Tersesat di batin

637 45 8
                                    

.
.
.
.
.

Detikan jam terdengar ramai di langkah kaki seseorang yang terus menatap hampa di depan pandangannya.

Ia menutup telinga kuat, tapi apadaya? Sesuatu itu hidup lama di dalam pikirannya.

Terus dan terus menghantui dirinya di sepanjang perjalanan melewati bimbang yang ragu di benak.

.
.
.
.
.

Langkah kakinya mulai berat. Tapi, detikan waktu terus terdengar tenang.

Tangannya mulai lelah menutup kedua telinga dari suara yang menganggu hidupnya.

Seakan-akan sesuatu itu tak ingin membiarkan dirinya menemukan arah jalan pulang.

Sesuatu itu terus mengikatnya.

Ya.

Mengikat semua yang ada dalam dirinya.

.
.
.
.
.

Semuanya.

.
.
.
.
.

Ia berpikir resah, apa yang mengikatnya?

Apa yang membuat dia tersiksa?

Apa yang membuat dia tidak tenang?

Apa yang mengganggunya?

.
.
.
.
.

Ia menangis setelah sekian banyak peristiwa.

Ia menggeleng keras terus meronta-ronta berharap sesuatu itu keluar dari pikiran bersihnya.

.
.
.
.
.

Sampai akhirnya dia tersadar, jika yang salah adalah dirinya.

.
.
.
.
.

Ya.

Dirinya yang selalu berpikir negatif.

Dan selalu berpendapat, jika dia sepi.

Padahal, dirinya sendiri yang memperlebar rasa kesepian itu.

.
.
.
.
.

"Aku tersesat di diriku sendiri."

.
.
.
.
.

Samarinda,
31 Agustus 2017

Kata Yang TerkurungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang