Berbagilah meski dengan yang sedikit, bersedekah meski dengan keterbatasan
Selvi
Iyana terduduk lelah usai mengumpulkan uang dari teman sekampusnya yang ingin berbagi sedikit rejeki pada anak yatim piatu di panti asuhan Uswatun Hasanah. Ya, Iyana sepeduli itu pada anak yatim, ini adalah kegiatan rutin yang ia lakukan setiap sebulan sekali. Bahkan April sempat berhipotesa bahwa Iyana ini keturunan malaikat atau sejenis istri rasulullah yang berhati baik.
Padahal Iyana melakukan itu semata-mata karena Allah. Sebagaimana diperintahkan dalam surat Al-Baqarah ayat 220 yang berbunyi "Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah: "Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, Maka mereka adalah saudaramu."
Kemudian disusul dengan surat An-Nisa ayat 36 "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun, dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri."
Surat-surat itu pernah disampaikan ustadzah yang mengisi pengajian rutin tiap jum'at yang Iyana hadiri. Saat itu Iyana ingat persis apa yang disampaikan termasuk soal mendzalimi anak yatim. Dan itu terdapat di dalam surat An-Nisa ayat 10 "Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, Sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)."
"Na, lagi ngapain?" Iyana mendongak dan mendapati April yang baru saja datang menenteng buku-buku mata kuliahnya lalu duduk bersisian dengan Iyana.
"Habis ngumpulin uang anak-anak buat panti asuhan Uswatun Hasanah. Kamu mau nyumbang Pril?" Dilontar pertanyaan macam itu, April melempar senyum getir. Pasalnya ia tidak pernah mau menghamburkan uangnya untuk hal kebajikan, sudah sering Iyana menasihati, tapi April tetap keras kepala.
Ia mulai mencari alasan, lalu tak lama berujar, "aku masih ada keperluan Na, lain kali aja ya." Iyana mengangguk.
Terkadang April sendiri heran, kenapa Iyana mau berteman dengannya yang jelas jauh dari bau-bau surga. Sikap April juga kebanyakan minus daripada plus-nya, lalu kenapa Iyana tetap bersamanya meski tahu sahabat yang bergandengan tangan dengannya punya visi dan misi tujuan hidup yang berbeda. Iyana sendiri tak memungkiri kalau April bukanlah teman yang bisa mengajaknya ke surga, seperti pepatah mengatakan bertemanlah dengan penjual parfum maka kamu akan kecipratan wanginya. Sebaliknya jika kamu berteman dengan penjahat, maka orang menganggap kamu sama dengannya.
Iyana adalah orang yang menolak opsi itu. Kenapa? Ia beralasan berteman dengan siapa saja, tak harus membawanya ke surga setidaknya tugas Iyana berperan untuk membantunya menjadi orang yang lebih baik. Kalau orang lain menerima, Iyana maunya memberi. Tidak masalah April sejahat apapun, yang penting Iyana pelan-pelan mengingatkan, meski itu hanya angin lalu bagi April.
"Tapi kamu mau kan ikut aku bagi rejeki ke anak yatim piatu?" Tak punya jawaban yang kuat untuk menolak, April memanggutkan kepalanya.
"Pril, berbagilah meski sedikit." Kata-kata Iyana bagai menghantam relung hati April. Nasihat Iyana selalu lembut saking lembutnya, April selalu terpukul meski hanya beberapa menit saja.
***
Sore harinya, Iyana sudah berada di panti asuhan Uswatun Hasanah. Masih menunggu April, Iyana duduk di halaman panti sambil mendengarkan lantunan ayat suci al-quran dari ponselnya. Asik-asik duduk, matanya tergelincir mengarah ke pagar panti asuhan yang baru saja dibuka seorang laki-laki. Iyana tertegun saat melihat Irlan berjalan mendekatinya. Sejak kapan Irlan menjadi penguntit, bukankah ia tidak pernah memberitahu Irlan bahwa ia akan ke panti asuhan sore ini. Lalu dari mana Irlan tahu Iyana berada di sana. Kalau ingin menuduh April pun rasa-rasanya tak etis. Mengingatkan hubungan Irlan dan April begitu berjarak pasca putus.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Iyana (TERSEDIA DALAM VERSI NOVEL)
SpiritualBest Rank ? 26/05/2018. #18 in Religi Iyana tidak pernah membayangkan sebelumnya bahwa Irlan, mantan kekasih dari sahabatnya April, tiba-tiba datang ke rumah untuk mengkhitbah. April sendiri tak terima mantan pacarnya meminang sahabatnya sendiri. Me...