•| Gula, Manis dan Wajah

1K 125 20
                                    


Cangkir di atas meja,menunggu tuk dingin sebelum di santap, pemiliknya Dazai Osamu pemuda yang kini sedang membaca kabar berita tahun lalu. Alasan ingin mempelajari kasus Yokohama terdahulu, padahal fakta ia tidak sanggup membeli kabar berita baru.

Kaki terlipat masuk, di bawah aungan meja futon, penghangat di dalam. Ia sedang menghangatkan diri.

Omong-omong, Dazai senang. Pertama kali sang kekasih membuatkannya kopi. Meski ia akan lebih senang jika di belikan sebotol sake. Tapi alasan kesehatan dan cuaca membuat Dazai terlena. Dan tangannya sudah siap memegang cangkir di meja, setelah dilihat semakin tipisnya uap yang keluar.

Pahit

Realita tidak sesuai ekspetasi. Biasa. Namun tetap menyakitkan.

"Ranpo-san ini pahit." kata Dazai.

Di balik dinding tipis pembatas Ranpo menjawab, "tambahkan gula saja."

"Bisakah kau ambilkan gula untukku?"

Suara langkah terdengar. Ranpo berjalan ke arah Dazai, namun si pemuda cokelat tidak mendapati apa-apa di tangan Ranpo.

Ranpo duduk di hadapan Dazai, memangku wajahnya. Tersenyum.

"Er.. Ranpo-san, gulanya?"

"Wajahku."

"Apa kau berusaha menggodaku?"

"Menurutmu?"

Diam sejenak, manik zamrud mengintip nakal. Dazai menyeringai puas.

DanpoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang