Saling Mencinta (END)

171 15 0
                                    

Sudah berapa bulan sejak kejadian itu, Miharu dan Kei juga sudah pulang dari Paris di keesokan harinya.

Waktu terus berjalan, banyak yang berubah, di mulai dari Kei sudah kembali bekerja, Miharu yang mengurus rumah bersama Ibu Kei.

Tapi kebencian Miharu terhadap Kei belum berubah, ia masih menyimpan dendam pada Kei sejak insiden terakhir di Paris.

"Miharu, ayah dan ibu besok akan keluar kota selama satu minggu, kau tidak apa kan cuma tinggal sama Kei? lagipula kalian kan suami istri" kata Ibu Kei sambil menata piring di meja makan, untuk makan malam nanti.

Miharu diam sebentar, lalu tersenyum dan membantu ibu Kei menata makanan itu "baiklah bu tidak masalah" kata Miharu, senyum paksa terus ia tunjukan.

"Baguslah," tiba-tiba terdengar suara mobil dari depan "ah itu pasti Kei, Miharu buka pintunya ya"

"Baik bu" dengan sedikit malas Miharu menyeret kakinya untuk membuka pintu, dan benar yang di katakan Ibu, itu adalah Kei.

Sebelum lelaki itu masuk, Miharu sudah lebih dulu meninggalkannya.

"Hmm" tiba-tiba Miharu merasa mual "Hueekkk!!" Cepat-cepat gadis itu ke kamar mandi.

Ia langsung menuju westafel untuk muntah di sana.

"Miharu!" Kei yang baru saja masuk ke rumah langsung menuju ke kamar mandi, menghampiri Miharu yang ternyata sedang muntah hebat.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Kei, istrinya menggeleng lemah.

Pria itu ke dapur mengambil minum, lalu ia berikan pada Miharu "minum ini".

Tangan Miharu menerima minuman itu dan langsung meminumnya dengan cepat.

Sedangkan di ruang makan ibu Kei hanya tersenyum melihat keduanya.

Sudah dari satu bulan yang lalu semenjak pulang dari Paris Miharu mual, tapi Miharu meminta ibu Kei merahasiakan ini.

"Ibu rasa...." Ibu Kei menggantungkan kalimatnya saat kedua suami istri itu ada di hadapannya "Miharu hamil"

Tubuh Miharu langsung menegang saat mendengar kata-kata ibu Kei, Miharu memang belum periksa ke dokter untuk sakitnya yang ini, dan karena takut mengetahui ia hamil.

Tapi, jika melihat perutnya yang mulai membesar, Miharu semakin kesal dan tidak mau memperdulikan kehamilannya. Ini bayi Kei, dan ia benci ini.

"Wah bagus dong" seru Kei langsung memeluk Miharu, rasanya ingin sekali Miharu menolak tapi ini di depan ibu Kei jadi, mau tak mau ia harus pasrah. "Besok kita ke dokter, jika benar ini harus di rayakan" bisik Kei tepat di telinga Miharu.

Gadis itu hanya diam. Di hatinya ia terus mengumpat mengutuk nama Kei.

***

"Selamat, istri anda positif," kata dokter menyalami tangan Kei sambil tersenyum.

"Benarkah?" wajah Kei kini berubah sumringah. Demi apapun yang ada di dunia, dia sangat bahagia.

Tepat setelah itu, Miharu kembali dari ruang pemeriksaan bersama dengan seorang perawat. Kei langsung berdiri dan menghampiri istrinya. Memeluknya dengan sangat erat.

"Terima kasih, sugar pie." kata Kei.

Miharu menyerit saat mendengar panggilan Kei untuknya saat itu. Apa tadi? Sugar pie? Apa dia terlihat sangat gendut sampai dipanggil dengan nama makanan berkalori tinggi begitu?

"Mulai sekarang nyonya harus memperhatikan kesehatan. Jangan lupa makan makanan yang bergizi. Bisa di lengkapi dengan beberapa multivitamin dan susu untuk ibu hamil. Selanjutnya akan saya jadwalkan pemeriksaan rutinnya," kata dokter itu lagi.

Impossible LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang