Naruto memandangi kotak makan yang ada di meja makannya. Beberapa menit yang lalu ia memutuskan untuk memungut kotak makan itu dari lantai setelah menunggu lima menit dan tidak ada tanda-tanda salah alamat.
Tapi, siapa yang mengirimnya?
Namun karena perutnya sudah berteriak kelaparan akhirnya ia mengikuti nafsunya untuk mengambil kotak makan yang mengeluarkan aroma lezat itu. Saat dibuka ternyata berisi nasi dengan ayam katsu. Tapi yang membuat ia bergidik adalah sepotong tomat yang terletak di samping ayam.
Dengan buru-buru Naruto menyingkirkan tomat yang menghalangi pemandangan indah baginya. Namun saat ia menyingkirkan plastik kotak makan tadi ia melihat sebuah note yang tertempel di sana.
- Hbskn tmtny atau tidak ad ayam lgi besok-
Naruto mendengus, penasaran dengan pengirim makanan misterius tersebut. Kenapa harus tomat, dengusnya.
Ia benar-benar tidak menyukai buah merah dengan rasa masam itu. Demi apapun jika ia harus berhenti makan ramen tiga hari maka ia akan melakukannya.
Tapi ia sudah lama tidak makan ayam. Apa lagi aroma ayam katsu itu sangat menggoda dan membuat perutnya terus menjerit kelaparan meminta untuk diisi.
"Baiklah, demi ayam ttebayo!" Tukasnya sambil memejamkan mata saat memasukkan tomat ke dalam mulutnya.
Nafasnya tertahan saat rasa masam menyentuh lidahnya, dengan susah payah akhirnya tomat itu tertelan dan Naruto berteriak bangga.
"SIAPAPUN KAU TERIMA KASIH MAKANANNYA DAN AKU SUDAH MEMAKAN TOMATNYA TTEBAYOO!!!"
There Are Rains, Memories, But No You
Sasuke menyungging senyum tipis saat mendengar teriakan Naruto. Sebenarnya, tanpa berteriak pun ia bisa mendengar ucapan Naruto karena ia berada tepat di sebelah apartmentnya Naruto.
Ia membeli apartment itu sejak ia mengetahui tempat tinggal Naruto. Bukan posesif, ia tahu ia belum berhak melakukan itu, tapi pemuda itu terlalu polos untuk dibiarkan tinggal sendiri.
Apalagi jelas-jelas beberapa orang di sekolah mengincar Naruto dan ia tidak mungkin membiarkannya.
Sasuke sendiri masih bingung pada dirinya, yang ia tahu, sejak hari pertama melihat pemuda pirang itu jatuh di hadapannya ia mulai menyukai manusia hyperaktif itu.
Secara tidak sadar jantungnya selalu berdetak lebih cepat dari biasanya, ia selalu kehabisan kata-kata saat sepasang mata biru itu menatap lurus kedalam maniknya.
Sasuke diam-diam selalu mengikuti Naruto ke atas atap sekolah lalu berpura-pura mengantuk untuk sekedar bisa menghabiskan waktu, dan saat pemuda pirang itu tertidur Sasuke akan bangun dan duduk seharian di depan Naruto hanya untuk memandang wajah imut kesukaannya itu.
Tapi Sasuke tidak pernah secara terang-terangan menunjukkan perasaannya pada Naruto. Ia tidak ingin Naruto pada akhirnya memandangnya sama seperti orang lain hanya karena gelar Uchiha yang ia miliki.
Ia sudah muak dengan orang-orang yang mendekatinya dengan tujuan tertentu, belum lagi, jika saingan perusahaan keluarganya mengetahui sedikit saja kelemahan Uchiha maka tidak akan menutup kemungkinan jika mereka akan melukai Naruto.