02

17 0 0
                                    

Setelah mengambil seratus nasi kotak di tempat catering nya berproduksi, Katya menuju Malioboro dengan mobil Brio abu-abu miliknya. Di belakang joknya sudah banyak plastik-plastik putih berisi nasi kotak. Aroma macam-macam pun tercium didalam mobilnya.

Ini merupakan salah satu hal yang sering ia lakukan sejak setahun yang lalu. Memberi nasi kotak kepada orang-orang yang berada dibeberapa tempat di Malioboro atau daerah Yogyakarta lainnya.

Katya memakai uang yang dikirim oleh Mama kandungnya untuk dibagi-bagikan ke orang-orang yang membutuhkannya, salah satunya adalah seperti ini. Uang yang tidak pernah ia sentuh untuk hal pribadi. Oleh sebab itu, Katya memilih untuk menjadi filantropi dengan melakukan hal yang menurutnya sangat menyenangkan. Karena sedari kecil, ia memang sangat suka berbagi kepada siapapun itu.

Setiap hari Selasa, Kamis dan Minggu tepat pukul jam empat sore. Katya turun kejalanan untuk membagikan makanan tersebut, sendirian ataupun ditemani beberapa karyawannya. Dan saat ini adalah hari Selasa.

Katya menenteng dua plastik besar berwarna hitam di tangan kanan dan kirinya. Masing-masing plastik berisi nasi kotak, sementara sisanya berada didalam mobil yang dia parkirkan tidak jauh dari tempat itu. Gadis itu mulai membagikan nasi kotak itu ke beberapa orang.

"Permisi pakde."sapa Katya ramah kepada salah satu tukang becak yang berada disitu. Katya memang terkenal di Malioboro, beberapa penjual atau tukang becak pun akrab dengannya. Ia dikenal dengan gadis berhati mulia.

"Eh Mba Katya, sudah mau jalan? Perlu pakde bantu?"tawar Pakde Budi.

Katya menggeleng,"Mboten sisah pakde, matursuwun. Saya lagi kepingin jalan kaki aja,"tolak Katya dengan halus. Memang, biasanya Katya dibantu oleh tukang becak yang mengantarkannya kemana-mana agar mudah. Apalagi ia harus jalan jauh di sepanjang Jalan Malioboro.

Namun kali ini, Katya memilih untuk berjalan kaki. Katya memulai dari Malioboro 0 km.

Suasana Malioboro seakan tidak pernah sepi oleh wisatawan luar/dalam negeri. Perempuan itu berjalan menyusuri jalan, Katya memandang beberapa bule yang menurutnya hottie.

Katya menghampiri seorang nenek tua berumur kisaran 50 tahunan yang duduk beralaskan koran seraya menyender pada sebuah pilar lampu. Nenek itu berjualan kacang rebus setiap harinya, mulai dari siang hari hingga Malam hari.

"Selamat sore, Mbah."sapa Katya ramah.

Nenek itu mengadahkan kepalanya, lalu ia tersenyum."Sore, Mbak Katya,"

"Gimana Mbah jualannya hari ini? Lancar?"

Nenek itu menggeleng lemah,"Baru terjual dikit nduk."

Katya kemudian memposisikan badannya hingga terjongkok,"Pasti laku keras kok mbah. Semangat ya Mbah! Ini buat makan, biar energi Mbah nambah. Nasi ayam bakar plus tumis pare ikan asin mantep deh pokoknya!"gadis itu menyodorkan nasi kotak berwarna putih itu.

Nenek yang akrab dipanggil Mbah Puji itu mengambil nasi kota itu seraya tersenyum,"Matursuwun nduk. Semoga gusti Alloh membalas kebaikan Mbak Katya."

"Aamiin."Katya kembali tersenyum."Katya lanjut jalan dulu ya Mbah."

Mbah Puji mengangguk,"Hati-hati yo Mbak."

"Nggih, Mbah"balas Katya dengan ramah.

Katya menjalani kegiatan ini dengan senang, hal seperti ini yang mampu membuat mood nya menjadi naik. Ia berjalan dikeramaian Malioboro yang seakan terus ramai tanpa henti, langit sore semakin memperlihatnya oranye nya yang membuat langit Malioboro menjadi indah.

Empat SoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang