Takdir Allah

130 2 0
                                    

"Allahu Akbar". Ucap ku kaget
"Aduh mas maaf saya gak liat". Ucap ku dengan menundukkan kepala
"Iya gak papa mba". Balas laki laki itu
"Astaghfirullah". Ucap ku kaget
"Kenapa mba? Kayak liat hantu aja mba". Ucap ali

"Eh gak papa mas, eh ini om yang tadi ya?" Balas ku lagi
"Om??". Balas dokter agam yang tak terima di panggil om
"Apa om? Jiaahh nikah aje belum ente udah jadi om aje haha". Balas ali meledek
"Diem ente li". Balas dokter agam kesal
"Maaf mas, om numpang nanya. Masjid dimana ya saya mau solat". Aku membuka suara
"Oh, di sana". Jawab dokter agam ketus
"Ya Allah ente sama cewek cantik ketus amat, gimana mau laku ente gam". Balas Ali lagi memojokkan dokter agam
Dokter agam hanya diam tanpa suara
"Yaudah mba kita anterin aja ya? Boleh kan?". Ali menawarkan
"Iiiya mas tapi agak jaga jarak ya mas, bukan muhrimnya". Kataku menjelaskan
"Siapa juga yang mau deket deket mba". Gumam dokter agam tapi masih bisa ku dengar
"Sttt, ente ini". Balas ali mengingatkan agam
"Siap mba". Balas ali lagi

Di perjalanan kami bertiga mengobrol, dari obrolan itu aku tahu bahwa kak ali lebih tua dari kak agam. Mereka tidak mau di panggil dokter, om, ataupun pak, mereka lebih suka di panggil kak kalo bukan di jam kerja. Terlebih lagi umur aku hanya terpaut 6 dan 8 tahun saja. Kak agam berumur 26 tahun, sedangkan kak ali 29 tahun. Ternyata mereka bedanya jauh.

"Dari muka aja ketauan mana yang tua mana yang muda". Kata kak agam dengan nada yang datar
"Hehe maaf kak". Balas ku
"Tuh udah sampe". Balas kak agam lagi
"Hehe makasih kakak dokter". Balas ku lagi
"Iya sama sama". Balas mereka serempak
"Yaudah kami pulang dulu". Kak ali berpamitan
" Pulang?" Tanya ku bingung
"Ke tempat kerja maksudnya". Balas kak ali cengengesan
"Iya kak". Balasku

Aku pun menunaikan Solat zuhur ku. Setelah selesai aku mencari letak mobil ku, aku berniat kembali lagi ke butik. Sesampainya di butik aku kembali ke pekerjaan ku, seperti mendesign dan membuat model, bahkan sampai memotong bahan.
Semenjak aku ikut bersama umi di butik, umi jarang datang ke butik. Lebih sering di rumah capek katanya.

Triiiingggg tringgg...

Telfon di meja tamu berbunyi

"Hallo assalamualaikum, disini dream beautique". Balas ku ramah
"Waalaikumsalam mba saya mau ambil jas pesanan seminggu yang lalu". Balas laki laki itu
" Oh iya ini atas nama siapa ya?"
. Balas ku lagi
"Agam. Agam Husein Palefi". Jawab laki laki itu
"Sebentar mas saya cari dulu". Balas ku lagi
"Oh iya mas jasnya udah jadi". Balas ku lagi
"Ok mba kapan bisa di ambil ya mba?" Jawabannya lagi
"Sekarang bisa mas, besok juga bisa, kapanpun bisa mas, asal jangan mas gak ambil aja itu jas, hehe". Kataku mengajak becanda
"Oh ok mba makasih. Assalamualaikum mba". Balasnya sopan
"Waalaikumsalam". Jawab ku menutup telfonnya

"Agam? Kayak pernah denger namanya". Gumam ku
"Udahlah lupain aja, lagi males nginget, hihi". Gumam ku lagi

Karena ku tak ada pekerjaan aku membuka Al Qur'an miliku dan melanjutkan hafalan ku. Tak terasa adzan ashar datang. Aku pun berniat untuk solat. Saat aku ingin pergi mengambil wudhu, tiba-tiba

Klingg... Suara pintu terbuka
"Permisi mba saya mau ambil jas yang tadi saya bilang di telfon". Jawabnya sopan
Tanpa menengok ke arahnya aku langsung bilang
"Maaf mas saya solat ashar sebentar, tidak baik menunda solat". Jawab ku
"Oh iya mba, kalo boleh saya juga mau numpang solat mba". Balasnya lagi
"Oh iya mas silahkan ikut saya". Kataku menengok ke arahnya
"Astaghfirullah, kak agam?". Balas ku kaget
"Kamu? Kok kamu disini?". Balas kak agam
"Iyalah ini kan butik umi saya". Balasku lagi
"Oohh". Balasnya singkat
"Jadi solat gak?". Aku menawarkan dengan nada cuek
"Iya". Balasnya tidak kalah cuek
"Yaudah ikut saya". Balas ku sambil pergi meninggalkan kak agam

Kak agam hanya mengikuti ku dari belakang

Aku langsung masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya, segera aku berwudhu. Setelah selesai berwudhu aku keluar dan meninggalkan kak agam di sana sendiri

Bismillah Untuk muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang