Hello!

25.9K 2.6K 280
                                    

Kotak besi sialan memang, ia harus terjebak di sini. Salahnya yang begitu ambisius menyelesaikan masalah PEB untuk penjualan sampel, sampai pukul sebelas malam dan ia menjadi penghuni satu-satunya di divisi keuangan. Kilan terus mengumpat, baru kali ini ia menyesal mengenakan rok lipit hijau di atas lutut kesukaannya.

Kekesalan Kilan tak hanya sampai di situ, ia tak sendiri di sini. Ada sosok Ardham si Manajer pemasaran yang opportunist. Yang sibuk memainkan ponselnya, pria itu sudah menghubungi teknisi dan Lift akan berjalan seperti semula setelah diperbaiki. Yang katanya memerlukan waktu kurang lebih satu jam.

"Apes amat gue." dengus Kilan, ia melepaskan heels sepuluh centimeter miliknya. Kakinya sudah cukup pegal untuk berdiri.

"Pak, enggak ada niat pinjemin jas nya gitu buat saya?" Kilan melirik Ardham yang hanya menatap sekilas ke arahnya lalu terfokus kembali ke ponselnya.

Akhirnya Kilan hanya menghela napas pasrah, butuh stok kesabaran lebih menghadapi sosok Ardham. Biasanya anak marketing itu pandai berkomunikasi, mampu mencairkan suasana. Tapi Kilan tak yakin jika Ardham seperti itu.

Pria yang lebih dikenal sebagai Hot Daddy di kantornya memang punya pesona sendiri, Kilan bukan termasuk salah satu dari fans duda keren di depannya ini. Karena Duda sama sekali bukan tipe Kilan.

"Salah kamu pake rok pendek seperti itu, mau kerja atau mau pamer paha?" Rentetan kata yang panjang cukup pedas dari mulut Ardham membuat telinga Kilan berdengung.

"Suka-suka dong, yang pake juga saya." Kilan melipat kedua tangannya di depan dada, kalau saja matanya bisa mengeluarkan sinar laser sudah pasti ia takan segan membuat Ardham terbaring di depannya.

"Ya makanya tanggung sendiri kedinginan, yang pake rok juga kamu." Ardham menyimpan ponselnya ke dalam saku jasnya, melirik perempuan di depannya from head to toe.

"Pantes nggak laku, you don't know how to treat woman!" Kilan masih kekeh dengan pandanganya, jika Ardham adalah satu dari seribu pria yang tak tahu bagaimana caranya memperlakukan perempuan dengan baik.

"Enggak usah sok tau. Kalau saya mau, sederet perempuan bisa menemani saya kapanpun," ucap Ardham dengan sombong. Telunjuk besar Ardham menempel di hidung kecil Kilan, "Kamu angkat rok seatas apapun saya nggak akan tegang."

Astogeeeee, ini mulut kagak pernah dibedong kayaknya.

"Biasanya pria itu lain di mulut lain di hati." Kilan berjinjit dengan sengaja agar tubuh pendeknya sejajar dengan dagu Ardham. Harga dirinya sebagai seorang perempuan terluka, bisa-bisanya Ardham merendahkannya. Dengan gerak pelan Kilan menggigit dagu Ardham. "Sampai kamu jatuh hati sama saya, saya nggak akan tanggung jawab."

******

Ardham Prasetya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ardham Prasetya

Kilania Azzahra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kilania Azzahra

[Ardham sama Anak Kembarnya 😍)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Ardham sama Anak Kembarnya 😍)

Ini apa yahh, prolog bukan, blurb bukan. Suka-suka gue sih ini judul partnya, nggak ChickLit? Nggak deh ini masukin Romance aja karena nggak full dari sudut pandang Kilan.

Sebenernya masih hectic sama kerjaan, ku masih galau soal kerjaan. Doakan yang terbaik yah manteman, biar bisa kerja yang enak terus nulisnya jadi lancar 😊
2

0-09-2017

RENDEZVOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang