(1)

71 6 0
                                    

Maaf banget, karna yang sebelum nya menggantung. Jadi ini kelanjutan dari chapter 1.

Happy reading all :-)

    "KETAWA AJA TERUS SAMPAI SUKSES ..." Ujar Nina dengan mendengus sebal lalu cengar-cengir palsu.

    "Hehhh, maaf-maaf," Hanin mulai menghentikan tawanya sembari mengangkat tangan kanan nya yang ditumpu di atas meja, lalu melihat Nina dan menghela nafas. "Lo juga Nin, nerangin sampe segitunya banget. Heboh. Sumpah gue gak habis fikir kalau sampai sekarang lo nggak mandiri-mandiri juga."

    Wanda pun ikut menambahkan "Nina-Nina, gue yang anak tunggal aja kagak segitunya. Masak beresin kamar sendiri aja lo masih remed,"

    "Gini-gini muluk lo, kapan berubahnya." Ucap Wanda dengan geleng-geleng sambil memegangi perut nya yang sakit sehabis tertawa.

    "Jika diperlukan saya akan berubah menjadi power rangers."

    "Y, Nin, Y ..., serah lu deh,"

    "Hee... , si David sama Vero kemana, yak? Nggak nongol-nongol." Lebih tepat pernyataan dibanding pertanyaan. Karena, gumaman Nina lebih kepada dirinya sendiri.

    "Bener. Tuh si OMar KW, kemana?" Celetuk Wanda dengan panggilan mahakarya nya buat David, Vero.

    "Tadi waktu bel istirahat ke dua bunyi, David sama Vero yang gue lihat uda buru-buru ke luar kelas. Kayaknya David ada urusan dan Vero nemenin," ucap Hanin.

    "Urusan terus kagak tamat-tamat. Padahal David kan uda gak ngejabat ketos SMA Global lagi, bukan pemimpin club PA SMA Global juga. Perasaan jabatan dia sekarang cuma ketua kelas kita. Ngapain lagi nyibukin diri?" Tukas Wanda tak habis pikir. "Lagian Vero ngapa juga sih, nemenin David. Bodyguard kali ya. Mending sama kita-kita ngisi perut,"

    "Ampun ...," Nina bergumam nyaring sambil tepok jidat.

    Hanin yang menengok kelakuan Nina hanya mengerutkan alis mata nya bingung. Sementara Wanda menggedikkan bahu nya pertanda ia tidak tahu.

    "Si Vero nemenin David juga pasti gegara embel-embel," gumam Nina kembali dengan dengusan. "Gue tebak. Tuh siamang kalau nggak karena nyontek sama David pas UH Kimia tadi, juga pasti ogah-ogahan kayak siput buat nemenin. Mendingan juga dia ngapelin sosoran nya, si Almira, adik kelas 11 kita, di kelas anak IPS." Ucap Nina mengutarakan pendapat logikanya dengan heboh.

    "Jangan su'udzan." Ujar Hanin memfinalkan argumen Nina.

    Dari arah koridor masuk kantin. Tampak enam cewek populer binti eksis nan alay, yang menamakan diri mereka 'Baby Shark', gangster mereka adalah Alexa, Diandra Alexa Vanya. Mereka masuk kantin dengan berlenggang ala-ala putri Indonesia. Mereka tergabung di tim pemandu sorak SMA Global. Faktanya, cewek-cewek populer, most wanted di SMA Global tersebut adalag fans-fansnya David, si cassanova SMA Global. Laki-laki berbody atletis dengan tinggi serta bobot badan yang ideal untuk ukuran laki-laki SMA. Berkulit mulai hitam, akibat keanggotaannya di tim pramuka SMA Global dan sebagai pemimpin club pecinta alam, David juga Ketua OSIS SMA Global dan Ketua kelas XII IPA 1. Berambut hitam legam dengan model pompadour ala pe-sepak bola asal Brazil, Neymar.

    Tetapi, David sama sekali tidak tertarik dengan Alexa maupun antek-anteknya. Menurutnya, perempuan seperti mereka, cuma perempuan populer bermodalkan tampang yang hidup serba berkecukupan. Segala yang dimau bisa didapat tanpa usaha yang ekstra. Alexa dan geng nya tidak termasuk ke dalam kriteria seorang David Arvian, lelaki smart yang selalu menjadi runner up Hanindhya Rieka, perempuan terpintar diantara orang-orang pintar.

    Tak lama setelah kedatangan rombongan 'Baby Shark', terlihat David bersama Vero yang akhirnya menampakkan batang hidungnya.

    "Kalian berdua dari mana?" Tanya Hanin. David dan Vero masih berdiri.

    "Dari Gudep. Gua dipanggil sama Pak Banjar, Pak Banjar minta tolong buat pantau persiapan anggota pramuka, soalnya mereka ada perkemahan nasional pertengahan bulan Juni ini di Sulawesi Tenggara. Pak Banjar juga minta gua buat mimpin beberapa kali diskusi untuk anggota club PA." Jawab David kasual pada Hanin.

    "Lo doang yang disuruh Pak Banjar buat pantau persiapan anggota Pramuka?" Sekarang Nina yang bertanya dengan memandang serius David.

    "Enggak lah. Ada PimRu Elang si Fathir, WaPimRu Elang, Daffa. Terus PimRu Padi, Dera, sama WaPimRu Padi, Pica. Juga ada Dino sama Tata." Jelas David detil.

    "Terus sama anggota club PA bikin diskusi apa lagi. Event PA kan setiap akhir tahun, lama lagi dong. Baru juga empat bulan yang lalu ke Cagar Alam di NTT. Dan harusnya, pemimpin yang baru dong yang mimpin diskusi,"

    "Diskusi ringan-ringan plus kasih materi, sekalian gua disuruh ngecek sisa anggaran club PA yang ke Cagar Alam kemarin. Gua juga pening nih sebenernya,"

    "Ahhemmmm, tau gak-tau gak. Tadi ya, gua sama David ketemu sama 'Baby Shark'. Terus, Alexa ngajakin David nonton broh," si Vero nimbrung enteng gak sesuai topik, topik yang bakal bahaya banget.

    "WHATSS??!!!," Nina melotot dan berdiri berkacak pinggang, sampai Hanin, dan yang lain takut-takut kalau bola mata Nina melompat keluar. "FIX ganjen parah! Dasar chili BURIK!" Tuh bener kan, emang topik yang bahaya banget. Buktinya Nina jadi panas kayak setan.

    "Dav, lo pasti dengan sok polosnya, dan beralasan nggak bisa nolak tawaran cabe manja burik itu kan! Kambing banget tau, gak." Sewot Nina masam yang kini melipat tangan di depan dada.

    "David kagak nolak, cuma nunda," kompor Vero dengan tampang tanpa dosa.

    "Gimana caranya lagi gua nolak, Alexa pasti ba--,"

    "Main motong penjelasan David tanpa aba-aba. "Bakalan ngadu ke nyokap nya yang notabenenya adalah temen socialita dan temen arisan nyokap lo, dan lo berasa nggak enak dan males disemprot sama nyokap lo, kan?"

    "Khatam luar kepala gua sama mantra lo itu." Ujar Wanda sambil memainkan rambut blondenya yang keriting.

    "Nih juga si tomked, kagak ada bantu-bantuin gua, pake acara ngadu lagi lo, nambah perkara aja. Lo, juga memperalat gua supaya bisa PDKT sama Almira. Dan sekarang lo sama sekali kagak belain gua," semprot David ke Vero dengan muka disinis-sinisin.

    "Ehh bekicot yang punya IQ ketinggian. Otomatis ni, gua bakal ikut lo nonton, bareng sama Almira, jadi lo gak bakal beduaan aja sama Alexa, taek," Balas Vero gak terima.

    "Jadi, ceritanya, lo-lo pada mau double date bareng kakak-adek, Diandra, gitu!!!" Ucap Nina makin kebakaran jenggot.

    "Ee'ehhh ..., botak juga kepala gua di tengah-tengah sekumpulan kutu beras, mendingan gua isi perut pake siomay Kang Ali," Ucap Vero.

    "Aduu si ogeb, kutu beras kagak gerogotin rambut, apa lagi rambut loh yang noh ubanan," Balas Wanda.

    "5 menit lagi masuk anaknya Pak Irwantoro Shalihin. Telat, gandain catatan Biologi sesuai angka menit ketelatan." Ucap Nina.

    "Gara-gara nemenin manusia antara super sibuk-sok sibuk. Cacing-cacing di perut gue jadi karaoke seriosa, panas nih otak gue habis UH Kimia. Butuh nutrisi." Celoteh Vero dengan sok drama.

    "Kagak usah mendramatisir alay lo tomked, orang usaha lo juga nyontek gua."

    "Udah lah ribut mulu kayak balita rebutan cokelat. Btw, gak pada lupa salat Zuhur kan?"

    "GAK ..."

~~~*****~~~

Pas SD, salah satu guru favorit aku dan teman-teman aku yang lain bilang gini, 'Jadilah orang terpintar di antara orang-orang pintar, bukan jadi orang pintar di antara orang-orang terpintar,'

•Do you understand?

✔Good, if you understand

Dan sampai sekarang aku masih ingat kata-kata guru aku itu, kata-katanya berhasil memotivasi aku dan menginspirasi.

May you always be happy wherever it's, my teacher.

Tbc

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang