Wall

1.1K 8 2
                                    

∞ Gin POV ∞

"Wua, gawat!" umpatku begitu mendengar suara langkah kaki yang cepat menuju ke arahku. Segera aku mengambil tasku dan berlari, dasar, si brengsek itu tak membiarku lengah sedikitpun!

"Oi, berhenti!!"

Aku semakin mempercepat lariku, sambil melirik laki laki berponi 'v' yang sedang mengejarku. "Ogushi-kun, jangan memaksakan diri! Aku tau larimu lambat kok!" kataku.

Kerutan di dahinya semakin dalam, "Ha?! Sudah kubilang berkali-kali, berhenti memanggilku dengan nama itu! dan juga, kalau kau tau aku lambat, jangan mempercepat larimu!!"

"Habis kalau aku lambat juga, kau akan menangkapku dan membawaku ke ruang konseling kan?! lagipula, kenapa seorang wakil ketua Osis sepertimu berlari seperti siput? Ah, bahkan siput lebih cepat darimu." Godaku.

Dia mengeluarkan bokuto-nya, wua, dia mulai serius!

"Apa kau bilang, bola keriting?!"

Aku memanjat tembok dan segera lompat, "Hah?! Siapa yang bola keriting? Bola ku itu-" belum selesai aku berkata, sebuah batu mendarat ke kepalaku, membuatku jumplang ke belakang, "Siapa yang membicarakan bola-mu?!"

Dia menahan kedua tanganku di belakang, lalu menarikku untuk bangun, "Sakit, sakit, sakit!! Hijikata-kun, jangan kasar-kasar begitu padaku!"

"Diam, sialan. Berkatmu, aku jadi tidak sempat mengunjungi ruang Osis pagi ini.."

"Salahmu yang langsung lari mengejarku tadi pagi."

"Aku tau kalau kau hendak bolos lagi, makanya aku kejar." Dia mengeluarkan Hpnya lalu menelpon seseorang.

"Ah, Kondou-san? aku sudah menangkap si kampret."

"Siapa yang kau bilang si kampret?!" dia menekan tangannya membuatku meringis.

"Ya, aku akan segera menyusul ke ruang Osis begitu aku sudah mengirimnya ke ruang konseling. Baik, nanti kuhubungi lagi."

Haah, padahal aku ingin pergi ke lokasi syuting drama Ketsuno Ana hari ini.. aarg!! Sialan! Kenapa selalu saja ada yang menghalangi keinginanku sih?!

"Jadi.." gumamnya, aku melihatnya bingung, lalu ikut menatap apa yang dia lihat, "Bagaimana caranya melewati tembok ini?" gumamnya bingung.

Ini bisa jadi kesempatan bagus.

"Hijikata-kun, kau saja duluan memanjat, aku akan menyusul." Kataku, "Kau pikir aku semudah itu tertipu? Begitu aku sampai disana, kau akan melarikan diri lagi kan?"

"Tidak kok, ah, atau aku saja yang duluan?"

"Kalau kau duluan, kau langsung pergi meninggalkanku."

Errr.. orang ini benar benar merepotkan.

"Lalu gimana? Aku sudah mengusulkan solusi terbaik dalam kondisi ini, setidaknya pilih salah satu!" ujarku.

"Dua duanya merugikanku, pikirkan cara lain!" balasnya.

"Jangan menanyakan cara padaku kalau ujung-ujungnya kau tidak mau!" bentakku, dia mendecih, lalu melepas dasinya.

"Eh?" kataku, dia mengikat ujung dasinya pada tanganku dan mengikat ujung lainnya pada tangannya. "Oi, Apa ini?! Game buat orang pacaran?!"

"Apa boleh buat! Nah, kau naik duluan."

Aku dengan kesal mengikuti perintahnya, percuma, lari dari orang ini percuma. Yasudahlah..

Aku pun naik lebih dulu, lalu duduk di atas tembok dan mengulurkan tanganku padanya. "Apa?" tanyanya. "Kau tak ingin aku kabur kan? cepat naik, lalu begitu aku turun, baru kau turun."

"Maksudnya?"

Muak dengan kebodohannya, aku menarik tangannya. Sesuai dengan perkataanku, begitu dia duduk di atas, aku turun kebawah.

Aku tidak tau apa yang terjadi, karena tiba tiba dia jatuh ke hadapanku dan kami tersungkur di tanah.

"Erg, kau ini tidak bisa lompat ya?!" seruku. Dia bangun sambil memegang kepalanya, "Apa kau-"

Dia berhenti bicara begitu dia mengangkat wajahnya yang pas berada di depanku, jarak kami yang sempit membuatku bisa merasakan nafasnya, melihat matanya yang membelalak dengan jelas, dan wajahnya yang mulai berkeringat.

Ada apa dengannya?

"Apa?" tanyaku. Hijikata segera bangkit, lalu menarik tanganku, "O-Oi, cepat bangun!"

"Iya, iya."

Sepanjang jalan kami menuju sekolah, dia tak bicara. Aneh, biasanya dia akan menceramahiku panjang lebar..

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 28, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Just Him (Gintoki X Hijikata)Where stories live. Discover now