Chapter 5

17 1 3
                                    

🎶 The Overtunes ~ Takkan Kemana
    
     Terhitung sudah dua hari sejak Hanin bertemu Pak Yudhis, kepsek SMA Global yang meminta Hanin untuk menjadi rekan belajar anak baru pindahan SMA Satriya yang bikin geger cewek-cewek satu sekolahannya. Kini, Pak Yudhis kembali memanggil Hanin untuk dipertemukan dengan Irfan.

     "Permisi, pak," Ujar Hanin setelah mengetuk dan dipersilahkan masuk oleh empunya ruangan.

     Hanin sedikit kaget karena ia mengira akan menunggu ternyata dia yang ditunggu, Irfan sudah ada di dalam ruangan. Tetapi, Hanin dengan cepat bisa menetralisir semua itu kemudian duduk.

     "Jadi, Irfan ini Hanin yang saya pilih untuk membantu kamu belajar sampai Ujian Nasional yang tinggal 3 bulan lagi," Jelas Pak Yudhis.

     "Woo, lo temen si blonde pacarnya Rian, kan?" Tanya Irfan.

     "Gue Hanin, XII IPA 1," Jawab Hanin sekenanya.

     "Saya harap Hanin bisa menjadi rekan belajar yang baik dalam membantu kamu, Irfan. Dan silahkan untuk kalian berdua mengatur jam tambahan belajarnya,"

     "Irfan ingat pesan om tadi, setidaknya jika bukan untuk papamu ingat mamamu yang tetap harus kau banggakan, dia pasti terus memantau anaknya dari atas sana. Dan Hanin saya selalu bangga dengan prestasi kamu, dan itu juga yang membuat saya percaya, karena kamu tidak pernah gagal untuk membuat kagum. Oke kalian sudah bisa keluar,"

     Hanin memandang Irfan saat pak Yudis tengah berkata-kata, manusia itu tidak memperhatikan dengan seksama dan tetap dengan tingkah slengean nya. Awas saja denganku akan kuubah sopan-santun manusia ini.

     "Baik, pak. Kami permisi," Pamit Hanin.

     Kami pun keluar dari ruang kepsek dan setelahnya ....

     "Tunggu dulu, kita perlu bicara,"

     "Hmm," Irfan hanya berdeham.

     "Pertama, jadwal belajar kita Hari Sabtu, Minggu mulai dari jam setengah 2 siang sampai setengah 4 sore. Dan lo gabisa protes karena di sini gue tutornya. Urusan tempat lo bisa pilih satu tempat dan itu menetap karena gue gamau setiap pertemuan ganti-ganti, bikin ribet. Kedua gue mintak kontak lo. Di luar dari kedua hari itu lo gaboleh sembarangan mengganggu ketenangan gue di sekolah ini dan kalau ada apa-apa soal PELAJARAN baru lo bisa ngekontak gue," Jelasku dengan menekankan dibeberapa kata.

     "Udah? Selesai ngebacot nya? Untung lo lumayan cantik, bukan bapak-bapak yang udah bandotan. Lagian inti dari paragraf lo itu mintai kontak gue juga. Dasar cewek,"

     "Terserah pikiran lo, dan minggu ini kita udah mulai pertemuan pertama. Jadi, lo udah bisa kasih tau gue dimana tempat belajarnya," Hanin Berujar bodo amat sambil menyilang kan tangannya.

     "Calm baby, pakai kelembutan dong. Gimana kalau di apartemen gue aja?" Tawar Irfan dengan senyum nakalnya.

     Hanin pun kini berkacak pinggang "Heh lo mau mesum ya?"

     "Mesum apanya sih, emang salah kalau gue minta belajar di apartemen? Kan lo sendiri tadi yang beri gue kebebasan memilih. Atau ini kode lo mintak dimesumin gue?" Goda Irfan kembali.

     "Emang lo gapunya rumah sampai milih di apartemen?"

     "Itu uda bukan urusan lo ya, itu udah ranah pribadi gue. Lagian suka-suka gue lah kan point kedua kebebasan gue jadi lo di sini yang jangan protes,"

     Hanin memejamkan mata menghela nafas "Oke fine. Sekarang siniin kontak lo," Pinta Hanin.

     "Polos-polos modus lo ya, nanti gue yang kirim sendiri alamat apart gue ke elo,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang