Aisyah Nur Aulia Akbar

259 6 0
                                    

"Aisyah... Nama yang indah." Gumam seorang laki laki

Oe oe oe...
Terlahirlah seorang gadis kecil bernama Aisyah Nur Aulia, gadis yang menjadi dambaan kedua orangtuanya. Anak kedua dari bapak Rasyid Ahmad Akbar dan ibu Ristanti Aida.

"Alhamdulillah anaknya perempuan mi." Ucap abi
"Bang sini adek kamu udah lahir." Tambahnya lagi kepada anak pertamanya Muhammad Alif Akbar

Dengan muka semangat laki laki muda itu menghampiri umi dan abinya

"Bi dedekna kok gak bita buka mata ya bi?" Laki laki yang baru berusia 3 tahun itu membuka suara, yang membuat umi dan abinya tertawa kecil
"Hahaha, dedeknya masih ngantuk bang" balas umi dengan nada lemah

Kami memang keluarga kecil yang sakinah mawadah warahmah. Bang Alif tidak pernah iri dengan ku, bang alif sayang banget sama aku, aku biasa di panggil ais.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat Aku tumbuh menjadi gadis yang Sholehah katanya, dengan bimbingan abi, umi dan abang tentunya. Saat ini aku duduk di bangku SMA kelas 12 IPA 1, sedangkan abang ku kuliah. Aku memutuskan untuk berhijab saat aku duduk di bangku kelas 10, sampai saat ini, aku memang belum syar'i tapi aku mencobanya untuk jadi lebih baik.

"Dek kamu mau kuliah di mana ntar?." Tanya umi saat menyiapkan sarapan
"Iya dek kamu harus tau mau kemana setelah ini." Sambung abi
"Gak tau deh ais belum kepikiran." balas ku sekenanya
"Kamu mah emang gak pernah di pikirin dek." Sambung bang alif dari atas anak tangga yang dituruninya
"Ih abang sok tau." Balasku agak kesal

"Udah ah aku mau ke sekolah dulu hari ini kan mau latihan ujian sekolah." Aku meminta izin untuk berangkat duluan
"Bareng Abang aja dek, tunggu." Balas bang alif
"Yaudah cepet bang." Sambung ku
"Salim dulu kali ke umi sama abi neng." Sambungnya lagi
"Oh iya lupa aku tuh." Balas ku dengan muka cengengesan

"Mi, bi ais berangkat ya sama bang alif." Aku berpamitan sambil menyalami tangan kedua orangtuanya dan mencium pipinya
"Alif juga ya bi, mi." Sambung kak alif
"Iya hati hati nak." Balas umi dan abi

"Dek kamu udah punya pacar ya?" Tiba tiba kak alif membuka suara, yang berhasil membuat ku membulatkan mata ku
"Ihhhh bang alif SOK TAU." Balas ku dengan kata sok tau yang penuh penekanan
"Itu kenapa semangat banget mau ke sekolah". Goda bang alif
"Serah ais lah. Lagian di islam gak boleh pacaran abang." Jawab ku ketus
"Udah ah bang sampe sini aja." Balas ku dengan nada kesal (pura pura ngambek)
"Emang udah sampe kali." Balas bang alif lagi
"Hehehe Assalamualaikum Abang ganteng." Balas ku sambil cengengesan dan mencium tangan abangnya

Sesampainya di sekolah aku langsung masuk kelas dan mengikuti LUN. Tak terasa UN sudah datang.

"Bismillah aku pasti bisa." Gumam ku yang masih di dengar abi, umi, dan bang alif
"Pasti, anak umi sama abi kan pinternya gak ketulungan." Balas umi memberikan semangat
"Yeay adek Abang kan pinter." Memberikan semangat untuk adik perempuannya ini

"Yaudah mi, bi ais berangkat ya, Assalamualaikum." Aku berpamitan dan berangkat bersama bang alif

Sesampainya di sekolah aku tidak langsung turun dari mobilnya. Aku dan keluargaku termasuk orang berkecukupan, abi adalah seorang pengusaha alat properti, dan umi punya sebuah butik yang lumayan besar dan rame setiap harinya. Setiap keluargaku punya kendaraan pribadi abi, umi dan Abang punya mobil sebagai kendaraan, sedangkan aku punya sepeda motor, tapi jarang ku gunakan. Karena aku lebih memilih naik gojek biar gak ribet.

"Kok gak turun neng?" Tanya bang alif
"Ais gugup bang." Balas ku
"Udah gapapa, kan Allah selalu sama kita." Ucapan bang alif berhasil membuat ku sedikit tenang
"Ok bang Assalamualaikum bang." Ucap ku berpamitan dan keluar dari mobil.

Bismillah Untuk muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang