CERPEN 1

3K 314 124
                                    

" Will you merry me?" seorang pria berlutut dengan cincin di tangannya tepat di depan seorang gadis yang nampak tersipu dengan wajah memerah.

"TERIMA... TERIMAAA... TERIMAAA..." teriak orang-orang yang menyaksikan acara pelamaran itu. Karna acara itu memang berlangsung di kantin salah satu perusahaan. Tanpa mereka sadari ada seorang gadis lain menatap adegan itu dengan pandangan terluka. Secara perlahan gadis itu mundur dan keluar dari barisan penonton.

Yuki nama gadis itu. Dia berbalik dan meninggalkan kantin dengan gontai. Dia segera menuju ruang kerjanya dan mengambil tasnya lalu kembali melangkah keluar dan meninggalkan kantornya begitu saja.

Yuki terus berjalan dan berjalan hingga kakinya berhenti di sebuah jembatan. Di tatapnya arus deras di bawah jembatan itu. Jika dia jatuh ke bawahnya pastilah dia akan mati. Tapi tidak... dia tidak akan melakukan hal itu. Dia masih terlalu muda untuk mati sekarang. Tapi hatinya sekarang benar-benar sakit, mungkin melebihi sakit badannya jika dia terjun ke bawah. Tanpa terasa Yuki mulai terisak dan menangis keras. Meratapi cinta pertamanya yang telah kandas. Dia benar-benar tak percaya kebersamaannya dengan Steven selama 8 tahun itu tak ada artinya untuk Steven. Dia bahkan lebih memilih wanita lain yang baru di kenalnya 3 tahun ini.

"STEVENNN... BRENGSEKKKK...!!!!" teriak Yuki dengan keras. Air matanya yang telah menetes kini bertambah deras.

"DASAR COWOK BRENGSEKKK... COWOK GAK TAU DIRI... COWOK SIALAANNN..." kembali Yuki berteriak dengan kencang. Tak di perdulikannya kendaraan yang berseliweran di belakangnya mungkin akan menganggapnya gila.

Yuki menyentuh dadanya yang sesak. Tangisnya semakin terdengar keras. Cukup lama hingga tak terdengar isak dari mulutnya.

"Apa sudah puas?" sebuah suara benar-benar mengejutkan Yuki hingga gadis itu berbalik. Dan keterkejutannya bertambah saat tau siapa yang baru saja menyapanya.

"Pa...pak... pak Al..." gugup Yuki mengetahui bahwa yang menyapanya barusan adalah Alaric Vredo salah satu pemegang saham terbesar di perusahaanya. Yang berarti salah satu CEO di kantornya.

Tanpa mengucapkan apapun Al menyodorkan sebuah sapu tangan kearah Yuki.

"Se...Sejak... ka...kapan pak Al ada di sini?" tanya Yuki masih gugup.

Al memberi isyarat agar Yuki mengambil sapu tangan yang di sodorkannya. "Sejak kamu meninggalkan kantor" jawab Al santai setelah Yuki mengambil sapu tangannya.

"HAH...!!"

"Aku bahkan sudah merekam kejadian tadi" ucap Al mengacungkan Hpnya.

Secara reflek Yuki akan menyahut Hp itu, tapi kalah cepat dengan Al yang langsung menyembunyikan Hp itu di belakang tubuhnya.

"Anda tidak bermaksud untuk menyebarkannya kan?" tanya Yuki curiga.

"Tergantung"

"Maksud anda?" Yuki mengerutkan keningnya bingung.

"Selama kamu mau menuruti perintahku, video ini akan aman di Hpku"

"Anda bercandakan?" Yuki mulai cemas.

Al berbalik dan melangkah pergi. "Gimana ya... reaksi orang-orang di kantor saat melihat video ini?" pancing Al sembari menyeringai.

"Ba... baiklah... !" seru Yuki sembari mengejar Al. Al kembali menyeringai penuh kemenangan.




Yuki membuka matanya perlahan. Matanya yang bengkak karna semalaman menangis membuatnya sedikit sulit membuka mata. Tapi dia tidak mau bermalas-malasan dengan hanya mengurung diri di apartemennya. Dia masih ada pekerjaan di kantornya yang harus dia kerjakan hari ini. Setelah mengumpulkan tenaga dia mulai bangun dari ranjangnya untuk memulai aktivitas hari ini.

MASALAH CINTA YUKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang