Episode sebelumnya:
Miriam menghisap habis darah seorang pemuda dan menyisakan tubuhnya untuk Shally dan mengingatkan untuk memberikan hatinya pada Simon. Shally pergi ke tepi danau Bloody untuk membangunkan Simon.
"Simon, keluarlah," Shally memanggil untuk kali kedua, "aku membawa sesuatu untukmu. Sesuatu yang paling kau suka.
Shally mencengkeram ujung kantong itu dengan kuat dan membawanya ke hidungnya. Mengendusnya. Baunya lezat. Dari semua daging yang pernah ia rasakan, daging manusialah yang paling disukainya. Dan hati adalah bagian paling lezat dan rapuh. Ya, hati manusia.
Tapi sialnya, ia tidak bisa memakan seonggok hati yang lezat itu. Bahkan mencicipnya sekerat pun tidak. Ia harus menyerahkan semuanya pada si jelek Simon.
"Simon, bangunlah,"
Tidak ada sahutan. Shally menggerutu.
Aku benci melakukan ini. Airnya dingin sekali. Memangnya dia tidak bisa mendengarku? Dasar, si jelek yang manja...
Shally berjalan lebih dekat ke tepi danau, di mana air membasahi bibir pantainya. Kakinya yang putih terasa dingin. Ia benci menginjak lumpur yang kehitaman dan berbau. Shally berjongkok dengan susah payah. Berusaha keras tidak membahasi ujung gaunnya. Sebelah tangannya terulur ke mulut danau, mengusik airnya yang tenang. Sedetik kemudian...GGGRRROOOAAAGGGHHHHH....!!
Akhirnya suara itu muncul. Seperti yang diduganya.
Dasar monster aneh. Mesti dielus dulu baru mau bangun.
Shally berdiri, bersiap menyambut Simon.
Air danau yang tadi tenang, kini bergolak. Seperti ada sesuatu yang besar bergerak di dalam sana. Suara seperti toilet raksasa berdeguk itu terus muncul. Ggggrrroooaaaaggghhhhh.... Ggggggrrrrooooaaaaagggghhhh
Simon muncul. Kalau orang biasa melihat wujudnya, ia bisa muntah. Atau malah pingsan. Atau malah mati mendadak.
Wujudnya setengah manusia, setengah ikan. Wajahnya sangat buruk dengan mata besar yang terus melotot seakan ingin keluar, hidung pesek yang rata dan mulut lebar dengan gigi runcing berlumut.
"Kenapa kau membangunkanku, Shally?" mulut Simot hanya berjarak satu senti dari hidung Shally.
Shally menghindar sambil terbatuk-batuk.
"Astaga, kau bau sekali, Simon! Kapan terakhil kali kau sikat gigi?" Shally menyerahkan bungkusan hati ke dada Simon yang keras seperti batu, "Nih, makan malam untukmu,"
Simon menyambar bungkusan itu dengan tangannya yang berselaput, merobeknya dengan tidak sabar dan sedetik kemudian melotot gembira menemukan seonggok hati segar.
"Hati!" ia mengendusnya dengan hidungnya yang pesek, "sudah lama aku tidak makan hati. Hampir seminggu lebih. Kenapa begitu lama, Shally?"
Shally memandang seonggok hati yang kini dijilat-jilat oleh Simon dengan lidahnya yang kehitaman. Pandangan mata Shally seperti menyesalkan kenapa hati yang segar dan lezat itu harus berakhir di perut makhluk menjijikkan seperti Simon.
"Tidak mudah berburu manusia, tahu," Shally menggerutu, "seminggu satu kali itu sudah bagus,"
Simon tidak menjawab. Ia mulai merobek hati yang masih meneteskan darah segar itu selapis demi selapis dengan gigi-giginya yang tajam. Lidahnya menjilat dan menyesap dengan nikmat.
"Lezat sekali! Siapa yang kau bunuh kali ini, Shally?"
Lagi-lagi Shally menggerutu.
"Kayak kau peduli saja," Shally bersiap berbalik pergi, "Aku mau kembali ke kuil. Nah, nikmatilah makan malammu,"
Simon bersendawa keras. Mengagetkan burung-burung yang hinggap di pucuk pepohonan. Burung-burung itu melesat terbang dengan cepat.
Setelah menelan potongan terakhir makan malamnya, Simon berbalik berenang ke tengah danau dengan suara berisik. A menyelam, menenggelamkan dirinya ke dasar danau. Di sana ia akan tidur dengan nyenyak. Makhluk dari kegelapan itulah yang membuat danau Bloody tampak senantiasa gelap, dingin dan misterius. Tidak ada manusia yang bisa menemukan lokasi danau itu karena aura negatifnya menciptakan semacam tabir tak kelihatan. (bersambung...)
***
Halooo,
Episode kali ini sedikit lebih panjang dari episode kemarin. Aku harap kalian menyukainya. Bagaimana menurut kalian? Aku akan sangat berterima kasih jika kalian mau memberi vote, menuliskan komentar dan merekomendasikan cerita ini kepada teman-teman kalian. Nah, sampai jumpa di episode selanjutnya. Kita akan berkenalan dengan Shally, si abdi yang setia.
Salam,
Linggar Rimbawati
KAMU SEDANG MEMBACA
Drakula Casablanca
FantasyPengantar Halo, teman-teman, Aku sedang bosan menulis cerita cinta, perselingkuhan atau hal-hal yang cengeng. Kali ini aku ingin menulis sesuatu yang berbeda dari kebanyakan cerpenku. Drakula Casablanca adalah novel fantasi pertama yang...