Kau

917 57 19
                                    

Kau melangkah di aspal beralaskan genangan sendu tanpa alas kaki.

Hentakan sepi terdengar merdu di telinga para penyendiri.

Dengan lesu kau melambaikan tangan; entah untuk siapa.

Hingga rumput dan angin pun tetap kau sapa.

Dengan berbisik daun, kau membuka mata di dalam kalbu.

Apa yang kau tunggu?

.

.

.

Hening

.

.

.

Sampai kau menunduk, lalu terduduk pasrah mengingat jiwa tanpa arah.

Berpikir indah pun tak mampu, karena dalam batin selalu dipertanyakan; siapa yang salah?

Kau melirik ragu kiri dan kanan, menoleh takut ke belakang.

Pada akhirnya kau pun tahu; kau dan seluruh diri terkekang.

.
.
.

Bermimpilah di gelap,

tidurlah dengan terlelap.

.
.
.

Samarinda,
17 Agustus 2017

Kata Yang TerkurungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang