Part 1

29.6K 1.4K 17
                                    

Vote sebelum membaca⭐⭐.

***

M

ereka berdua tetap bersyukur tinggal dirumah yang sederhana, setidaknya mereka hidup tidak menyusahkan orang lain. Mereka berdua percaya bahwa takdir Tuhan lebih baik dari rencananya.


"Apa Darrer akan sekolah hari ini?" tanya anak laki-laki berusia 6 tahun itu.

Seorang anak laki-laki bertanya kepada Mommynya yang sedang menghampiri dirinya, "Tentu! Sekarang kamu mandi dulu," perintah wanita itu pelan.

Anak laki-laki itu mengangguk, kemudian anak itu menuju kekamar mandi, selesai mandi dia langsung menuju kemeja makan.

"What this?" tanya anak laki-laki itu merasa heran melihat makanan yang hampir tidak pernah dibuat oleh Mommynya.

Wanita itu tersenyum singkat, "Makan saja sayang, nanti kamu terlambat sekolah!" jawabnya menatap wajah anaknya.

"Baiklah Mom!" Darrer, anak laki-laki itu mengangguk pasrah.

Setelah selesai sarapan mereka pergi menuju kesekolah anaknya. Mereka berdua sampai, Darrer masuk kedalam kelas sedangkan Mommynya harus segera pergi bekerja.

Mereka berdua sudah hidup berdua selama 6 tahun, tanpa seorang laki-laki yang seharusnya bertanggung jawab kepada mereka berdua. Sandra, nama wanita yang tidak pernah menyerah dalam menjalani hidup.

Selama Sandra mengandung, tidak pernah sekalipun dia menemui laki-laki yang sudah berhasil menghancurkan masa depannya untuk meminta pertanggung jawaban. Karena percuma, laki-laki itu mungkin tidak akan pernah mempercayainya.

Kejadian waktu itu terjadi disebuah club malam, dan Sandra bekerja menjadi seorang pelayan tetapi sekarang dia harus berhenti. Sandra juga pindah dari negara tersebut, dia memulai kehidupan barunya di Los Angeles bersama anaknya.

Sandra hanya bisa pasrah, mungkin Tuhan sudah menentukan jalan hidupnya akan seperti ini. Dia harus menjalani kehidupannya sendiri bersama anaknya, tanpa mengemis bantuan kepada oranglain.

"Sandra, tolong kamu antarkan minuman ini ke meja nomor 11 itu!" pinta wanita itu menyuruh Sandra yang sedang melamun.

Seketika semua apa yang dipikirkan Sandra hilang, dia langsung menatap wanita yang berbicara kepadanya.

"Ada apa?" ucap Sandra.

Wanita itu mendengus kesal, "Ini, antarkan kemeja nomor 11." cetus wanita itu mengulangi perkataannya.

Sandra mengangguk dan mengambil pesanan dari tangan wanita ini. Sandra berjalan menuju kemeja nomor 11, dengan ramah dia meletakkan pesanan seseorang kemejanya.

"Thanks." ucap seseorang yang memesan itu sembari tersenyum.

Sandra mengangguk, dan haripun mulai siang. Dia harus menjemput anaknya disekolah, karena Sandra tidak ingin anaknya pulang sendirian, maka dari itu dia meminta izin kepada pemilik restoran ini untuk menjemput anaknya.

"Pak, saya permisi dulu. Saya harus menjemput anak saya disekolah." ucap Sandra meminta izin kepada seorang laki-laki pemilik restoran tempatnya bekerja.

Adam, nama laki-laki pemilik restoran ini mengangguk.

Dengan cepat Sandra dia menuju kesekolah anaknya, dan ternyata anaknya yang sudah menunggu dirinya didepan gerbang sekolah.

"Apa kamu sudah menunggu Mom terlalu lama?" tanya Sandra kepada anaknya yang sedang cemberut.

Darrer menatap Sandra, "Tidak terlalu Mom, ayo kita pergi." jawabnya dengan datar.

Tengo Un Amor (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang