenyum senang melihat senyuman gadis itu "habis ini mau ke mana lagi?" Tanya Miharu.

Miki mengangkat bahunya "aku tidak tahu.. Oh iya, semalam aku dapat telpon dari ibu mu, dia menyuruh mu pulang ke Okinawa" lagi, Miki kembali menyendokan es krim ke dalam mulutnya tanpa melihat eskpresi Miharu yang seketika berubah menjadi tegang.

Impossible LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang