Part 4

2.9K 109 5
                                    

~Clarification~

Authors POV

""Mega Wedding Tahun Ini Antara Kedua Pimpinan Perusahaan Besar. Penyatuan Cinta atau Penyatuan Bisnis? Apa-apaan nih??" Salsha menatap judul ulasan di salah satu majalah yang membahas pernikahannya dengan Aldi.

"Kenapa sayang??" Tanya Aldi yang sedang sibuk dengan laptop di pangkuannya.

"Ini loh, berita aneh. Masa mereka bilang kita dijodohin?? Katanya kita sengaja nikah untuk menyatukan perusahaan." Jelas Salsha kepada suaminya.

Mendengarnya, perhatian Aldi langsung teralih. Ia kemudian menatap istrinya dan meminta majalah itu lalu membacanya dengan seksama. Salsha kira, suaminya itu akan bereaksi yang sama sepertinya, yaitu kesal dengan semua pemberitaan yang jauh dari kebenaran itu. Tapi nyatanya tidak. Ekspresi Aldi biasa saja, malah setelah membaca sekilas, ia menaruh majalah itu ke atas nakas yang ada di samping tempat tidur.

"Kamu kok biasa aja sih, yang??" Tanya Salsha bingung.

"Terus aku harus gimana?" Aldi balik bertanya, ia juga merasa bingung.

"Ya ga gimana-gimana sih. Tapi ekspresimu itu, seenggaknya kaget kaya aku..." Jawab Salsha.

"Hhmm... Aku bingung juga mau gimana-gimana. Kan cuma gosip, biarin aja. Paling bentar lagi juga hilang." Kata Aldi dengan santai.

"Tapi sayang, ini udah hampir dua minggu pernikahan kita diberitain dimana-mana. Ya kita dibilang kawin paksa, dijodohin, pokoknya aneh- aneh deh." Kata Salsha.

"Asal beritanya ga sampai ngerugiin kita aja, yang... Kalau sejauh ini ga ngenganggu, aku sih fine aja." Kata Aldo dengan santai sambil mengangkat kedua pundaknya.

"Hmm... Iya juga sih. Yang tahu tentang kita kan, ya kita juga. Ga usah peduliin perkataan orang lain. Lagian kita juga ga minta makan sama mereka." Kata Salsha sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

Aldi tertawa kecil. "Nah tuh, tumben bener!"

"Salsha gitu loh." Kata Salsha menyombongkan diri. Aldi merasa gemas melihat tingkah istrinya. Ia lalu mematikan laptop dan menaruhnya ke atas nakas. Setelahnya, ia memeluk tubuh istrinya dengan erat sambil mencium pipinya berkali-kali. Salsha yang merasa geli dengan tindakan suaminya jadi tertawa dan sedikit berontak.

"Ald... Geli..." Kata Salsha sambil tertawa dan berusaha menjauhkan Aldi yang sedang menciumi lehernya.

"Habis kamu, gemesin banget." Kata Aldi.

"Udah ah, aku ngantuk nih. Bobo yuk." Ajak Salsha. Aldi pun berhenti dan menatap Salsha dengan bingung.

"Yaaaahhhh... Masa langsung bobo sih, yang. Baru juga pemanasan."

Kata Aldi.

"Kamu pengen ya??" Tanya Salsha, menggoda. Aldi mengangguk dengan cepat dengan wajah gembira dan penuh semangat.

"Ada syaratnya." Bisik Salsha di telinga Aldi.

"Apa??" Tanya Aldi penasaran.

"Pjitin kepalaku dulu ya... Agak pusing nih..." Rengek Salsha.

"Hm. Modusmu, yang... Manja banget." Kata Aldi.

Salsha tertawa kecil. "Biarin, kan manjanya cuma sama kamu."

"Iya-iya... Balik badanmu, aku pijitin dari belakang." Kata Aldi. Salsha pun menurut dan memposisikan tubuhnya sesuai dengan permintaan Aldi, sehingga ia membelangaki Aldi.

Kemudian Adi mulai memijit pelan kepala Salsha, dan Salsha sendiri merasa nyaman dengan sentuhan Aldi.

"Kamu kok masih pusing-pusing sih? Kamu ga minum vitamin lagi?"

My Love My Enemies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang