Andai bumi ini telah kau tawan,
Bulan pula akan kau kerajaankanPuas bulan, bintang kau idamkan
Masih kurang, matahari menjadi sasaranKau tidak cukup dengan segala isi bumi,
Lalu kau tunjuk ke arah bima saktiBukankah disini juga bisa dinikmati
cahaya dari bulan, bintang dan matahari?Ahh kau dengki!! Aku tak peduli!
Segala yang aku mahu mesti dipenuhi
Darjah kebesaran seri pahlawan gagah perkasa,darjah bakti ini sudah tidak berarti lagi
aku berkenankan mahkota sakti terhias gah atas jemala ini
Aku jijik berpatik-patik aku mahu berbeta-beta.
Katanya lagi, kau tak berani duduk saja dibumi
Aku tetap pergi! segala pesan tadi tak didengariDengan suits besi yang baru ditempa tadi
dia terbang pergi dengan berani dan membuta tuliDirempuhnya pagar kilat dielaknya tiang-tiang petir
Dia hilang qiblat disedut lubang hitam bermeteorSetelah sekian lama tersesat akhirnya dia berjaya
Dilaung sekuat hati pada matahari, akulah raja!Dilaung pada bumi, lihat beta yang paling berkuasa!
Belum sempat habis ucapannya pada hamba-hambaTiba-tiba datang satu suara keras kencang lantang menggoncang jiwa mengkaku tubuh mengkelukan lidah petahnya yang berbisa naga pada sekalian hamba tadi.
Suara itu berkata,
Apa yang engkau sibukkan usahakan lumbakan selama ini adalah perkara yang sia-sia belaka disebabkan kegairahan ketaksuban keangkuhan kesombonganmu itulah engkau dihantarkan kepadaku.Aku adalah neraka! raja matahari, raja sekalian api.
#ProfPaperAirplane
KAMU SEDANG MEMBACA
Entah
Puisiaku sendiri tak pasti ini sajak atau puisi yang pasti tulisan ini lahir dari sekeping hati