"Hoon! Numpang bolos yak"
"Lagi?"Woojin tersenyum lebar. Jihoon hanya bisa menggelengkan kepalanya setiap melihat sahabatnya itu yang selalu bolos di ruangan OSIS. Jihoon adalah wakil ketua saat itu.
"Woojin, bukan gua pelit ya, lu tau kan semua pelajaran tuh penting?", Jihoon membereskan berkas yang harus ditanda tangani oleh ketua.
"Iya Park Jihoon yang terhormat, aku tau, tapi aku sama sekali tidak mau berusaha demi sebuah mata pelajaran bernama KIMIA", Woojin memutar kursi yang ia duduki. Jihoon yang melihatnya pun langsung syok.
"WOOJIN ASTAGA ITU KURSI BELINYA PAKE DUIT JANGAN DIMAININ ELAH KALO RUSAK GIMANA GUA BISA KENA SEMPROT BEGO"
Jihoon sudah meledak emosinya. Woojin pun langsung berlari keluar ruangan. Jihoon memang jarang marah, tapi kalau sudah marah, bisa timbul perang dunia III.
"Jihoon ga asik ah lagi sibuk.. yaudah bolos di uks aja, bahaya kalo ketauan", ia pun berlari ke UKS. Saat masuk ke dalam ruangan, ternyata ada koas yang menjaga.
"Park Woojin? Kelas 11 kan? Ngapain kamu disini?", ia bertanya dengan raut wajah heran.
"Jeonghan hyung.. kepala gua sakit, boleh tidur dulu ga?", Woojin mengelus kepalanya, berpura-pura sakit. Jeonghan pun menoyor kepalanya.
"Lu kira hyung ga tau, gausah bohong", Jeonghan melanjutkan mengikir kukunya, "gulingan di ranjang sono aja", ia menunjuk ke arah ranjang yang paling ujung.
Woojin tersenyum sumringah, "thanks hyung, Jeonghannie hyung jjang!", ia memberikan kedua jempolnya kepada Jeonghan.
Jeonghan orangnya woles, ngikutin arus. Kalo murid mau bolos selalu dikasih. "Gua juga pernah sekolah, sering bolos gegara pelajaran, jadi gua ngerti perasaan lu pada", katanya sih gitu.
Woojin pun berguling di atas ranjang sambil memainkan handphonenya. Tak lama kemudian, ia berjalan keluar UKS, namun ditahan Jeonghan.
"Mau kemana lu?"
"Toilet. Hyung mau ikut?"
"Kaga. Ga demen sama sesama jenis"
"Kayak hyung ga berpotensi belok aja"
"Ulangi lagi? Hyung ga denger"
"Nggak kok, hyung paling macho, gua ke toilet dulu yak"Woojin langsung berlari ke toilet. Kalau Jeonghan sudah memegang alat kikir kuku, lebih baik menyelamatkan diri.
Setelah selesai dari 'urusan'nya, Woojin pun berjalan kembali ke UKS. Saat melewati toilet cewek, ia mendengar obrolan yang sepertinya menarik. Ia pun memutuskan untuk mendengarnya.
"Jihoon tuh ganteng banget tauga, apalagi pas lagi serius ngerjain kerjaan OSIS, gila husband material banget!"
"Kyung, jangan tertipu elah, di balik wajah yang lu bilang diatas rata-rata itu, dia adalah anak yang bakal nangis cuma gegara denger lagu mellow. Masa gua nyanyi lagu putus cinta dia nangis?"Para cewek itu tertawa dengan riang. Woojin menahan tawanya. Ia mendapat aib Jihoon lagi. Kalau kata Woojin, "memang jahat, tapi kelemahan orang adalah investasi bagi kita wahai umat manusia"
"Ngomong-ngomong, si Woojin tuh lucu ya, bibit cogan masa"
Woojin tersentak. Ia terkejut, ternyata ia terkenal di kalangan murid cewek. Tanpa sadar, senyuman telah tersinggung di wajahnya.
"Iya, coba gua lebih muda beberapa tahun, pengen gua pacarin beneran dah"
"Elah, ketua OSIS gaboleh nyabe yaa"Woojin langsung berlari ke UKS. Ia mendobrak masuk ke dalam, yang membuat Jeonghan terkejut. Woojin langsung berlari ke ranjang tempat ia tidur sebelumnya dan melompat-lompat sambil menyembunyikan tubuhnya di dalam selimut.
"PARK WOOJIN! ITU RANJANG JANGAN DIHANCURIN ENTAR GUA KENA NGAMUK JISUNG HYUNG!"
Woojin tidak mengindahkan perkataan Jeonghan. Yang ia pikirkan saat ini hanyalah, seorang ketua OSIS yang populer di sekolahnya itu menyukainya.