Matahari mulai menunjukkan cahayanya di bumi. Gadis yang sedang mengeluarkan motor Scoopy kesayangannya dari garasi rumah. Tak lama ia membunyikan motornya dan mengendarainya untuk berangkat ke sekolah. Sejujurnya, masih terlalu pagi untuk datang ke sekolah saat ini. Tapi, ia harus bangun pagi dan secepatnya berangkat ke sekolah agar terhindar dari kemacetan di pagi hari. Jarak rumah dari sekolah yang lumayan memakan waktu dan diharuskan untuk menggunakan kendaraan, baik umum maupun pribadi. Maka dari itu ia memutuskan untuk berangkat awal.
Suasana sekolah tidak seperti jalanan yang dilaluinya tadi. Sudah banyak murid dan guru yang mulai memenuhi sekolah. Yah, paginya setiap hari selalu seperti ini, berangkat awal tapi datang seperti orang terlambat.
"Ndah, kemarin kamu kemana? Aku line kok nggak kamu balas? Kemarin kan ada latihan theater." Tanya Fina yang langsung menghampiri Indah yang baru saja menyimpan tasnya di atas meja.
"Aku pergi ke Jeju Cafe." Jawab Indah enteng.
"Gila ya! Kemarin kan ada latihan teater di sanggar. Kamu nggak tau?"
"Tau."
"Trus kenapa KAMU NGGAK DATANG?" Tanya Fina dengan penuh penekanan.
"Malas, emang aku dicariin? Enggak kan?" Timpal Indah yang langsung membuat Fani terkejut sembari menggelengkan kepalanya. Tanda bahwa memang Indah tidak dicari saat latihan teater kemarin.
"Jadi kamu sengaja? Oh aku tau, pasti kamu mau keluar dari sanggar kan? Iya nggak?"ucap Fani berlari menyusuri Indah yang langsung meninggalkan kelas. "Indahh!! Jawab Aku!" Teriak Fani yang masih berusaha mengejar Indah.
"Aku nggak tau Fan."jawab Indah yang tiba-iba berhenti di depan WC perempuan.
"Kenapa sih Ndah? Kalau kamu nggak dianggap di sanggar itu, kamu tunjukkin dong bakat kamu. Gimana kamu mau ngejar mimpi kamu jadi pemain teater terkenal dan memiliki sanggar teater kalau kamu mudah nyerah gini aja."
"Bukan karna itu aja Fan, banyak alasan lain yang harus aku pertimbangkan untuk keluar di sanggar itu. Dan aku takut aku nggak bisa ngelewatinnya."
"Ya udah terserah kamu kalau mau keluar atau nggak. Aku cuma mau ngasih masukan doang. Aku mau kelas dulu." Ucap Fani yang langsung meninggalkan Indah di toilet.
*
"Bentar lagi kita ujian akhir trus kuliah. Dan aku harus ngejar PTN, biar ngurangin beban orang tua daripada aku harus masuk swasta. Dan semua itu harus aku capai dengan belajar. Kalau aku latihan terus-terusan, aku jadi capek buat belajar. Lagipula aku juga nggak dianggap di sana." Ucap Indah kepada Fani saat mereka sedang berada di koridor sekolah menuju ke tempat parkiran sekolah. "Dan aku gak ma..." lanjut Indah
"Stop!!"Potong Fani. "Aku tau, semua orang juga punya pemikiran yang sama kayak kamu. Termasuk aku. Tapi kamu punya mimpi Ndah. Waktu SMP kamu bilang bakalan ngejar mimpi kamu itu walapun banyak halangan."
"Aku bisa lanjutinnya saat kuliah ataupun pas udah lulus. Gampang kan?"
"Terserah kamu deh."
Percakapan mereka berdua pun terhenti saat mereka sudah berada di parkiran. Indah segera memindahkan motornya ke tempat yang lebih renggang dari tempat dimana motornya diletakkan sebelumnya. Ia kembali melihat laki-laki itu, yang sedang mengenakan boomber jacket miliknya. Saat ini yang Indah harapkan adalah mata mereka bertemu seperti di cafe waktu itu. Karena ia ingin melihat matanya, sebagai tanda bahwa mereka saling bertemu walau tak pernah bicara.
YOU ARE READING
If You Wonder
Teen FictionTentang seorang gadis yang percaya bahwa sebuah mukjizat indah akan datang dalam hidupnya. Ia tidak tahu kapan. Tapi Ia percaya. Meski ia tahu jalan menuju hal yang indah itu sendiri perlu perjuangan. Hingga luka-luka datang silih berganti semakin m...