"Can I have that a rice box?"suara itu jelas mengagetkan Katya yang sedang menikmati sore nya Maliboro.
"Astaga."kali ini Katya double shock karena melihat siapa yang ada disebelahnya. Turis yang mengaduk-aduk kotak sampah dan berpenampilan acak-acakan kemarin sedang duduk disebelahnya.
Katya tidak salah kan? Kali ini turis itu duduk disebelahnya. Penampilan cowok tersebut jauh berbeda dari yang Katya lihat di hari Kamis lalu.
Katya benar-benar tidak bisa mengalihkan pandangannya dari cowok yang duduk disebelahnya. Rambut cokelat, kulit putih, rahang kokoh, dan mata birunya bak dewa.
"Hello, Miss. Do you hear me?"tanya cowok itu sambil mengibaskan tangannya ke depan wajah Katya.
"Oh sorry, do you want this a rice box?"
Ia memgangguk.
"But, these for some people who works in here. Anyway, I've seen you at Thursday and you look so messy. It's really different what I saw yesterday and now. Was that the same person or what?"
Cowok itu tertawa. Benar-benar indah."Yes that was me! Oh I remember, you saw me messed up the fucking trash, right?"
"Yes, thats why I gave you because I thought you were a beggar."
Cowok itu kembali tertawa, rasanya Katya tidak bisa berlama-lama duduk disebelahnya."So I can't have it? Worry not, I'll pay for this."
Katya terdiam sejenak sebelum akhirnya berkata,"Okay you can have it and you don't have to pay anything."
Katya memberi nasi kotak tersebut."Here for you."
Tangan besar cowok itu menerimanya."Terima kasih."ucap cowok itu dengan lancar.
"Wow you speak Bahasa well,"puji Katya.
Cowok itu tertawa."Saya belajar bahasa Indonesia, thats why."
"Oh, I see."Katya hanya mengangguk.
"Apa kamu dari Yayasan tertentu?"tanya cowok itu.
Katya menggeleng."Bukan, saya punya usaha catering dan setiap hari Senin dan Kamis saya memberi makanan untuk orang disekitar sini. Sudah sekitar setengah tahun saya rutin melakukannya."terang Katya.
"Bukannya ini hari Sabtu? Kamu seharusnya tidak ada jadwal hari ini kan?"
"Itu karena salah satu customer saya yang tidak bertanggung jawab, jadi daripada sayang mending saya bagikan."
"Wow. You've good personality."
"I am not, sir. Saya melakukan ini karena saya ada beberapa hal pribadi yang tidak bisa saya jelaskan."
"Tetap saja apa yang kamu lakukan itu sangat baik."
Langit sudah mulai gelap, Katya mengecek jam yang ternyata sudah jam setengah 6.
"Sudah mulai gelap. I've to go."
Katya langsung berdiri dan mengangkat nasi kotak yang tersisa dikit yang rencananya akan dibagikan ke beberapa orang di lampu merah.
"Nama saya Ben, siapa nama kamu?"
"Panggil saja saya Katya. Saya pergi dulu ya! It's such a pleasure meet you, Ben."
••••
Katya sangat senang memiliki teman seperti kelima cowok yang sedang asik mengobrol perihal Piala Dunia yang tidak Katya mengerti. Setidaknya malam minggu nya tidak pernah sepi walaupun ia tidak memiliki pacar. Meskipun selama ini ia sering diolok-olok oleh beberapa orang karena dianggap tidak mau bergaul dengan makhluk bernama cewek dan lebih sering berkumpul dengan cowok dibanding dengan cewek. Lalu apa yang salah dengan itu?