"Yoii.."
"Nani?(1)"
"Sampai kapan kita akan menunggu bunga itu mekar?"
"Apa kau bodoh, tentu saja sampai bunga itu mekar" memukul lengan Suzuki yang sedang duduk disebelahnya. "Hai hai wakatteimasu(2)... tapi bukankah ini sudah seminggu dari kita bertemu bukan. apa kau akan tetap menunggunya?" dengan sikap nya yang sedikit bosan karena lelah menunggu.
"Haahh.. bukannya sudah kukatakan aku akan menunggu bunga ini mekar sampai kapan pun itu" jawab Chisuzu yang sedikit jengkel dengan sikap Suzuki yang seperti itu.
"Jadi, walau pun badai menimpa atau gunung yang longsor atau bagaimana kau menjadi tua keriput kau akan tetap menunggu bunga itu mekar?"
"Hei apa kau mengejekku?" dengan tatapan yang sinis " tentu saja aku tak akan menunggu di tempat ini selama itu Baka(3)"
"Hai hai o-hime sama(4)" jawabnya dengan santai sambil menyandarkan pundaknya kebatang pohon.
....
"Toushi-dono apakah kau masih menolak tawaran kami? Kau tak perlu khawatir tentu saja kerja sama ini itu kepentingan kita bersama". Toushi lebih baik menutup mulutnya daripada dirinya harus menyerahkan desa yang telah ia bangun dengan susah payah oleh leluhurnya beberapa abad lalu. "Souka(5).. jadi kau masih mau menutup mulut mu itu. tak apa mungkin lebih baik kami beri waktu beberapa waktu lagi untuk membantu mu berpikir sebelum kau benar benar kehilangan desa indah mu ini"
Toushi hanya bisa menahan emosinya demi keselamatan desanya tersebut. "Toushi-san daijoubu desu ka(6)" tanya seorang lelaki paruh baya yang duduk di balik sekat yang memisahkannya. "Hai daijoubu desu" jawab Toushi dengan lelah. "Bagaimana keadaan Chisuzu, apakah dia masih bersama Suzuki di bukit sana?"
"Iya kau tak perlu khawatir untuk saat ini Suzuki ada bersamanya "
"Hai Wakatta. tetapi jika terjadi sesuatu pada diriku maukah kau membawanya pergi bersamamu?
"Tentu saja akan kujaga putri kecilmu olehku" jawabnya dengan sorotan matanya yang fokus.
....
Suzuki bangun dari tidurnya dan melihat bahwa waktu menunjukan akan malam "Yoii...Chisuzu bukankan ini saatnya untuk pulang ?"
"Ah.. benar juga baiklah" merapihkan barang bawaan yang tadi dibawa Chisuzu. Setelah marapihkan barang bawaannya Chisuzu berpamitan dengan Suzuki. "Jaa ittekimasu(7)"
"Ki o tsukete(8)"
Chisuzu pulang kerumahnya di awasi pengawal yang perintahkan oleh Tuan Toushi. Chisuzu yang berumur 10 tahun masih tak mengerti pada konflik yang terjadi di daerahnya ini. Setelah sampainya Chisuzu di kediamannya Tuan Toushi langsung menyuruh nya untuk langsung menemuinya. Apa yang dilakukan Tuan Toushi tentu saja membuat Chisuzu tidak mengerti. Namun hanya ini ketidaktahuan Chisuzu lah yang mampu menyelamatkan dirinya sendiri menurut pemikiran Tuna Toushi.
Dengan segera Chisuzu memuju ruangan Tuan Toushi. Tok tok tok
"Hai, masuklah Chisuzu" ucap Tuan Toushi di dalam ruangan. "Hai, Doushita no Otoo-sama(9)?"
"Bukankah besok hari ulang tahunmu?" tanya tuan Toushi dengan raut muka bersedih. "Unnmm... besok Chisuzu akan melihat bunga yang di janjikan Okaa-sama ketika dia masih hidup" dengan senyuman yang terpancar di wajah Chisuzu.
"Souka jaa ashita wa ki o tsukete (10)"
"Unm...."
Tuan Toushi khawatir jika ada seseorang yang akan berbuat jahat kepada Chisuzu. Maka dari itu tuan Toushi membiarkan Chisuzu untuk pergi ke pengunungan. yang di awasi oleh pengawal dari keluarga yukimura.
