chap 2

15 0 0
                                    

Febi berjalan di koridor sekolah yang sudah mulai rame oleh siswa siswi yang baru saja datang.

Ia hanya berjalan tidak memperdulikan keadaan di sekitarnya dengan earphone yang sudah ia tempelkan di telinga nya dari masuk gerbang. Ia malas mendengar ocehan yang tidak penting dan gak bermutu dan lebih memilih mendengarkan mp3.

Febi tiba tiba menghentikan langkah kakinya ketika ia merasakan tangan merangkul pundaknya dan menoleh ke samping mengerutkan dahinya.

"ada apa santi? ucap nya sambil menurunkan tangan sahabatnya itu.

"aku panggil dari tadi kau lo ada respon, gak punya telinga kau sekarang? balas santi.

"mata lo deh yang katarak bukan kuping gue yang gak berfungsi"

"apa hubungan nya dengan mata gue, kan lo yang gak denger waktu gue panggil, lo oon ya sekarang".

"santi yang oon kuadrat, lo gak lihat ni gue pake apa" balas febi ketus sambil menunjuk earphone tadi  yang nangkring di lehernya sekarang.

"heheheh sorry deh, mata gue keselo tadi". sambil merangkul febi dan melajutkan jalan nya.

Sampainya di kelas mereka langsung duduk di bangku mereka yang duduk sebelahan, dan udah ada dua orang lagi di belakang bangku mereka yang sudah duduk dengan nyaman sambil bermain ponsel.

"Hey hey hey" sahut santi sambil mengetok-ngetok bangku dua orang yang sibuk sendiri dengan ponsel itu.

"apaan sih san, sibuk gue lagi lihat baju model baru di ollshop juga, ganggu deh" balasnya sambil mengibaskan tangan tanda gak mau di ganggu. " iya nih lo ganggu banget deh san" sahut yang di samping lagi.

"ooyyyy kampret" sambil santi merebut hp dua orang tersebut. "Resek deh lo san" ucap nya serempak.

"lihat deh feb kelakuan dua orang yang lebih oon kuadrat dari gue ini, pagi pagi ngeraba barang mati ini". sambil menatap febi lalu menunjuk dua orang tadi.

"biarin aja napa san,demen banget lo ngangguin ali sama ika" sambil mengambil hp di tanga santi dan menyodorkannya ke ali dan ika. Mereka mengambil hp di tangan febi, "gini dong lo san kayak febi kesayangan kuh ini yang manis calm, gak resek kayak lo" celoteh ali sambil senyum genit ke febi.

"alaaahhh lo caper mulu deh al, gak pagi,siang, sore bosen tau gak sih dengernya" ika memprotes bosan."iya nih" sahut santi sambil memperbaiki duduknya ke depan.

"yee elah kalian sahabat gue harusnya ngedukung gue yang lagi berusaha keras ini, malah protes, jahat deh" dengan nada suara yang di buat buat.

"ogahhhh" santi dan ika sepempak.

febi hanya terkekeh mendengar mereka dan bergumam di dalam hati.

Aku bersyukur mengenal kalian, setidaknya ada cahaya yang mengahangatkan hati ku.

.........

Febi udah berdiri di depan gerbang sekolah dari 15 menit yang lalu sejak bel pulang sekolah, tapi paman rico gak nongol-nongol juga. Ia sudah kesel dari tadi, "awas ya lo rico, gue bacok lo kalau udah nongol" dumel nya sambil menghentak hentak kan kakinya kesal.

20 menit kemudian rico menampak kan diri di hadapan febi. Rico keluar dari mobil menghampiri keponakannya yang sudah kelihatan kesel banget.

"maaf yaa, tadi ada urusan sebentar makanya telat".

"siapa ya gak kenal deh perasaan" sambutnya sambil memalingkan wajahnya.

"kan gue dah minta maaf, udahan apa ngambeknya"

"gue kepanasan dari tadi, laper, haus nunggu lo yang endah di mana itu" bentaknya.

"maaf" ucapnya memelas sambil memegang pundak ponakannya kesayangannya itu.

"bukain pintu mobilnya".

"yee tuan putri" sambil rico membuka pintu mobilnya dan mempersilahkan febi masuk dan menutup lagi pintunya kemudian melangkah masuk juga ke dalam mobil dan menjalan kan mobilnya dengan kecepataan sedang.

Di dalam mobil hening  tidak ada yang membuka suara. Rico fokus menyetir dan febi hanya menatap lurus ke depan.

"Mau beli ace cream di mana", Rico mulai membuka suara dan menoleh ke febi. "katanya tadi pagi ke mall" jawab febi cuek masih menatap lurus ke depan.

Hening lagi tanpa ada yang melanjutka percakapan tadi, Rico menatap febi lagi, tapi kali ini agak lama ia menatap febi kemudian fokus menyetir kembali.

Sebenarnya Rico sangat tau dan mengerti keadaan keponakannya yang sangat kesepian, apalagi sejak ia mulai kuliah, ia harus meninggalkan febi dan melanjutkan kuliahnya pulau jawa. Febi mulai resek padanya sejak ia berangkat kuliah karena jarang pulang karena jauhya lumayan walaupun hanya naik pesawat satu kali, apa lagi di tambah suasana rumah yang sama kayak kuburan cina, mewah tapi sepi. Tapi ia tahu febi begitu karena merindukannya, sebab ia belum pernah  meninggalkan febi dari berumur 3 tahun.

sampainya di mall, Rico memarkirkan mobilnya dan mereka turun dan berjalan memasuki area mall. Febi menatap pamanya itu dan berkata " aku mau di teraktir sepuasnya, awas kalo gak, gue gak mau sapaan sama lo" dengan nada mengancam.

"serah lo dah" balas Rico sambil gandeng tangan keponakannya itu.

"Apaan sih lo, lepasin tangan lo, ntar orang ngira kita pacaran bego" sambil mencoba melepaskan lengannya.

"bodo".

"Gak bisa dapet gebetan dong gue kalua kayak gini"

"gak ada yang namanya gebetan-gebetan, lo masih kecil ntar ti tipu-tipu sama terong-terongan lagi, jadi gak boleh pacaran". tegasnya.

"bentar lagi 17 tahun juga, kecil apanya coba" protesnya.

"belum boleh pokoknya" hardik rico

"resek deh lo" Ucap febi sambil manyun.

Mereka akhirnya sampai di MD's
yang tepatnya di lantai dua. Mereka langsung memesan pesanan mereka.

........

Febi langsung merebahkan dirinya di kasur empuknya dan mengambil hp di dalam tas selempang nya dan membuka grup chatnya di WA yang di namai entah siapa dengan "Warning!! yang berisi chat chat gak penting dari sahabatnya Yang somvlak.  "tiingg" bunyi notafikasi line masuk, dam febi langsung membuka.

Ali
hyee kesayangan ali, ngapain di sana?

Febi pun mulai mengetik untuk membalas chat dari ali.

Febi
Rebahan

Ali
Mau aku temenin kesayangan😃.

Febi
Ogah, mendingan sama bantal dari pada lo al😛

Ali
Jutek sekolii cantik,

Febi
auu ahh al, resek lo.

Febi melempar sembarang hp nya di kasur sambil menghela nafas. tiiing
Terdengar bunyi dari notifikasi line nya lagi, namun ia abaikan saja.

Ia menatap langit langit kamarnya cukp lama dan tertidur.

........

Masih ngambang ya readers
Tunggu aja di chapter selanjutnya
Yang sudah ada konflik batin febi 😄😄

































My Neglected PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang