Suasana Universitas Indonesia –salah satu kampus terbaik di Indonesia– terlihat ramai dengan berbagai macam jenis mahasiswa yang lalu lalang, entah untuk mengikuti perkuliahan, praktikum, ujian, kerja kelompok, kencan, atau sekedar nongkrong. Mulai dari mahasiswa cerdas sampai mahasiswa yang terpaksa kuliah, mahasiswa hits sampai yang tak terlihat sedikitpun (bukan hantu ya, bro...) semua dapat dilihat disini. Salah satunya basecamp UKM Jurnalistik, yang telah berisi beberapa anggota yang sedang mengadakan rapat untuk peluncuran majalah edisi terbaru mereka. Seandainya saja keadaan sekarang ini bisa disebut dengan rapat. Di ujung ruangan ada sepasang kekasih yang tengah asyik bermesraan, siapa lagi kalau bukan Sinta dan Donny yang baru saja jadian 3 bulan yang lalu. Atau gerombolan cewek-cewek pengggosip –Langen, Fani, Salsha, Ratih, dan Febi- yang lagi asyik membicarakan hubungan Sinta dan Donny yang dimulai hanya 1 hari setelah Sinta putus dengan Rian. Ngomong tentang Rian, dia sedang duduk di teras bersama Clara –adiknya- dan mungkin saja sedang menjauhi Sinta dan Donny yang lagi apelan di dalam. Sementara anggota lainnya asyik nonton film terbaru yang didapatkan dari salah satu warnet kesayangan pecinta nonton film bajakan. Sementara ketua penerbit mereka, siapa lagi kalau bukan si Rani lagi nggak sanggup mengatasi anggotanya. Sedari tadi Rani hanya melihat layar smartphonenya sambil gigit jari.
"Ahhkkkk!!! Mark sialan!!!! Kemana sih lo? Baru dua minggu di Korea udah sok lupa sama gue???" teriakan Rani cukup untuk membuat seluruh penghuni ruangan itu terdiam dan menoleh ke arahnya. Clara yang ada di luar bersama Rian langsung masuk ke dalam -tentu saja diikuti oleh Rian- dan menghampiri Rani.
"Mark masih belum menghubungi lo?" Tanya Clara sembari mengambil posisi duduk tepat di depannya. Sementara Rian menyusul duduk di sebelahnya dengan wajah super bete.
"Mungkin dia udah nemuin pengganti lo kali, Ran. Korea kan ladangnya cewek cantik." Komentarnya. Sementara Clara langsung mendelik ke arahnya sambil mencubit pelan pinggangnya. Rian hanya dapat mengaduh kesakitan tanpa suara kemudian menatapnya dengan tatapan 'apa salah gue?'. Clara menjawabnya dengan ekspresi 'lo tuh bego banget, Kak!' lalu berpaling pada Rani dengan senyum hangatnya.
"Jangan dengerin Kak Rian, Ran. Mungkin Mark lagi sibuk disana. Mending sekarang kita mulai rapatnya aja." Rani mengalihkan pandangannya ke arah jendela dengan tatapan kesal.
"Gue takut dia bohong, Ra. Gimana kalo dia ke Korea buat menghindar dari gue?" Clara dan Rian saling pandang mendengar pernyataan Rani.
"Bisa aja sih..." jawab Rian enteng yang langsung mendapatkan hadiah jitakan dari Clara.
"Arghhh apa sih lo, Clar! Dari tadi kerjaan lo nyiksa gue mulu. Kakak lo tercinta ini lohhh, baru aja putus cinta jadi maklumin aja kalo otaknya rada geser." Ujarnya dengan volume lantang sampai terdengar ke telinga Santi dan Donny. Kontan mereka yang tersindir segera menghentikan aktivitasnya.
"Ehm, Ran. Mending rapatnya dicancel aja deh. Mood kita-kita lagi pada nggak oke. Gue jamin kalo rapat dilanjutin, yang ada kita perang urat sama mulut." Ujar salah satu anggota yang sedari tadi sibuk dengan laptopnya. Siapa lagi kalau bukan si mahasiswa teladan Dheka.
"Heiii, gue tersinggung nih dengernya." Komentar Rian. Dheka hanya menanggapina dengan ekspresi 'apa sih lo?'
"Dengan lo ngomong gitu, seakan-akan lo ngehina kita semua nggak professional. Rapat tetep dilanjutin, Ran. Kalau gitu kita mulai sekarang juga. Semua kumpul di meja rapat, nggak ada yang sibuk sendiri." Kini Ketua UKM Jurnalistik yang dinamakan Canvas mulai bersuara. Menghentikan aktivitas mondar-mandir sambil pegang bolpoint yang sudah dilakukannya kurang lebih setengah jam.
"Untung lo cepet sadar, Put. Tepat sebelum gue memutuskan untuk cabut saking lumutannya." Komentar Bima, salah satu anggota yang hobi banget fotografi. Sementara Putri –ketua Canvas- hanya meringis sambil mengangkat dua jarinya membentuk tanda peace.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOES TO RANI
Romansa"Andai kita bukan saudara, Ran." Ucapnya lirih. Kemudian mengambil smartphone miliknya dari saku jeans nya. Tiba-tiba, dia menemukan sebuah pesan masuk yang tertumpuk di antara pesan-pesan lain yang kebanyakan berasal dari operator. Gue janji akan r...