Empat

16 5 2
                                    

      Hampa.

      Kosong.

Begitulah perasaanku saat ini. Aku bagaikan mati rasa. Tak dapat merasakan yang namanya mencintai maupun dicintai. Hanya dapat menatap kosong pada jendela dunia ini.

Aku bagaikan si buta yang hanya bisa meraba kasarnya dunia dibalik kekelaman segala takdir. Tak ada cahaya yang rela sedikit saja kupinjam untuk menerangi hidupku. Bahkan segala cobaan terus menghantam dengan kerasnya kekelaman ini.

Tidak berdarah, namun terasa sakit. Tak ada setetes darah pun merembes pada hati ini. Namun sakitnya luar biasa mengerikan.

Ku berpikir dan terus berpikir. Seandainya 'Dia' masih baik padaku memberikanku sebuah pilihan. Pilihan untuk tinggal di balik hitamnya dunia, atau pergi ke Sisi-Nya, maka aku akan pergi. Setidaknya Rengkuhan-Nya sehangat Mentari, walau diriku masih dalam kegelapan yang sangat menyakitkan.

Sebuah Karya Kecil Titipan TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang