03

10 0 0
                                    

"Tequila satu galon dong Mas!"seru Katya kepada laki-laki yang sedang membelakangi nya.

Laki-laki itu membalikkan badannya,"Pala lo tequila satu galon. Nih minum Mineral water plus Orange syrup with ice cube."

Mata Katya memandang gelas yang baru saja mendarat di atas meja,"Anjir. Timbang bilang Es Jeruk aja, sok-sok pake Bahasa Inggris."

Rafi terkekeh,"Sengaja. Mau pamer ke lo kalo gue udah bisa speak english."

"Nggak jelas!"sahut Katya seraya meminum Es Jeruk yang baru saja disajikan temannya itu.

Katya meletakkan kembali gelas tersebut. Kemudian melihat kesekelilingnya yang hanya ada office boy mengepel lantai.

"Kok tumben kafe lo sepi banget gini? Biasanya gue ngemper sangking ramenya."
tanya Katya begitu menyadari kafe milik Rafi sangat sepi.

"Kafe gue abis dibooking sama orang buat ngelamar pacarnya. Sweet banget kan? Nggak kuat gue waktu cowoknya ngomong sweet words ke pacarnya. Si cowok bilang gini..'Biarkan aku yang dapat mendengar cerita-cerita sedih dan senangmu setiap harinya. Dan biarkan aku yang melafalkan adzan ke bayi kita kelak.' Buset dah baper gue sebagai jomblo."cerita Rafi dengan antusias.

Namun, Katya mendelik. Merespon dengan wajah menyebalkan,"Biasa aja. Mana sweet nya sih? Sweet itu disaat ada cowok yang mau gendong gue sambil naik Merbabu."

"Ckckckck. Itu mah bukan sweet tapi babu. Lagian lo berat kayak karung beras, mana ada yang sanggup."

"Sembarangan! Berat gue 45, lo nya aja yang lemah."

Rafi menatap Katya tidak percaya,"Anjir demi apa 45? Buset Kat, lo makan banyak tetep aja kurus. Nah gue, lemak numpuk di perut. Makanya gue jomblo."

"Terima aja napa sih kalo lo jomblo. Jodoh udah diatur sama Tuhan, lo nggak perlu khawatir. Mentok-mentok lo dapetin Mbak Yuni."

Katya terkekeh, sementara Rafi memutar bola matanya sebal. Berbicara tentang Mbak Yuni, Katya jadi teringat Gilang dan ucapannya tadi siang yang membuat Katya kesal setengah mati. Itu kali pertamanya Gilang membahas perihal Mama nya. Yang mana hal itu sangat sensitif bagi Katya.

Memangnya salah Katya kalo ia tidak bisa memaafkan apa yang dilakukan Mama nya? Mama nya itu nyaris membuat hidup Katya hancur. Dan lagi-lagi Katya ingin marah sekaligus menangis mengingat masa lalunya. Hidup terbayang masa lalu bukanlah hal yang mudah dan sebisa mungkin Katya membuat dirinya merasa nyaman tanpa membiarkan masa lalu menghantuinya. Namun bagaimana mungkin ia sanggup melakukannya sementara masa lalu nya lah yang secara tidak sadar mengubah dirinya.

Gilang sudah puluhan kali menelpon Katya dan spamming chat LINE-nya, akan tetapi perempuan itu masih mengabaikannya. Sebenarnya, Katya sempat menyesal telah menurunkan Gilang ditengah jalan, namun hal itu adalah bentuk impulsif karena kekesalannya terhadap cowok itu.

Katya menarik nafas dengan kasar.

"Ngomong-ngomong, Gilang mana Kat?"tanya Rafi.

Katya menaikkan bahunya sebagai jawaban tidak tahunya."Lagi males gue sama dia. Jadi lo nggak usah ngomongin tuh manusia."ucap Katya yang membuat Rafi diam, ia sangat kenal Katya maka dari itu ia memilih diam dan tidak berminat untuk bertanya lebih jauh.

Empat SoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang