"Pagi Al..." sapa Yuki walau tau dia akan di abaikan pemuda itu, tapi Yuki masih saja ingin menyapa pemuda berkulit putih itu. Dan benar, Al hanya melewatinya begitu saja tampa menoleh sedikitpun pada Yuki. Yuki menghela nafas dan melihat punggung Al dan Kevin yang semakin menjauh menuju lapangan basket.
"Pagi-pagi udah ngelamun aja Ki..." sebuah suara dan pukulan di bahu mengejutkan gadis itu.
"Ahh... hampir saja kamu membunuhku" kesal Yuki.
Dinda malah tertawa dan merangkul Yuki.
"Kamu pasti lagi mikirin Al kan...?" tebak sahabat karibnya itu. Yuki tak membalasnya, tapi jelas dari wajah Yuki jika tebakan itu tepat.
"Lupakan dia Yuki. Al yang kita kenal sekarang itu bukan Al yang kita kenal dulu"
"Tapi Dinda... aku...-" Yuki menghentikan ucapannya. Dia tau apa yang di ucapkan Dinda benar. Tapi Yuki masih belum bisa melepaskan Al begitu saja. Al adalah sahabatnya sejak kecil. Sampai kapanpun Yuki akan berusaha menyadarkan Al dan membuat Al kembali ke Al yang dulu. Yang selalu baik pada semua orang dan ramah. Walaupun Yuki tahu sekarang Al adalah tembok tebal yang terbuat dari batu tapi Yuki yakin, setebal apapun batu yang menghalanginya, suatu saat batu itu pasti akan hancur.
"Yah... itu terserah kamu, tapi aku harap kamu hati-hati... aku hanya gak mau terjadi apa-apa sama kamu" nasehat Dinda yang dibalas senyum dan anggukan dari Yuki.
Yuki tak tahu apa yang terjadi hingga dirinya berada di tengah-tengah kekacauan dua kubu yang sedang bentrokan. Seingatnya saat dia pulang dari kerja part timenya, dia melihat orang-orang berlarian berlawanan arah dengannya. Dan belum sempat menyadari apapun, Yuki telah berada di tengah kekacauan itu. Yang Yuki tahu, pasti mereka adalah dua gank motor yang saling berebut kekuasaan.
Yuki berusaha menghindar dari kekacauan itu. Tapi jantungnya yang berdetak cepat dan rasa takut yang menjalar ke seluruh tubuhnya membuat kakinya malah tak bisa bergerak. Di saat ke panikan itulah tiba-tiba Yuki merasa seseorang menarik tangannya. Yuki hampir memberontak, tapi di urungkan saat tahu jika yang menariknya adalah Al.
Al dan Yuki terus berlari menjauhi tempat bentrokan. Setelah di rasa cukup jauh Al menghentikan langkahnya dan melepas tangan Yuki. Keduanya mengatur nafsa beberapa saat sebelum Al menatap Yuki tajam.
"APA YANG KAMU LAKUKAN BODOHHH...!!!" Seru Al kesal.
Yuki yang melihat Al sangat marah hanya menundukan kepalanya. Genangan air mata mulai memenuhi kelopak matanya yang bisa keluar kapan saja.
"A...aku... ti...tidak tau..." gugup Yuki. "Aku sedang berjalan pulang saat tiba-tiba bentrokan itu terjadi. Aku tak sempat menghindar"
"Pulang!! gadis mana pulang jam segini Yuki?!!" Al nampak bertambah emosi. Apa lagi melihat fakta jika Yuki baru pulang jam setengah dua belas malam. Oh ayolah... Yuki itu seorang gadis jadi apa pantas jika dia baru pulang jam segini.
Yuki menundukan kepalanya. Bendungan di matanya sudah tak kuat menahan luapan air mata. Yuki mulai terisak.
"Memangnya kamu tau apa tentang aku?! Memangnya kamu perduli apa sama aku?!" seru Yuki yang kali ini menatap Al.
"Waktu itu kamu menyuruhku untuk menjauhimu dan untuk tidak ikut campur di hidupmu lagi. Lalu kenapa sekarang sok perduli padaku!!" kembali Yuki berseru.
Al terdiam di tempatnya menatap gadis di depannya yang tengah menangis itu. Beberapa saat hanya terdengar isakan dari Yuki hingga Al menghela nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASALAH CINTA YUKI
Fanfiction21+ "Jika gadis sepertimu harus jatuh cinta dengan seseorang, aku yakin aku lebih cocok untukmu dari siapapun. Seperti aku yang menerimamu apa adanya, kamu juga harus bisa menerimaku dengan semua yang aku punya ..."