Hari ulang tahun Chisuzu pun sudah tiba para pengawal dan warga desa didesanya memberika selamat kepada Chisuzu. "Otanjoubi omedotou Chisuzu-chan(11)" "Unm"
"Chisuzu, otanjoubi omedetou(12) sepertinya akan segara turun salju, pastikan dirimu memakai mantel Chisuzu"
"Unm.. Arigatou ne otoo-sama(13)".
Setelah persiapan, Chisuzu dengan tak sabar langsung pergi ketempat bunga itu tumbuh. "watashi Ittekimasu(14)". Dengan senyum gembira diwajahnya Chisuzu berlari sekuat tenaga.
Setelah sampainya Chisuzu di tempat tersebut sesuai janji Suzuki, dirinya datang untuk melihat bunga mekar itu bersama-sama.
"Yoo... Chisuzu" Sapa Suzuki dengan santai.
"Unm.."
Mereka berdua menatap bunga itu. Cahaya bulan menyinari bunga itu di tengah turunnya salju yang dingin dan perlahan lahan bunga tersebut mekar dengan sempurna bagaikan bel yang berbunyi di hari ulang tahun Chisuzu.
"Yooii..Selamat ulang tahun"
"Unmm.. arigatou"
"Ano sa, Apakah aku boleh menemuimu lagi disini meskipun kita tidak menunggu bunga ini mekar?"
"Ii yo. Yakusoku(15) da yo"
"Unm.. Yakusoku(15)". Sebuah janji yang terukir pada bunga membuat ikatan mereka semakin kuat namun. Janji tersebut hanyalah sebuah belaka ketika malam itu tiba.
Dimana keheningan di desa Ran berubah menjadi kekacuan yang di akibatkan seranga dari beberapa pemberontak yang tidak menirima atas keputusnya dari kepala desanya. Para warga disana tewas dari mulai anak-anak hingga dewasa dibantai dan rumah mereka dibakar dan tidak sedikit pula yang selamat. Beberapa orang yang selamat memilih untuk pergi bersembunyi sampai konflik itu selesai.
Malam itu adalah malam yang membahagiakan sekaligus malam yang paling mengerikan dalam hidup Chisuzu. Dimana saat dirinya sampai dirumahnya seluruh orang yang ada di dalam rumah nya sekaligus ayahnya mati dengan beberapa luka tusuk di. Chisuzu kecil hanya bisa terdiam dan dirinya dibawa oleh beberapa pengawalnya yang selamat.
Mimpi indah itu menjadi sirna seakan pertemuan mereka bagaikan mimpi indah yang hilang dalam sekejab. Beberapa minggu setelah itu, pemberoktakan semakin meluas dan pada akhirnya keluarga Yukimura pun itu terlibat dalam konflik tersebut. Hingga pada akhirnya Kondo Yukimura ditangkap dan dijadikan sebagia tawanan. Suzuki pada saat itu tak mampu menyelamatkan tuannya, kehilangan keberadaan tuanya itu. Pada akhirnya seorang samurai dari keluarga Yukimura tersebut menjadi seorang Ronin.
10 tahun kemudian...
"Kimi dare desu ka?(16)" ucap Chisuzu yang terkejut akan kehadiran seorang pria yang sedang tertidur di dahan pohon.
Bersambung...
Note : (1) Apa (2)Iya iya aku mengerti (3) bodoh (4) iya iya tuan putri (5) Seperti itu (6) Toushi apa kau baik-baik saja?" (7) Baiklah aku pergi dulu (8) hati-hati (9) ayah ada apa ? (10) bagitu rupanya, hati-hati besok (11&12) Selamat ulang tahun Chisuzu-chan (13) Ayah terima kasih (14)aku berangkat (15) Janji (16) Siapa kau?
YOU ARE READING
Kimi no Yakusoku Hana o Miru (Melihat bunga Janjimu padaku)
RomanceMenceritakan seorang gadis yang bertemu dengan seorang ronin (samurai tanpa tuan) 10 tahun yang lalu dan mereka membuat janji akan bertemu 10 tahun yang akan mendatang untuk melihat bunga mekar itu bersama sama. Namun apakah mereka akan ditakdirkan...