Bagian 3
Sebenarnya meskipun nilai IPA dan IPS ku lumayan bagus, jika ditanya soal hati aku lebih suka IPS, hanya saja karena gengsi jadinya masuk IPA. Di kelas IPA saingan lebih banyak, teman-teman dekatku lebih banyak disana. Aku suka teman SMA ku, meskipun kami bersahabat, tapi tolerasi dalam mengejar prestasi itu luar biasa patut diacungi jempol, tidak ada contek-contekan, jika lagi dibutuhkan kerja sama barulah tugas diselesaikan bersama-sama, kami betul-betul bersaing dengan sehat tanpa ada yang saling menyudutkan baik di sesama teman apalagi kepada guru.
Rasa-rasanya saat kelas X dulu aku masih lumayan cuek, cerewetku mulai muncul dan semakin meningkat saat naik dikelas XI. Entahlah, aku tidak tahu pasti penyebabnya, mungkin saja karena kondisi teman-temanku yang mengharuskan, atau karena memang sudah alamiahnya demikian. Sejak sekolah dari mulai SD, kurasakan diriku jauh lebih buruk, belajar sudah mulai malas-malasan, tugas dikerjakan saat deadline, bahkan saat ulangan semangatnya kendur untuk mengejar niali 100 J. Wajar kan ya, namanaya juga masih SMA, masih banyak yang buru rengking (bureng). Kisah kelas XI SMA ku terlampau jauh di luar dugaan, di tingkat ini jika ku ingat-ingat sebulan 2 bulan aku mulai akrab dengan Aini yang sebelumnya teman kelas Ainah di bangku kelas X dulu. Aku sudah lupa alur kisah yang membuat kami selengket ini. Ke kantin sama-sama, di kelas sering duduk berdua, asal di kata saudara kembar, dimana ada aku di situ ada dia.
Seiring berjalannya waktu aku dan Aini semakin akrab, hinga kami memutuskan untuk duduk sebangku. Meski tergolong orang berada sedikitpun dia tidak menampakkannya. Gaya hidup sederhana, apa adanya, tidak seperti anak orang kaya kebanyakan yang selalu update dan upgrade diri baik dari segi fashion, style dan dalam bentuk yang lain. Jika dilihat sekilas tidak ada yang menarik darinya, layaknya siswa SMA pada umumnya. Bahkan di awal mengenalnya dia hanya berjalan kaki sekitar 3 kilometer ke sekolah. Sesekali aku ke rumahnya, dari sanalah aku belajar tabiatnya dimunculkan karena keluarganya, merekalah yang mengajarkan kehidupan sederhana.
Sungguh itulah yang aku sukai darinya, karakter dan pembawaan yang sulit di dapatkan untuk dijadikan sahabat dengan kondisi zaman seperti sekarang. Seperti slogan tidak ada yang gratis, banyakan teman dipilih dan dipilah tidak lain karena materi. Yang hedonis cenderung suka pada yang hedonis, sangat jarang bergaul pada mereka yang hidupnya biasa-biasa saja.
Bicara mengenai pelajaran aku dan Aini agak sedikit mines, ya wajar saja, jika dilihat dari segi akademik ia kurang tertarik. Dan siapa sangka dibalik penampilannya yang sangat senang memakai sweater tidak perduli dengan teriknya matahari itu, dia memiliki pita suara khas yang lembut, saat bernyanyi misalanya, suaranya meneduhkan dan seingkali berduet dengan beberapa teman cowok di kelas kami, akupun yang tidak menyukai musik ikut terhibur.
Jika sedang di dekat Aini kadang kala ia memakai headsat, dan dia akan fokus bernyanyi kecil di sampingku, terkadang lupa ada aku di dekatnya. Aku begitu suka degan hp nokianya, meski aku lupa type apa yang sering dibawanya kemana-mana. Satu hal yang juga menarik dari Aini dia sangat suka sekali foto landscape, teman-temanku tidak sedikit yang memasukkannya dalam kategori foto genic.
Benarlah istilah, seseorang itu tergantung teman dekatnya atau paling tidak akan mengikuti watak teman dekatnya. Benar saja, karena aku yang amat lumayan cerewet sejak naik kelas XI, Aini yang lebih pendiam akhirnya ikut tertular denganku.
Tidak berselang lama, karena saking nyamannya jalan bareng dengan dia, tidak hanya teman kelasku, tapi juga di kelas lain bahkan guru kami melihat kedekatan kami, jika ada dari mereka yang mencariku tentu bertanya ke Aini, atau sebaliknya jika mencari Aini pasti bertanya ke aku.
YOU ARE READING
Sahabat dan Cinta
No FicciónIni merupakan kumpulan dari pegalaman baik dari penulis, lingkungan sekitar dan orang-orang di sekelilingnya. Sebagai pengingat sejatinya setiap yang terlewati selalu tersimpan hikmah besar bagi mereka yang ingin mengambilnya. Dikarenakan sebab ter...