»» teror ««

1.3K 264 11
                                    

"Dduuhhhh, ngapain sih si Seungjae ini nelpon gue muluuu sebel gueee!!!"

Gue geregetan sendiri. Tiduran di sofa guenya, dan pacar gue, si Taeyong lagi nugas di karpet.

Nyokap arisan. Abis dianter Taeyong. Kesenengan banget lah jelassss. Nyokap lebih suka dianter Taeyong ketimbang sama gue arisannya.

"Yong," gue melas ke Taeyong yang nyemil kacang rebus sambil nugas. Duh, gue doain jerawatan tau rasa lo!!

"Apa sih, Babe?"

"Ini gue digangguin."

"Diganggu siapa?"

"Mas-mas tukang sales kecantikan. Sebel gue diteror melulu dari kemarin."

"Bentar gue tinggal bikin simpulan. Abis itu gue dengerin curhatan lo ya, Sayaaang. Sabar."

Udah sibuk gitu ya, dia masih sempet ngusap kepala gue. Walau agak kecolok mata gue sih soalnya dia posisinya ngadep laptop bukannya ngadep gue.

Gue tungguin lima menit, terus gue denger dia nutup macnya. Sekarang dia duduk di sofa, sambil ngangkat kepala gue ke pangkuannya. Dia ngusap rambut gue alusan gitu. Ya Lord, waktunya stop bentar gak bisa?

"Siapa yang ganggu kamu?" Taeyong noel hidung gue. Geli.

"Ini," gue nyodorin ponsel. Dia baca chat Seungjae. Sambil ketawa dia masih ngelus rambut gue. Gemes ya, gue ambil tangannya sama gue gigit ujung telunjuknya.

"Sakit, Jis," dia bilang gitu tapi matanya fokus ke ponsel.

Gue ganti mainan tangan Taeyong. Nyamain tangan kita yang aslinya ya beda jauh. Abis itu masukin kelingkingnya ke hidung gue siapa tau ada upil.

"Jorok, ih!" dia bilang gitu tapi nggak berontak hahaha, terbaik.

Gue ambil tissue, bersihin tangan dia. Abis itu gue duduk senderan di bahu dia. Pokoknya hari itu adalah hari uyel gue ke Taeyong.

"Udah," dia ngasih ponselnya ke gue lagi. "Terus kenapa?"

"Risih, Yonngg."

"Ya diblokir aja apa susah?"

"Blokir nih?"

"Terserah kamu lah, Sayaaangg."

Gue sibuk blokir si Seungjae ini, sekarang ganti Taeyong yang uyel ke gue. Dia ngiket rambut gue sembarang. Mana ngiketnya pake karet gelang bekas bungkusan nasi goreng semalem.

Hmm, gini amat kita pacaran.

"Udah," gue naro ponsel gue di atas meja. Dan di saat yang sama Taeyong udah nguncir rambut gue. Walau hasilnya berantakan.

"Keren," kata dia puas. "Besok gue bakalan ahli nguncir anak-anak kita kalau lo nggak di rumah pas sore, Jis. Siapa tau lo arisan, dan jatah gue mandiin anak-anak kita entar."

Gue cuman ketawa aja. Wajah Taeyong berbinar pas liat kuncir rambut gue.

"Yong. Pernah diteror nggak? Di spam chat kayak Seungjae ke gue gitu," gue senderan lagi ke bahunya Taeyong.

"Pernah sih. Sampe sekarang masih ada. Tapi ya nggak gue bales. Paling gue mute chat dari dia. Kalo kelewatan ya gue blokir sekalian," kejam juga cowok gue.

"Fans lo banyak dong???"

"Hahaha, nggak penting. Jisoo yang lebih penting."

Entah kenapa, dari semua hari, saat gue nyender di bahunya Taeyong, di hari itu adalah hari paling nyaman senderan di sana.

He was mine, and always mine.

Say amen please huhu :3

[2] katanya mantan; lty »» kjsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang