Kei kini melihat sekeliling kamar hotel itu. Malam ini mereka memang menginap sementara di hotel sebelum besok akan berangkat bulan madu langsung ke tempat yang telah Kei rencanakan dengan pesawat pagi.
Pria itu merasakan tubuhnya terlalu letih karena acara pernikahan mereka yang padat. Pria itu juga menduga kalau Miharu juga sangat lelah.
Well. Sepertinya dia harus bersabar dulu. Lagipula, mood istri tersayangnya sedang tidak baik.
Tepat saat itu, Miharu keluar dari kamar mandi. Gadis itu tampak sudah mandi dan berganti pakaian dengan piyama. Kei sedikit menelan ludah saat melihat rambut Miharu yang basah karena baru keramas.
"Kau tidur dimana?" tanya Miharu.
"Di tempat tidur," kata Kei kalem. Pria itu sudah mengambil posisi di satu sisi tempat tidur King Size yang ada di tengah ruangan itu.
"Lalu aku tidur dimana?" tanya Miharu lagi.
"Ya ditempat tidur," jawab pria itu santai. Pria itu lalu melepas bajunya di bagian atas lalu bergelung masuk kedalam selimut.
"Dengamu? Disana?" Miharu bergidik ngeri.
"Memangnya dimana lagi? Atau kau punya ide untuk menghabiskan malammu setelah seharian berdiri menyalami ratusan tamu undangan, sayang? Well terserah kau saja," kata pria itu lagi.
Miharu kembali mengoceh tidak jelas merutuki suaminya itu. Namun dia memang tidak punya pilihan lain. Lagipula badannya benar-benar letih. Akhirnya dengan terpaksa, dia menyeret kakinya ke sisi tempat tidur satunya lalu berbaring disana.
"Awas kau kalau macam-macam," ancam Miharu.
Tapi karena tidak terdengar jawaban, gadis itu memandang ke sebelahnya dan terlihat sosok disana sudah terpejam dengan hembusan nafas yang teratur. Tidur.
Sejenak Miharu memandang sosok itu dalam diam. Namun dia buru-buru menggelengkan kepalanya lalu mematikan lampu kamar itu dan memejamkan matanya.
Pagi mulai datang, sang rembulan sudah kembali ke peraduannya.
Sinar matahari mulai masuk ke cela jendela kamar hotel Miharu dan Kei.
Pagi itu, Kei terbangun karena ia tak tahan dengan sinar matahari yang menganggu matanya dan akhirnya ia memilih untuk membuyarkan mimpi indahnya, sementara merenggangkan badan, Kei melihat sosok Miharu yang sudah bergerak gusar tapi kembali bergelung di dalam selimut tebalnya.
Melihat itu, membuat senyuman licik tercipta dari bibir Kei.
Perlahan pria berperawakan cantik itu mendekati tubuh ke wanita yang kemarin telah resmi menjadi istrinya, wajahnya ia dekatkan dengan wajah Miharu.
"Heh nekko-chan~" bisik Kei di telinga Miharu "bangun..." Tak ada respon, tangan Kei mulai jahil menekan-nekan pipi Miharu.
"Nekko-chan.. Okite yo~~" masih tak ada respon. Sesaat Kei diam untuk berpikir bagaimana caranya membangunkan istri tercinta nya.
Dan tiba-tiba Kei memiliki ide, perhalan Kei mendekatkan bibirnya ke telinga Miharu dan mulai membuka mulutnya "ada Miki disini"
"Mana?" Dan benar saja, Miharu langsung duduk dari tidurnya.
Kei terkikik geli "ada di dapur" kata Kei santai.
Perlu di ingatkan, hotel ini dapurnya ada pembatas dengan kamar tidur, jadi dari tempat tidur dapur tidak akan terlihat.
Dengan terburu-buru Miharu menuju dapur, dan mulai celingukan "tidak ada!" Seru Miharu kesal.
"Memang, nah sekarang masakan aku sesuatu, aku mau mandi" Kei beranjak dari tempat tidurnya dan masuk ke kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible Love
FanfictionMeninggalnya sang kekasih membuat Miharu jadi membenci seluruh pria yang ada di dunia, kecuali ayahnya, dan menyukai sahabat perempuannya, yaitu Miki. Namun keadaan berubah saat tiba-tiba keluarganya secara sepihak mengadakan acara pertunangan antar...