Mereka semua duduk disofa, berkumpul ditempat awal dimana mereka baru saja sampai, sementara Ed duduk diatas kursi rodanya dan membuka percakapan ketika ia fikir semuanya sudah siap.
"Pertama-tama, kita bahas kasus kematian Emilia Hatshaw." Ed membagian kertas berisi data-data yang ia kumpulkan.
"Hmmm, aku merasa ada yang janggal dengan kematian Emilia, aku sangat ingin pergi ke TKP, tapi tak pernah sempat. Apakah hotel itu masih beroprasi seperti biasa?" tanya Ken. Ben menjawab.
"Ya masih, tapi sudah mulai kurang diminati. Hotel itu terkenal angker pasca kematian Emilia. Paling ramai oleh para pemburu hantu, mereka bilang tempatnya cukup lumayan seram"
"Hotel dengan tema Gothic memang selalu terkesan seram, kupikir kita perlu kesana, iya kan?" ujar Claire. Semuanya mengangguk.
"Tapi bagaimana dengan FBI dan CIA? Apa saja yang mereka lakukan? Bukannya mereka selalu superior dalam menguak kasus seperti ini?" Tanya Claire.
"Claire, FBI dan CIA sudah tak segarang dulu, bahkan mereka mengandalkan data-data dari Deep Web untuk menyelesaikan kasus mereka, performa mereka menurun drastis." jawab Ed sambil terkekeh. "Aku biasa melihat mereka "patroli" di Deep Web. Entah untuk apa."
"Ya, mereka terlalu nyaman memainkan berbagai macam konspirasi, menyalahkan pihak lain atas kekacauan yang mereka buat. Mereka jadi tak sewaspada dulu." tambah Ben. "Tapi kita tak akan mengusik mereka, biarkan saja mereka tertidur di zona nyamannya"
"Jadi? Apa itu artinya mereka mengetahui sesuatu tentang kasus ini tapi tak mengatakannya pada publik?" tanya Ken.
"Sepertinya memang begitu," jawab Ed cepat, "bukannya mereka sudah sering seperti itu?" Claire mengangguk setuju.
"Lagipula akan sangat beresiko bila kita mengusik mereka." Ucap Caire, wajahnya menunduk "Aku tak akan sanggup melawan orang-orang dibelakang mereka. Karena kalau itu terjadi bukan hanya kita yang habis, tapi orang lain juga, orang-orang yang tak tahu menahu mengenai ini."
"Baiklah, kita tak akan berurusan denga FBI atau CIA itu, dan Deep Web adalah kumpulan penjahat kelas berat, rajanya ada di palung terbawah, tak tersentuh. Segala sesuatu didalamnya sangat sensitif dan berbahaya. Bahkan kita pun tidak bisa memastikan kebenarannya" Ujar Ken.
"Ngomong-ngomong soal raja di palung terbawah Deep Web, Ken, jangan salah Claire pernah berurusan dengannya." ujar Ed bangga, Ken terbelalak tak percaya "Bahkan Claire membuat perjanjian dengan mereka."
"Uh, Ed, aku juga tak tau dia siapa, mungkin saja dia hanya mengaku-ngaku semata untuk menggertakku. Itu semua juga atas bantuanmu. Soal perjanjian itu, aku tak mau ambil pusing, aku tak percaya dengan mereka" Claire menanggapi kata-kata Ed, Ben membuka mulutnya hendak bicara.
"Oh aku mengerti, jadi karena itu gerakanmu sangat teratur dan hati-hati, Claire. Kau tak mau kembali berurusan dengannya kan? Pasca kasus yang menimpa Kevin Foster itu, kau langung mundur secara perlahan lalu menghilang. Bagai ditelan bumi." Ben mulai mengintrogasi Claire, Claire menghela nafasnya, kepalanya menggeleng.
"Aku tak menghilang, kalian kan tahu aku ada dimana." Claire terdiam lalu melanjutkan kalimatnya. "Aku hanya berfikir bahwa sepertinya waktu itu aku masih terlalu muda untuk hal semacam itu" Claire menghela nafasnya.
"Tapi kau bisa menggunakan perjanjian itu Claire," ujar Ken "ya, meskipun belum jelas kepastiannya"
"Aku tak mau mereka sampai ikut campur Ken, mereka merepotkan"
"Baiklah, kembali ke fokus awal, aku sudah mempelajari data yang kau beri padaku Ed, ini sangat menarik. Kalau begitu aku ingin memulai dengan cara paling halus, jadi Claire, bersiaplah!" Dari samping Ken menatap Claire yang melemparkan senyum manis kearah Ben.
"Haha, mulai dari yang paling halus katamu? Claire tak sehalus itu" Ken tertawa terbahak-bahak.
"Hey sipit, kenapa kau bilang begitu? Apa selama ini permainanku kurang halus, huh!!" Claire tak terima.
"Halus secara fisik, tapi kasar secara mental. Itulah yang kusuka dari Claire." Ujar Ed, Ben mengangguk setuju. Ben menjelaskan alasannya kenapa ia memilih Claire bergerak terlebih dahulu dibanding Ken.
"Iya, Ed benar, karena kalau aku memilihmu lebih dulu Ken, rencana kita pasti berantakan, rencana kita tak akan bertahan selama satu jam kalau kau yang memulainya. Bukan maksudku untuk meremehkanmu, tapi aku sudah hafal betul karaktermu seperi apa, dan target kita yang akan kita hadapi ternyata cukup spesial. Jadi aku harap Claire bisa bertahan sedikit lebih lama dibanding biasanya, target kita kali ini sepertinya orang yang cukup sulit"
"Aku mengerti Ben, jangan khawatir. Aku bisa jaga diri" Claire tersenyum berusqha meyakinkan semuanya, tapi Ken menatap tajam wajah Claire yang terlihat santai. Sesuatu di hati kecilnya seakan tak terima dengan keputusan Ed dan Ben, bukan karena mereka tak memilihnya terlebih dahulu, melainkan ia diam-diam mengkhawatirkan Claire. Kenapa harus Claire, bukankah Ben juga bisa memulainya? "Claire, si umpan hidup." Ucapnya pelan disela-sela lamunannya. Claire menoleh dan menepuk pundak Ken.
"Bagus juga kata-katamu Ken! Claire the Living Bait. Tulis itu di biodataku Ed, dan cantumkam nama Ken dibawahnya!" Claire melompat senang karena ia punya nama panggilan baru, dan dia terus menerus tertawa. Ed tersenyum lebar sedangkan Ken risih melihatnya.
"Besok kita mulai, Claire sebaiknya kau bersiap." Ajak Ben.
"Tentu Ben, setelah aku mengabiskan makanan ini" Claire langsung merengkuh snack diatas meja dan mengunyahnya satu persatu. Tapi ia langsung berhenti ditengah-tengah kunyahannya lalu menatap Ken.
"Tapi Ken, berbicara mengenai perjanjianku. Apa yang kau ketahui?" Tanya Claire kepada Ken, matanya menatap tajam.
"Aku tau apa tentangmu Claire, haha!" jawab Ken enteng, Claire langsung memalingkan wajahnya, kembali menikmati camilan didepannya. "Hanya kaulah satu-satunya yang mengetahui perjanjian itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND THEIR MASK
Mystery / ThrillerCoz peoples used to judge the book by its cover. #Thriller #Action #Detective