02

1.2K 141 5
                                    

“aku mendengar mu berbicara dengan sasuke-kun di koridor, apa kau betul hanya menganggap dia teman masa kecil?

“he..”

Naruto terdiam dengan ucapan sakura, ia tidak mungkin memberi tau bahwa sebenarnya dia sudah menyukai sasuke sejak dulu, apa lagi sakura juga telah menyukai sasuke sejak dulu

“te..tentu saja, aku menganggap Teme hanya teman masa kecil ku”

“hanya? Apa berarti kau pernah menganggap sasuke-kun lebih dari teman?”

‘ SHIT.. kenapa aku gak bisa kontrol ni mulut’ batin naruto

“mu..mungkin aku hampir pernah menganggapnya musuh saking menyebalkankan sifatnya”

Naruto hanya tersenyum gugup karena melihat sakura yang menatapnya dengan tatapan sinis, ia takut sakura akan menyadari kebohongannya

“ ok, ku percaya tapi inget SASUKE-KUN MILIK KU”

“ kau tak perlu sampai menegaskannya a..aku gk bakal rebut ayang mu itu” kata naruto dengan  sedikit nada penyesalan

“Btw ku denger sasuke-kun sedang mencari relawan perempuan, jadi kalau emang kamu gk ada perasaan apa-apa, TOLONG bilang sasuke-kun aku bersedia menjadi relawan  cewek”

“ya kalo bersedia sih semua cewek maukan asal si Pangeran Sekolah yang menyuruh”

“ bodo amat, intinya kau harus bikin sasuke-kun mau jadiin aku sebagai relawan cewek!!”

“ck.. iya,iya akan ku usahain”

‘bawel amet jadi cewek’ batin naruto

Sakura yang langsung pergi setelah meminta tolong dengan cara yang cukup memaksa, sementara naruto hanya menundukan kepalanya dan sedang menyesali apa yang ia setujui tadi, naruto berpikir sakura akan semakin dekat dengan sasuke dan perlahan sasuke mulai mengabaikan nya

‘sial, kenapa aku gak ngaku aja sekalian tadi’ batin naruto

Saat naruto sedang berjalan pulang ia masih memikirkan bagaimana cara untuk membujuk sasuke agar mau jadiin sakura sebagai relawan cewek tapi dia juga masih takut apa yang ia pikirkan tadi akan jadi kenyataan.

Naruto terus berjalan sambil berpikir tanpa mempedulikan jalan yang ia lalui

STOP

Tiba tiba ada seseorang yang berteriak dan menarik tangan naruto yang tidak sadar bahwa ia sudah ada di zebra cross dan hampir melangkah ke jalan raya yang masih berlampu hijau, naruto yang masih terlihat terkejut langsung menundukan kepalanya berterima kasih tanpa tau siapa yang menolongnya dan saat ia mengangkat kepalanya ia melihat sosok berkulit putih bermata hitam pekat dan berbadan langsing berada tepat di depan matanya

“are, bukan kah kau anak kelas 2 yang di juluki si periang selebor itu”

Dengan wajah tersenyum Tanpa basa-basi dengan satu kata yang sangat JLEB, naruto seketika sadar bahwa dia adalah “Sai” kakak kelas nya sekaligus ketua dari klub seni lukis KHS (konoha high school)  dan juga memiliki sifat yang blak blakan.

naruto merasa sangat sial karena dalam satu hari ia terus mendapat masalah..

‘udah di panggil keruang guru, berhadapan ama sakura, sekarang malah ketemu kating, sial amet hari ni’ batin naruto

Setelah berterima kasih Naruto yang terlihat canggung langsung  berlari pergi, sai pun hanya melihat naruto berlari ke sebrang jalan dengan muka malunya yang terlihat sangat merah (dan imut ><)

ia perlahan mulai tersenyum karna dia berfikir sepertinya ia telah mendapat mainan baru yang cukup menarik. 

Keesokan harinya naruto terlihat gugub saat perjalanan ke sekolah ia masih belum punya rencana membujuk sasuke untuk menjadikan sakura sebagai relawan cewek.

“huwa.. aku harus bilang apa? Emang dia mau dengerin? Aku yakin pasti dia langsung nolak sebelum aku bilang siapa orangnya, tapi nanti kalo sakura tanya aku harus ngomong apa?  Masalah Ini lebih dari kapasitas otak ku untuk berpikir ”   

Saat naruto akan memasuki gerbang sekolah tidak sengaja ia berpapasan dengan sasuke, saat  naruto ingin menyapa sasuke tiba tiba ia teringat kejadian di UKS saat sasuke meniup telinganya dan membelai rambutnya, seketika mukanya berubah merah seperti kepiting rebus dan menjadi salah tingkah

“ y.. yyo te.. teme tumben da.. datang pagi”

“ aku memang selalu datang pagi dan dobe kau kenapa? Kau Bertingkah aneh lebih dari biasanya ”

“hah? Eng..enggak kok, oh iya a..aku hari ini piket, ja mattane”

‘baka, jelas banget tadi aku mengehindar pake salting segala, Uh.. aku gk bakal sanggup melihatnya nanti ’ batin naruto   

Saat di kelas sasuke terus menatap tajam naruto yang bertempat duduk tepat di sebelahnya, naruto hanya duduk terdiam sambil berpura- pura mendengarkan guru menerangkan, ia terliat gugup dan sedikit takut dengan tatapan sasuke

‘ tema, dia kenapa menatapku seperti itu? Emang aku ada utang ama dia?’ batin naruto

Tiba-tiba sasuke melempar selember kertas ke meja naruto, naruto  kaget ketika melihat ada sebuah kertas yang di lemparkan ke mejanya, ia langsung melirik sasuke dengan wajah yang terlihat bingung saat sasuke menyadarinya ia Mulai menggerkan jarinya seperti sedang berbahasa isyarat

‘ di-ba-ca-ya, hah? tu bener sasuke? Dia melempar ku kertas dan mengajak ku main surat-suratan? Emang bocah apa, tapi gak papa deh kapan lagi dapat surat gini dari doi (\\\)?’  batin naruto

Naruto mulai penasaran dengan isi dari kertas itu, perlahan ia mulai membuka kertas yang di beri kan sasuke tersebut

“ dobe, kenapa tadi kau bertingkah aneh? Apa aku ada salah pada mu? Atau kau ingin menyembunyikan sesuatu diri ku lagi, bukan kah kita teman dari kecil? jika ada sesuatu yang terjadi kau bisa meminta bantuan ku”

naruto mulai terlihat memerah saat membaca kertas dari sasuke, ia tidak menyangka sasuke mengkhawatirkannya seperti itu.

naruto bahkan merasa menyesal bahwa ia sangat sensitif saat melihat sasuke dekat dengan banyak cewek, ia juga merasa malu pernah serakah ingin mendapatkan perhatian sasuke seutuhnya

‘sejak kapan ya aku se sensitif ini, memang benar sih jika melihat doi dekat dengan orang lain pasti akan ada rasa cemburu tapi dia belum menjadi milik ku aku tak boleh serakah seperti itu, bukan hanya aku yang ingin dekat dengan nya dan lagian jika aku terus bersifat begitu mungkin teme ia akan merasa risih dengan ku dan malah membenciku' batin naruto

Naruto mulai menggerakan jarinya menghadap sasuke, ia ingin langsung menyampaikan apa yang ingin ia ucapkan dari pada menuliskannya lewat sebuah kertas, walaupun hanya melalui bahasa isyarat

Aku-ba-ik-ba-ik-sa-ja   te-me-ma-af  aku-su-dah-mem-buat-mu kha-wa-tir

Naruto menggerakan jarinya sambil terlihat tersenyum seperti beban yang ada di pikiranya telah hilang

‘jika memang dia tidak pernah menyadari perasaan ku, aku hanya perlu berusaha untuk lebih dekat dengannya dan membuatnya peka terhadap perasaan ku secara perlahan-lahan, dari pada membuat nya kehilangan banyak teman hanya karena rasa cemburu saat melihatnya dekat dengan orang lain’ batin naruto

Naruto perlahan mulai ingin merubah caranya menyukai sasuke dari tuan pencemburu menjadi orang yang lebih menerima dan sabar terhadap perasaannya sendiri dan tidak memaksakan perasaan orang lain terhadapnya.

.

.

.

To be continue  

OsananajimiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang