Cemburu Tanda Cinta...
***
"Yang kolor mas mana..." suara Gilang menggelegar memanggil Tanti yang saat ini sedang memandikan Iqbaal. "yang..." sekali lagi Gilang memanggil Tanti untuk menanyakan dimana letal barang yang dia butuhkan.Hari ini Tanti bangun telat karna rutinitas yang mereka lakukan semalam, akibatnya Tanti jadi kelimpungan sendiri harus menyiapkan keperluan kedua prianya. Baby besar dan baby kecil sama-sama merepotkan. Pikirnya menggerutu.
"Yang kolor mas dimana!!! Ini mas udah mau telat!!!!"
Tanti berjalan tergopoh-gopoh memasuki kamarnya, disana ia melihat Gilang sedang berjingkok dengan tanpa sehelai benangpuun didepan lemari kecil tempat pakaian dalam, pakaian dalamnya sudah tergeletak berantakan dilantai kamar.
"Yang!!!"
"Aku disini mas!!" sungut Tanti mendorong Gilang menjauh dari sana. "Awas biar aku yang nyari!"
"Cepatan yang, mas udah telat ini."
"Makanya kalau nyari itu pake mata! Bukan pake mulut!" ujar Tanti memberikan kolor berwarna hitam uang dia ambil dari dalam lemari tingkat dua.
"Yaa mana mas tau kalau kolornya ada disitu, kan biasanya juga paling bawah" ujar Gilang langsung meraih kolor miliknya dan memakainya secepat kilat. "Kaus dalam mas mana yang,"
Dengan sedikit perasaan dongkol Tanti memberikan semua keperluan Gilang, baju, celana, kaoskaki, hingga memakaikan dasi.
"makasih yang,"
"Heum..."
"Ma...mama, papa mana, Ale udah telat ma." Iqbaal berlari masuk kedalam kamar mereka dan langsung menarik tangan Gilang. "Ayo pa, Ale nanti bisa telat" ujarnya menarik paksa tangan Gilang.
Gilang menarik tengkuk Tanti dan memberikan kecupan dikeningnya. "mas sama Iqbaal pamit dulu, yang." ujar Gilang dan langsung menarik Iqbaal kedalam gendongannya.
"Mas tunggu,"
"Apa?"
"Mas sama Ale belum sarapan," ujar Tanti berlari cepat kearah dapur dan meraih dua buah roti isi, "makan ini dijalan ya," Tanti memberikan dua roti itu kepada Gilang dan Iqbaal.
Gilang dan Iqbaal mengangguk dan meraih roti isi yang diberikan Tanti. "Mas pamit dulu, hati-hati dirumah nanti Iqbaal mas yang jemput." pesan Gilang yang mendapat anggukan dari Tanti.
"Iya mas, bye Ale..."
***
Tanti menata semua masakannya diatas meja makan, sesekali matanya akan melirik kearah jam ysng bertengger diatas pintu dapur. Beberapa menit lagi mungkin suami dan anaknya akan tibah disini.
"ma..." benar saja selang beberapa menit kemudian sosok Iqbaal muncul dan berlari cepat memeluknya dengan robot-robotan ditangannya.
Tanti menarik Iqbaal kedalam gendongannya dan memberikan kecupan-kecupan dipipi tembem Iqbaal. "Anak mama udah pulang, papa mana nak?"
"Mas disini yang," Tanti menoleh kearah pintu dapur, disana Gilang berdiri dengan rambut acak-acakkan dengan perpaduan lengan kemeja yang digulung hingga siku. ciri khas suaminya sekali.
Tapi Tanti tidak memperdulikan penampilan Gilang, karna kini matanya fokus melihat sosok wanita cantik yang berdiri disamping kanan Gilang.
"Siapa?" tanya Tanti menahan geramannya.
"perkenalkan yang, ini Safa sekretaris mas dikantor,"
"Sekretaris?"
"iya yang, semenjak Galang pindah kekantor cabang dijakarta, mas dibantu sekretaris." jelas Gilang.
Wanita yang bernama safa itu melangkah kearah Tanti dengans senyum ramahnya. "perkenalkan saya Safa, Buk." Safa menyodorkan tangannya yang diterima Tanti ogah-ogahan.
"yang, mas nggak bisa lama disini karna mas ada janji ketemu sama klien."
"Tapi aku udah masak mas,"
Gilang melangkah kearah Tanti. "Mas tau, tapi ini benaran penting yang"
"Sepenting apa sih mas, sampe kamu nggak punya waktu sebentar untuk makan masakanku," sungut Tanti kesal, dia mendudukkan Iqbaal kebangku meja makan. "Terserah kamulah, aku larang juga kamu bakal tetap ngotot pergi," Tanti menetralkan suaranya.
Gilang mengerti kalau Tanti sudah menggunakan kata KAMU, itu artinya dia sedang marah.
"Yaudah gakpapa mas kamu makan dulu," Safa angkat suara ketika ia merasakan suasana panas disana.
"Tap__
"Gakpapa mas, ketemuannya juga nanti jam 2 kan, ini masih jam 12. jadi masih ada waktu 2 jam lagi, " sela Safa cepat.
Gilang mengangguk dan mengambil posisi duduk, dia juga mengisyaratkan Safa agar ikut bergabung untuk makan bersama mereka.
"Duduk Saf," Safa mengangguk.
Tanti lebih memilih diam menghiraukan Gilang yang menyenggol tangannya agar diambilkan nasi untuknya.
"yang..."
"Biar saya yang ngambil mas" Safa meraih piring Gilang dan menyedokkan nasi kedalamnya. "Mas mau ayam atau telor?"
"Ayam saja nggak usah pake sayur ya, Saf." Safa mengangguk dan menyendokkan Ayam kedalam piring Gilang.
"Ini mas,"
"Makasih," Safa mengangguk tersenyum, selanjutnya dia menyendokkan nasi untuk dirinya sendiri.
Tanti mengeram marah, matanya memicing memperhatikan Safa yang begitu telaten melayani suaminya dengan senyum yang dianggap Tanti begitu menyebalkan.
Emosi Tanti semakin tidak terkontrol ketika Safa dengan genitnya menghapus noda disudut bibir Gilang.
brak!
"Kau keluar dari rumahku!!!" triak Tanti murka menunjuk kearah Safa yang terkejut bukan main.
"yang..."
"KELUAR!!!
#tbc
ThxLove😍😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Berondongku
RomanceSequel dari "Tante Janda, I Love You!" *** Pernah gagal dalam pernikahan membuat Tanti selalu dihantui rasa takut, dia takut kalau pernikahan keduanya dengan Gilang yang baru seumur jagung juga akan kandas seperti pernikahan pertamanya. karna takut...