"Oh, God. Please, Ran. Berhenti nangis bombay gitu deh.... Gue cuma pergi 6 bulan aja buat pertukaran pelajar. Habis itu gue balik lagi. Lo nggak usah drama gini deh.. Malu kali dilihat orang." Lelaki berpostur tinggi tegap itu berusaha melepaskan pelukan gadis yang terus menempel pada tubuhnya sambil menangis.
"Hiks..hikss.. Tapikan, Mark. Aku nggak mau jauh-jauh dari kamu. Aku takut kehilangan kamu. Aku cinta sama kamu, Mark. Aku nggak mau kamu disana suka sama cewek lain." Ucap gadis itu disela-sela tangisnya.
"Stop bilang cinta gue, Rani Chandrakirana. Kita itu sepupuan, gue nggak mungkin suka apalagi cinta sama lo. Lo juga berhentilah cinta sama gue, karena itu nggak boleh. Dan program student exchange itu justru bagus, biar elo bisa move on dari gue dan dapat pengganti gue yang lebih pantas." Ucap Mark. Rani melepas pelukannya dan menatap Mark dengan wajah jengkel.
"Nggak akan! Selamanya cuma Mark Imanuel Setioadjie yang gue cintai! No one anymore..." ucap Rani dengan jengkelnya. Mark menatap Rani jengah.
"Ran, elo tuh harusnya sadar kalau ada banyak cowok di luar sana yang lebih pantas buat elo. Gue harap elo bisa secepatnya sadar, Ran. Pokoknya entar kalau gue udah balik disini elo harus sudah taken sama cowok dan move on dari gue, okay?" ucap Mark sambil mengacak rambut Rani penuh kasih sayang.
"Jahat lo, Mark. Selalu aja nolak gue. Lo nggak sayang sama gue?"ucap Rani setengah marah lalu memalingkan wajahnya. Mark yang dari tadi kesal terhadap Rani, tatapannya berubah menjadi lebih lembut. Direngkuhnya Rani ke dalam pelukannya lalu diciumnya puncak kepala Rani.
"Lo salah, Ran. Gue itu sayang banget sama elo. Lo tuh adik sepupu gue yang paling gue sayangi, bahkan melebihi Sasha adik kandung gue sendiri. Makanya, gue nggak mau lihat elo lebih sakit lagi, Ran." Biarin gue aja yang hancur, Ran. Nggak papa. Asalkan jangan elo. Karena kalau itu elo, gue nggak akan sanggup lagi hidup. Lanjut Mark dalam hatinya.
"Okay, Cousin. Time's up. Gue harus cepetan pergi. Lo tahu kan pesawatnya bakalan berangkat 15 menit lagi."
"Ya udah, Mark. Entar kabarin gue kalau udah sampai di sana."
"Iya. Lo jangan nakal ya? Hidup yang bahagia, okay?" tanya Mark sambil mengangkat jari kelingkingnya. Rani hanya menatapnya datar lalu menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Kamu juga jangan nakal, Mark. Jangan ganjen sama cewek-cewek disana. Mentang-mentang banyak yang cantik."
"Nggak bakalan. Gue nggak selera sama yang oplas." Jawab Mark sambil tertawa.
"Cewek Korea nggak semua oplas kali, Mark. Lo belum tahu aja yang cantik natural. Bisa juga kan elo ketemu cewek Indonesia disana terus jatuh cinta?" tuduh Rani dengan nada cemburu. Dengan tidak sabaran Mark menggapai jari Rani di jari kelingkingnya.
"Banyak bacot lo! Udah pokoknya kita udah saling janji sekarang. Deal, nggak bisa diganggu gugat." Ucap Mark tidak sabaran. Rani melototkan matanya, menatap Mark tidak terima.
"Apa-apaan ini? Nggak bisa dong! Ini cuma persetujuan sepihak. Curang lo!" protes Rani.
"Udah ya. Gue mau berangkat. Gue nggak mau ketinggalan pesawat." Dengan secepat kilat Mark mengecup pipi dan bibir Rani lalu berlari ke arah petugas untuk menuju pesawatnya. Meninggalkan Rani yang hanya bisa berdiri mematung dengan mulut terbuka lebar.
Dilihatnya Mark yang mulai mengantri menoleh sekilas ke arah Rani dan tersenyum lembut.
Itu ciuman pertama gue, Ran.
Dan mungkin juga yang terakhir buat elo.
Rani membalikkan badannya, berjalan cepat dengan bahu gemetar. Bulir-bulir air mata tak henti-hentinya menetes membasahi pipi mulusnya. Sesampainya di parkiran, Rani langsung berlari ke arah mobilnya. Dibukanya pintu mobil, kemudian masuk. Rani menutup pintu mobil dengan kasar, seakan melampiaskan segala rasa sakit yang dia rasakan sekarang. Kemudian Rani menjerit, menjerit dalam tangisannya. Menumpahkan segala kepedihan hatinya.
Di lain tempat, Mark tengah menatap jendela di pesawatnya dengan tatapan sarat akan luka.
"Andai kita bukan saudara, Ran." Ucapnya lirih. Kemudian mengambil smartphone miliknya dari saku jeans nya. Tiba-tiba, dia menemukan sebuah pesan masuk yang tertumpuk di antara pesan-pesan lain yang kebanyakan berasal dari operator.
Gue janji akan rebut semua cintanya dari elo, Kak.
Don't worry abt her. I'll make her happier than with you. I swear.
Lo pegang janji gue.
Mark menarik napas panjang.
"Setidaknya gue udah menitipkan elo ke orang yang tepat. Sekarang guardian angel lo bukan gue lagi. Tapi dia." Gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOES TO RANI
Romance"Andai kita bukan saudara, Ran." Ucapnya lirih. Kemudian mengambil smartphone miliknya dari saku jeans nya. Tiba-tiba, dia menemukan sebuah pesan masuk yang tertumpuk di antara pesan-pesan lain yang kebanyakan berasal dari operator. Gue janji akan r...