Saya sudah lelah. Lelah dengan semua ini. Semakin saya berjuang, justru semakin sakit. Saya tidak tahu harus melakukan apa lagi. Saya hanya ingin menyerah. Hanya ingin pasrah.
Semakin saya berusaha melepasnya, justru semakin sakit ulu hati ini. Semakin saya berusaha untuk melupakannya, semakin teringat akan segala tentangnya. Semakin saya berusaha untuk mengikhlaskan, semakin tak rela raga ini.
Saya hanya ingin tersenyum saat di depannya, tanpa ada rasa. Saya hanya ingin duduk di sampingnya, tanpa sebuah makna. Saya ingin mengasihinya, tanpa sebuah cinta.
Saya tidak pernah menyesal karena mengenal dan jatuh cinta padanya. Saya tidak akan menyalahkan takdir maupun sang cinta, karena yang berhak dan patut disalahkan hanyalah saya.
Tuhan, tolonglah. Jika ia bukan takdirku, maka hilangkanlah rasa ini. Jika ia bukan untukku, maka jauhkanlah ia dari hati dan benakku. Bimbinglah aku pada takdir terbaik-Mu. Aku sudah sangat lelah, letih, dan lemah menerima semua rasa sakit dan beban hati ini. Berikanlah aku sedikit rasa cinta kepada seseorang yang patut aku cintai dan mencintai aku setulus hatinya. Bawalah ia padaku untuk mengobati tiap goresan bahkan tusukan luka di hati ini. Aamiin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Karya Kecil Titipan Tuhan
PoetryAku hanya bisa berkata-kata, dan hanya bisa berpasrah Kepada-Nya. Bukan hanya tentang seonggok cinta, tapi bagaimana si hidup itu ada, bagaimana si hidup itu berjalan, dan bagaimana si hidup itu pergi kembali ke Sang Pencipta-Nya.