Kau melangkah di aspal beralaskan genangan sendu tanpa alas kaki.
Hentakan sepi terdengar merdu di telinga para penyendiri.
Dengan lesu kau melambaikan tangan; entah untuk siapa.
Hingga rumput dan angin pun tetap kau sapa.
Dengan berbisik daun, kau membuka mata di dalam kalbu.
Apa yang kau tunggu?
.
.
.
Hening
.
.
.
Sampai kau menunduk, lalu terduduk pasrah mengingat jiwa tanpa arah.
Berpikir indah pun tak mampu, karena dalam batin selalu dipertanyakan; siapa yang salah?
Kau melirik ragu kiri dan kanan, menoleh takut ke belakang.
Pada akhirnya kau pun tahu; kau dan seluruh diri terkekang.
.
.
.Bermimpilah di gelap,
tidurlah dengan terlelap.
.
.
.Samarinda,
17 Agustus 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Kata Yang Terkurung
PoetryApa kau tak merasakan sesuatu? Sesuatu yang terus mendemo keras meminta dirinya segera dilahirkan menjadi sebuah kata. Ya. Menulislah, jangan terus-terusan bersembunyi di perkataan, "Aku tidak mempunyai ide!" Karena pada nyatanya, ide pun selalu me...