Daniel terbangun. Ia melihat jam dinding kamarnya. Masih jam 6 pagi. Ia memutuskan untuk turun ke pekarangannya untuk menghirup udara segar. Baru saja ia sampai di pintu depan, sosok (Y/N) yang hendak keluar dari kosnya yang terletak di seberang kos Daniel muncul. Daniel tersenyum dan melambaikan tangannya.
"(Y/N), pagi!", serunya dari seberang. (Y/N) mendengarnya namun ia memilih untuk mengabaikan sapaan Daniel dan pergi kuliah.
Daniel sudah tahu kalau kelasnya mulai jam 11, ia juga tahu (Y/N) mendengar dan melihatnya. Ia tidak bisa protes. Yang bisa ia lakukan hanya tersenyum miris dan menurunkan tangannya.
"Aku tahu aku jahat, tapi apakah
3 tahun belum cukup?", gumamnya pelan.===================================
Daniel kini berada di ruang BEM. Hanya ada dia dan temannya, Seungwoo, biasa dipanggil Ong.
"Jangan bilang kalo lu mau curhat lagi", Ong membagi-bagi kopian proposal untuk rapat siang nanti.
"Ong, gua masih bingung. 3 tahun dia cuekin gua", Daniel menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Coba pikirin lah. Salah lu semua itu. (Y/N) punya hak buat gitu"
Daniel terdiam mendengar ucapan Ong.
===================================
3 tahun lalu, Daniel adalah ketua sekretaris OSIS di SMAnya. Pertama kali mereka bertemu adalah saat (Y/N) diwawancarai oleh anggota inti dan calon ketua OSIS saat itu.
Daniel pun mencoba untuk mendekati (Y/N). Tak lama kemudian, (Y/N) pun merasa nyaman bersama dengan Daniel. Mereka teman baik, suka satu sama lain, namun Daniel tidak kunjung meresmikan hubungan mereka. Meskipun begitu, Daniel selalu ada untuk (Y/N), begitu pula sebaliknya.
Saat periode OSIS baru, (Y/N) menjadi wakil ketua OSIS. Daniel selalu membantu (Y/N) di sela waktu luangnya, bahkan menemaninya lembur. Tak jarang Daniel membawakan makanan untuk (Y/N). Bahkan banyak yang mengejeknya uber-zone karena setiap hari tanpa absen mengantar jemput (Y/N).
Di saat yang sama, Daniel hendak menempuh ujian nasional, sehingga membuatnya belajar lebih giat. (Y/N) selalu menemani Daniel belajar di perpustakaan maupun di rumah. Saat nilai Daniel turun, (Y/N) pasti langsung mendatanginya dan menyemangatinya.
Tidak jarang datang pertanyaan seperti,
"Kalian bukannya jadian?"
"Kapan jadian?"Namun selalu ditepis seperti ini,
"Kami temenan kok"
"Nggak lah, temen doang ini"Hubungan mereka baik-baik saja, sampai suatu hari ada murid pindahan di kelas Daniel. Namanya Kim Sejeong. Cantik juga bersuara merdu. Ia duduk di sebelah Daniel.
Tak butuh waktu lama bagi Sejeong untuk menyukai Daniel. Setelah ia mendengar fakta bahwa Daniel dan (Y/N) sangat dekat, ia langsung mengganggu (Y/N).
(Y/N) sama sekali tidak menggubris. Kalo kata (Y/N), "ga ada untung juga ngeladenin anak kayak dia. Beraninya cuma sama adek kelas. Dia juga anak pindahan, ga tau aja pasukan gua seribu disini". Daniel dan (Y/N) malah jadi lebih dekat.
Sampai pada suatu hari, Daniel mendadak mendobrak pintu ruang OSIS. Saat itu di ruangan ada (Y/N), Mingyu, Chanwoo dan Seungwoo. Seungwoo alumni disana, jadi ia datang berkunjung. Mereka berempat sedang mengobrol bersama saat itu, dan terkejut karena Daniel langsung menarik tangan (Y/N) kasar. Ketiga temannya mengikuti mereka.
Daniel membentak (Y/N) dan menuduhnya kalau Sejeong dikurung di gudang semalaman olehnya. (Y/N) membantahnya, karena kemarin sampai subuh ia berada di ruangan OSIS untuk lembur bersama Mingyu.