satu

1.5K 238 10
                                    

☕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sepasang tungkainya berjalan memasuki café, seperti biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sepasang tungkainya berjalan memasuki café, seperti biasa. aroma kopi yang menyeruak memenuhi seluruh sudut ruangan dan juga senyuman ramah seorang waiter membuatnya makin bersemangat melangkahkan kaki menuju tempat dimana sang barista bekerja.

"cappucino please."

barista tampan itu tersenyum; memperlihatkan barisan giginya yang rapi, kemudian segera membuatkan pesanannya. "anda bisa menunggu di meja nomor 1, tuan."

si pemesan mengangguk kecil dan segera mengayunkan tungkainya menjauh dari counter--menuju bangku yang ditunjuk si barista. kursi yang berhadapan dengan jendela menjadi pilihannya. sepasang mata bulatnya memandang kaca yang sedikit berembun. hujan sepertinya akan semakin lebat dan satu-satunya hal yang dapat dilakukannya adalah menunggu hingga hujan redaㅡsalahkan saja si hwang minhyun yang meminjam payungnya minggu lalu dan kembali dalam keadaan rusak berat.

tidak perlu menunggu lama untuk segelas cappucino hangat di meja nomor satu. diantarkan oleh seorang pelayan lelaki bersurai hitam arang dengan senyuman yang mengembang di paras rupawannya.

"pesanan anda, tuan. selamat menikmati."

binar ketertarikan muncul di matanya ketika mendapati taburan granulle berbentuk hati diatas minumannya.

pemuda dengan beauty marks di pipi kirinya itu mengucapkan terimakasih kemudian mengangkat cangkir cappucino-nya. dahinya mengkerut manakala netranya menangkap secarik kertas yang terlipat rapi, tersembunyi di bawah cangkirnya.

"selamat menikmati, tuan. semoga harimu menyenangkan."

senyumnya mengembang. ia akui hatinya menghangat membaca selarik kalimat yang tertulis rapi di atas kertas putih itu. ia tersenyum saat manisnya cappucino menyapa indera pengecapnya. jemarinya bergerak melipat kertas itu dan memasukkannya ke dalam saku mantel yang dikenakannya.

tanpa ia sadari, seseorang juga tengah menatapnya dengan senyuman.

☕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




a/n: kaya yang udah tertera di deskripsi cerita, ini remake dari ff aku yang a cup of coffee ; meanie. jadi jangan bingung kalo pernah baca cerita yang mirip sama ini karena yang bikin adalah orang yang sama

anggep aja ini birthday project buat si bagONG ehe btw lanjut tidak nih

a cup of coffee ➳ongniel✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang