Karna semua cowok terkadang hanya berjuang diawal sebelum dia mendapatkan. Setelah dia mendapatkan apa yang dia mau yaudah semuanya akan bedah dan nggak sama kayak dulu sewaktu dia ngejar2
***
"Dari mana, jam segini baru pulang?" Tanti berdiri dengan tangan melipat didepan dada, matanya memicing menatap kesal Gilang yang masih berdiri didepan pintu."Mas kerja yang, kalau kamu lupa." ujar Gilang menarik Tanti masuk kedalam rumah setelah mengunci pintu.
"Jam kantor itu sampe jam 5 kalau kamu juga lupa mas," dengus Tanti kesal, bahunya bergerak-gerak memberontak dari rangkulan Gilang. "Dan sekarang jam 10 malam, kamu dari mana mas?" tanya Tanti lagi, kali ini dadanya naik turun menahan emosi.
"Mas benaran kerja yang, tadi ada klien yang ngajak ngopi yang"
"Oh sejak kapa klien ada ngajak ngopi sampe malam gini, ha! Kamu keterlaluan ya mas, umur pernikahan kita masoh seumur jagung kamunya udah kayak gini." lirih Tanti menatap Gilang. "Udahlah terserah sama kamu, cape tau dibohongin sama kamu terus. Kamu kira aku nggak tau kalau kamu itu pulang malam kayak gini karna nongkrong sama teman-temanmu itu!" ketus Tanti dan berlalu pergi meninggalkan Gilang yang terdiam mendengar ucapan Tanti yag tau tentang kebohongannya.
Gilang bukannya ingin membohongin Tanti disaat usia pernikahan mereka masih begitu dini untuk bertengkar, tapi melihat tingkah Tanti yang begitu membatasi ruang geraknya membuat Gilang menjadi malas berbagi dengan Tanti. Wanita itu selalu ingin mengekangnya dalam segala hal, mengatur segala sesuatu yang pantas dan tidak pantas dia lakukan.
Gilang menghela nafas, demi apapun ini masih jam 10 jadi ini masih belum terlalu malam itu dia pulang. Kadang wanita itu memang menyebalkan, kalau didiamkan.
Gilang melangkah memasuki kamar Iqbaal, disana dia melihat putranya sedang meringkuk tidur memeluk guling. Perlahan Gilang melangkah dan duduk dipinggir tempat tidur Iqbaal, tangannya mengelus rambut Iqbaal dengan sayang. Iqbaal memang bukan anak kandungnya, tapi setelah dia memutuskan untuk menjadikan Tanti teman hidupnya maka Iqbaal adalah anaknya juga.
"Have a nice dream anak papa," bisik Gilang mengecup kening Iqbaal dan berlalu pergi menuju kamarnya.
***
Tanti berbaring diranjang king size miliknya dan Gilang, seluru tubuhnya dia tutup dengan selimut.
"Yang jangan marah dong," Tanti hanya diam menghiraukan Gilan yang memeluk tubuhnya, Gilang memaksa selimut yang menutupi kepala Tanti untuk menyingkir. "Aku ngaku salah yang,"
"awas mas jangan meluk-meluk, pengap tau nggak!" sungut Tanti mendorong tubuh Gilang menjauh darinya, "aku nggak Suka ya kamu bohong gini, baru nikah kamunya udah nggak jujur sama aku, mas." Tanti terisak memberontak minta dilepaskan dari pelukan Gilang.
Kebohongan Gilang kali ini kembali mengingatkannya dengan pernikahannya yang terdahulu, dulu awalnya Doni juga hanya melakukan kebohongan kecil, pulang larut malam dengan alasan pekerjaan yang berujung perselingkuhan dengan wanita lain.
"Maaf yang, jangan nangis ya please..." mohon Gilang semakin memeluk erat tubuh Tanti. "Mas janji ini yang terakhir yang," janji Gilang memberikan ciuman-ciuman kecil dipucuk kepala Tanti, dalam hati dia berjanji ini yang pertama dan terakhir membohongin Tanti dan membuat wanitanya menangis.
"Janji ya mas ini terakhir," lirih Tanti memutar tubuhnya dan memeluk Gilang dengab erat, dia menyayangi suami brondongnya itu. "I love you mas,"
"love you too yang," balas Gilang dengan tangan bergerak liar menggoda bokong Tanti untuk dia remas, bagian tubuh Tanti yang satu itu adalah bagian terfavorite Gilang pada bagian tubuh Tanti.
"Mas tanganmu itu,"
"Mas pengen yang...
#tbc
Masih awal ya 😂😂 love...
#thx
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Berondongku
RomanceSequel dari "Tante Janda, I Love You!" *** Pernah gagal dalam pernikahan membuat Tanti selalu dihantui rasa takut, dia takut kalau pernikahan keduanya dengan Gilang yang baru seumur jagung juga akan kandas seperti pernikahan pertamanya. karna takut...