Part 1

18.7K 661 6
                                    

Happy Reading!

Namaku Indira Putri Adri wulandari. Aku biasa dipanggil Dira. Umurku baru saja menginjak 16 tahun dan aku masih duduk di bangku kelas XI di SMA swasta yang ada di desaku.

Aku memang tinggal di desa. Desa dimana tempatku tinggal ini memang masih asri, karena disini masih banyak pohon- pohon besar yang dapat tumbuh bebas di sekitar rumah penduduk yang menetap di desa.

Aku memiliki dua orang kakak laki- laki dan seorang kakak perempuan. Kak Dava, Kak Divo, dan Kak Kiran. Kak Dava dan Kak Davo itu kembar identik. Wajah mereka sangat mirip. Tapi, untuk orang yang sudah sangat dekat dengan mereka, pasti mudah untuk mengenali mereka.

Kak Dava dan Kak Divo berkerja di salah satu cabang perusahaan kelapa sawit bersama dengan Ayahku yang sudah hampir 25 tahun mengapdi pada perusahaan tersebut. Ibuku sendiri pun juga seorang wanita karier. Beliau menjadi pegawai negeri sipil di dinas pendidikan yang ada di wilayahku. Sedangkan Kak Kiran sendiri, ia baru saja masuk ke perguruan tinggi di Kota. Kak Kiran adalah perempuan cantik dengan segudang prestasi yang telah diraihnya. Membuat banyak laki- laki langsung jatuh hati padanya. Sempat beberapa kali aku memergokinya dengan seorang laki-laki yang sedang menyatakan cintanya. Namun yang ku dengar, ia selalu menolak mereka tanpa ada alasan yang jelas.

Kembali padaku. Aku adalah orang yang pendiam. Aku tak akan berbicara jika itu tidak penting. Sebenarnya dulu aku tak begini. Aku yang dulu adalah orang yang banyak tingkah dan tak bisa diam. Selalu saja ada sesuatu yang aku lakukan. Karena bagiku, diam itu membosankan. Namun, setelah aku menyadari sesuatu yang terjadi di keluargaku, aku berangsur- angsur berubah.

Keluargaku memang bukan keluarga yang harmonis. Pasti ada satu atau dua hal yang dapat memicu kerenggangan dalam hubungan kami. Termasuk aku dan kedua orang tuaku. Ayahku sangat menyayangi Kak Dava. Kak Dava, dengan sikap dan pembawaannya yang dewasa, serta kejeniusannya yang diwariskan dari Ayahku, membuatnya sangat di sayangi oleh Ayah. Apalagi saat ini Kak Dava sedang dipromosikan untuk naik jabatan menjadi Kepala HRD di perusahaan tempatnya bekerja.

Sedangkan Ibuku, ia sangat menyayangi Kak Kiran. Dengan Kak Kiran yang selalu berprestasi di sekolahnya, membuat ibu selalu membanggakan Kak Kiran pada semua orang.

Kedua orang tuaku itu sangat perhatian pada anak kebanggaan mereka masing-masing. Hingga mereka lupa akan adanya aku di rumah ini. Tetapi, aku bersyukur karena masih ada Kak Divo yang mau memperhatikanku. Memberiku kasih sayang dan senantiasa menjagaku.

Kak Divo itu sama sepertiku. Sama-sama kurang kasih sayang dari kedua orang tua kami. Karena kami berdua adalah anak yang terlupakan di rumah ini. Mereka hanya akan mengingat kami jika mereka butuh. Sebenarnya aku sudah muak pada mereka. Tetapi Kak Divo selalu menasihatiku untuk selalu bersabar menghadapi mereka.

Aku selalu bertanya-tanya apa alasan dan penyebab Ibu dan Ayah yang seakan lupa pada kehadiranku dan Kak Divo jika mereka dihadapkan pada anak kesayangan mereka. Mereka seolah-olah menganggap kami sebagai makhluk tak terlihat. Jadi, mereka berempat asik bersenda gurau tanpa merasa terganggu dengan adanya kami di hadapan mereka.

Tapi setelah beberapa tahun, aku sudah terbiasa dengan sikap mereka. Tapi, yah, sifatku pun juga ikut berubah. Aku menjadi lebih banyak diam jika di rumah. Kemudian, aku yang terbiasa dengan sifat itu, membawanya dalam lingkungan sosial dan pergaulanku. Maka dari itu, aku hanya punya sedikit teman dekat.

Namun berbanding terbalik jika aku sudah mengenal orang itu. Aku akan kembali menjadi sosok Dira yang dulu. Dira yang akan selalu bertanya tentang segala hal yang membingungkannya atau hal-hal yang tidak ia mengerti. Dira yang tak akan segan-segan untuk menjahili seseorang. Dira yang akan berubah manja dan keras kepala dalam waktu bersamaan dan Dira yang akan bertingkah seperti remaja pada umumnya.

Aku sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Karena di sampingku sudah ada dua kawanku yang selalu setia menemaniku selama ini. Mereka, Vio dan Dizi. Aku mengenal mereka sejak kecil. Dan mereka pun juga sudah tahu, apa yang terjadi pada keluargaku. Adanya mereka berdua, membuatku merasa cukup.

Dan untuk soal percintaan, aku bisa dibilang masih terlalu tabu dengan hal-hal yang seperti itu. Selama ini mungkin aku hanya mengenal cinta dari kak Divo dan kedua sahabatku. Maka dari itu aku masih terlalu asing dengan kata cinta. Tapi bukan berarti aku tidak tahu apa itu cinta. Cinta adalah saat dimana jantung berdegup dengan kencang, dimana saat kau merasakan kupu-kupu berterbangan di perutmu saat kau berada di sekitarnya, dimana kau akan menantinya dengan tulus dan setia, dan saat dimana kau akan memberi dengan rela.

Jangan tanyakan darimana aku tahu semua itu. Aku adalah novel holic. Aku sudah membaca puluhan novel yang bergenre romance yang isinya tentang segala sudut pandang dari cinta.

Tapi untuk merasakan sendiri apa itu cinta, aku belum pernah. Karena, yah, aku belum terlalu tertarik untuk merasakan cinta itu sendiri.




To be Continued

Hai hai
Maaf, pendek.
Untuk bagian part ini memang sengaja di buat pendek, karena khusus buat perkenalan. Tolong tinggalkan jejak berupa vote dan commentnya ya..
Terimakasih,
Salam :)

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang