Tertinggal.

765 63 9
                                    


Kau meninggalkanku,
Dan sekejap udara disesaki oleh rindu.
Rindu datang dari celah-celah pintu,
Celah-celah jendela kembar disudut kamar, atau dari celah-celah masalalu yang kiranya belum kau batasi.

Seketika, fikiranku tertuju padamu.
Tanpa sadar, rindu mulai menggerogoti tubuh dan melumpuhkan indera.

Lalu? Aku harus bagaimana untuk bertahan hidup? Menyampaikan rindu? Tapi, apa pedulimu?
Atau, kubiarkan saja rindu menyiksa
Hingga aku tinggal debu.

Tapi, tahu apa tentang rindu?
Disampaikan atau tidak, dia akan tetap menyakitkan.

Ditulis di Bogor ketika itu, pada bulan Juli tapi lupa tanggal. Tapi inshaallah masih mengingat untuk siapa puisi ini kutunjukkan.

poetry & poemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang